Jurusan Farmasi Favorit di SNMPTN
A
A
A
JAKARTA - Setiap tahunnya selalu ada perubahan jurusan favorit pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Tahun ini jurusan farmasi menjadi favorit pilihan siswa pada seleksi jalur undangan.
Ketua Kelompok Kerja (Pokja) SNMPTN 2015 Muhammad Zainuddin mengatakan, jurusan farmasi pada SNMPTN tahun ini menjadi booming pilihan siswa lulusan sekolah menengah yang melanjutkan ke PTN. Ketertarikan siswa itu, menurut Zainuddin, karena pemerintah menerbitkan PP 51/2009 tentang Pekerjaan Farmasi.
“PP No 51 itu mengatur profesi apoteker sehingga profesi mereka kini diakui dan terjamin. Ini menjadi menarik karena sebelumnya jurusan farmasi kurang diminati,” katanya di Kantor Kemenristek Dikti, Jakarta, kemarin. Berdasarkan data SNMPTN, farmasi masuk daftar 10 besar pendaftar jurusan sains dan teknologi.
Misalnya saja jurusan farmasi di Universitas Gadjah Mada (UGM), jumlah peminatnya sebanyak 5.164 siswa, di Universitas Padjajaran (Unpad) 4.993 siswa, Universitas Hasanuddin (Unhas) 4.605 siswa, dan Universitas Sumatera Utara (USU) 4.430 siswa. Zainuddin menjelaskan, kejelasan profesi apoteker terdiri atas tiga bidang, yaitu distribusi, pelayanan, dan produksi.
Kini, menurutnya, distribusiobatyang dulunya dipegang pedagang besar dan distributor yang tidak diawasi pemerintah harus di bawah pengawasan apoteker dulu. Sementara bidang pelayanan seperti puskesmas di seluruh daerah diwajibkan mempekerjakan seorang apoteker. Adapun di bidang produksi apoteker juga memegang peranan penting.
Adanya regulasi tersebut, menurut Zainuddin, memang niat dari pemerintah untuk mengembalikan profesi apoteker di bidang farmasi yang sesuai dengan UU Kesehatan. Mantan Pembantu Rektor I Universitas Airlangga ini mengungkapkan, sebelum PP tersebut berlaku, peminat jurusan farmasi di Unair hanya 100 siswa per tahun. Namun kini meningkat menjadi 250 siswa per tahunnya.
Meningkatnya minat siswa di jurusan farmasi ini juga berdampak pada menjamurnya jurusan farmasi di beberapa PTN. “Sekarang fakultas farmasi tidak hanya di Pulau Jawa saja. Kini banyak perguruan tinggi di Kalimantan dan Sulawesi yang membuka jurusan serupa. Tuntutan masyarakat terhadap distribusi obat yang benar juga menunjang terjadinya booming jurusan farmasi,” ungkapnya.
Diketahui, jurusan favorit pada seleksi masuk jalur undangan dan tulis (SBMPTN/Seleksi Bersama Masuk PTN) pada tahun sebelumnya adalah jurusan pendidikan keguruan, khususnya pendidikan guru SD (PGSD). Dimulai sejak 2012, jumlah pendaftar PGSD mencapai 126.000 pendaftar, lalu melonjak naik pada 2013 menjadi 379.000 siswa dan kembali meningkat drastis pada 2014.
Booming menjadi guru ini disebabkan adanya tunjangan profesi senilai satu kali gaji yang diberikan kepada guru yang sudah tesertifikasi. Ketua Panitia SNMPTN 2015 Rochmat Wahab menjelaskan, suatu jurusan menjadi booming tidak lepas dari kebutuhan masyarakat. Misalnya sajateknik informasi banyak dipilih karena zaman sekarang era informasi sehingga pekerjaan di bidang teknologi informasi diperlukan di mana-mana.
Lalu booming siswa menjadi guru tidak lepas dari gaji yang tinggi dan sertifikasi. “Daya tarik mahasiswa akan suatu jurusan itu melihat realitas yang ada. Berubahnya booming atas jurusan tertentu menjadi warna tersendiri dalam dunia pendidikan,” terangnya. Ketua Majelis Rektor PTN Indonesia (MRPTNI) Herry Suhardiyanto menambahkan, berubahnya jurusan yang diminati di SNMPTN setiap tahunnya terjadi karena banyak faktor.
Tidak hanya karena perubahan kebijakan yang dibuat pemerintah, tetapi bisa juga terjadi karena siswa melihat peluang jurusan yang mudah dimasuki. “Siswa sudah pintar menghitung peluang. Jika dia ingin sekali masuk ke jurusan tertentu tetapi peluangnya kecil, dia mengalihkan ke jurusan lain yang peluang masuk ke PTNnya besar,” urainya.
