Kekuatan Kapal Pemukul Milik TNI AL
A
A
A
JAKARTA - TNI Angkatan Laut (AL) memiliki beberapa armada sesuai dengan fungsinya untuk mengamankan luasnya perairan Indonesia. Mulai dari armada kapal pemukul, patroli, pendukung dan armada lainnya.
Armada pemukul memiliki keunggulan masing-masing. Berikut keunggulannya yang dihimpun dari beberapa sumber, Selasa (17/3/2015).
Kapal perusak kawal rudal, masing-masing diberi nama KRI Ahmad Yani, KRI Slamet Riyadi, KRI Yos Sudarso, KRI Oswald Siahaan, KRI Abdul Halim Perdanakusuma, dan KRI Karel Satsuit Tubun. Kapal ini merupakan kapal eks kelas Van Speijk milik AL Kerajaan Belanda yang dimodifikasi, baik navigasi maupun persenjataannya. Salah satunya memasang rudal P-800 Oniks/Yakhont dan C802.
Kapal perusak kawal rudal berikutnya diberi nama CIGMA 10514. Kapal buatan Belanda ini sedang dibangun. Targetnya sudah beroperasi awal tahun 2017 mendatang.
Kapal fregat ringan berpeluru kendali yang diberi nama KRI Fatahillah, KRI Malahayati dan KRI Nala adalah buatan Belanda. Kapal ini memiliki keunggulan sebagai perusak berpeluru kendali.
Kapal Korvet diberi nama KRI Bung Tomo, KRI John Lie dan KRI Usman-Harun. Kapal buatan Britania Raya ini telah beroperasi di perairan Indonesia tahun 2013-2014. Salah satu penamaan kapal ini, KRI Usman-Harun, sempat mendapatkan penolakan keras dari Singapura.
Kapal Korvet berpeluru kendali diberi nama KRI Diponegoro, KRI Sultan Hasanuddin, KRI Sultan Iskandar Muda, dan KRI Frans Kaisiepo. Kapal buatan Belanda ini merupakan Korvet jenis Ship Integrated Geometrical Modularity Approach (SIGMA) dan mulai bertugas tahun 2007-2009.
Kapal Korvet antikapal selam diberi nama KRI Kapitan Patimura, KRI Untung Suropati, KRI Nuku, KRI Lambung Mangkurat, KRI Cut Nyak Dien, KRI Sultan Thaha Syaifuddin, KRI Sutanto, KRI Sutedi Senoputra, KRI Wiratno, KRI Tjiptadi, KRI Imam Bonjol, KRI Pati Unus, KRI Teuku Umar, KRI Silas Papare, dan KRI Hasan Basri. Kapal produksi Jerman ini bagian dari pembelian 39 kapal eks AL Jerman Timur oleh BJ Habibie pada tahun 1990-an pada masa pemerintahan Presiden Suharto.
Jenis armada pemukul lainnya adalah kapal selam yang diberi nama KRI Cakra dan KRI Nanggala merupakan kapal selam tipe 209/1300 buatan Jerman. Berikutnya adalah kapal selam dengan type 209/1400 adalah kelas Changbogo dari Korea Selatan. Kapal ini akan dikirim antara tahun 2015-2018.
Jenis armada pemukul berikutnya adalah, kapal cepat rudal 40 meter diberi nama KRI Clurit, KRI Kujang, KRI Beladau, KRI Alamang, KRI Surik, KRI Siwar, KRI Parang, dan KRI Terapang. Kapal buatan Indonesia ini merupakan KCR yang dibuat oleh galangan lokal PT Palindo yang dipersenjatai rudal C-705.
Kapal cepat rudal diberi nama KRI Mandau, KRI Rencong, KRI Badik, dan KRI Keris. Kapal cepat rudal dengan panjang 50 meter ini adalah buatan Korea Selatan.
Kapal cepat rudal selanjutnya diberi nama KRI Sampari, KRI Tombak, KRI Halasan. Kapal cepat rudal dengan panjang 60 meter juga buatan Indonesia dibangun oleh PT PAL.
Armada pemukul memiliki keunggulan masing-masing. Berikut keunggulannya yang dihimpun dari beberapa sumber, Selasa (17/3/2015).
Kapal perusak kawal rudal, masing-masing diberi nama KRI Ahmad Yani, KRI Slamet Riyadi, KRI Yos Sudarso, KRI Oswald Siahaan, KRI Abdul