Neneng zubaidah
Ketua Kelompok Kerja (Pokja) SNMPTN 2015 Muhammad Zainuddin mengatakan, jurusan farmasi pada SNMPTN tahun ini menjadi booming pilihan siswa lulusan sekolah menengah yang melanjutkan ke PTN. Ketertarikan siswa itu, menurut Zainuddin, karena pemerintah menerbitkan PP 51/2009 tentang Pekerjaan Farmasi.
“PP No 51 itu mengatur profesi apoteker sehingga profesi mereka kini diakui dan terjamin. Ini menjadi menarik karena sebelumnya jurusan farmasi kurang diminati,” katanya di Kantor Kemenristek Dikti, Jakarta, kemarin. Berdasarkan data SNMPTN, farmasi masuk daftar 10 besar pendaftar jurusan sains dan teknologi.
Misalnya saja jurusan farmasi di Universitas Gadjah Mada (UGM), jumlah peminatnya sebanyak 5.164 siswa, di Universitas Padjajaran (Unpad) 4.993 siswa, Universitas Hasanuddin (Unhas) 4.605 siswa, dan Universitas Sumatera Utara (USU) 4.430 siswa. Zainuddin menjelaskan, kejelasan profesi apoteker terdiri atas tiga bidang, yaitu distribusi, pelayanan, dan produksi.
Kini, menurutnya, distribusiobatyang dulunya dipegang pedagang besar dan distributor yang tidak diawasi pemerintah harus di bawah pengawasan apoteker dulu. Sementara bidang pelayanan seperti puskesmas di seluruh daerah diwajibkan mempekerjakan seorang apoteker. Adapun di bidang produksi apoteker juga memegang peranan penting.
Adanya regulasi tersebut, menurut Zainuddin, memang niat dari pemerintah untuk mengembalikan profesi apoteker di bidang farmasi yang sesuai dengan UU Kesehatan. Mantan Pembantu Rektor I Universitas Airlangga ini mengungkapkan, sebelum PP tersebut berlaku, peminat jurusan farmasi di Unair hanya 100 siswa per tahun. Namun kini meningkat menjadi 250 siswa per tahunnya.
Meningkatnya minat siswa di jurusan farmasi ini juga berdampak pada menjamurnya jurusan farmasi di beberapa PTN. “Sekarang fakultas farmasi tidak hanya di Pulau Jawa saja. Kini banyak perguruan tinggi di Kalimantan dan Sulawesi yang membuka jurusan serupa. Tuntutan masyarakat terhadap distribusi obat yang benar juga menunjang terjadinya booming jurusan farmasi,” ungkapnya.
Diketahui, jurusan favorit pada seleksi masuk jalur undangan dan tulis (SBMPTN/Seleksi Bersama Masuk PTN) pada tahun sebelumnya adalah jurusan pendidikan keguruan, khususnya pendidikan guru SD (PGSD). Dimulai sejak 2012, jumlah pendaftar PGSD mencapai 126.000 pendaftar, lalu melonjak naik pada 2013 menjadi 379.000 siswa dan kembali meningkat drastis pada 2014.
Booming menjadi guru ini disebabkan adanya tunjangan profesi senilai satu kali gaji yang diberikan kepada guru yang sudah tesertifikasi. Ketua Panitia SNMPTN 2015 Rochmat Wahab menjelaskan, suatu jurusan menjadi booming tidak lepas dari kebutuhan masyarakat. Misalnya sajateknik informasi banyak dipilih karena zaman sekarang era informasi sehingga pekerjaan di bidang teknologi informasi diperlukan di mana-mana.
Lalu booming siswa menjadi guru tidak lepas dari gaji yang tinggi dan sertifikasi. “Daya tarik mahasiswa akan suatu jurusan itu melihat realitas yang ada. Berubahnya booming atas jurusan tertentu menjadi warna tersendiri dalam dunia pendidikan,” terangnya. Ketua Majelis Rektor PTN Indonesia (MRPTNI) Herry Suhardiyanto menambahkan, berubahnya jurusan yang diminati di SNMPTN setiap tahunnya terjadi karena banyak faktor.
Tidak hanya karena perubahan kebijakan yang dibuat pemerintah, tetapi bisa juga terjadi karena siswa melihat peluang jurusan yang mudah dimasuki. “Siswa sudah pintar menghitung peluang. Jika dia ingin sekali masuk ke jurusan tertentu tetapi peluangnya kecil, dia mengalihkan ke jurusan lain yang peluang masuk ke PTNnya besar,” urainya.
Neneng zubaidah
(bbg)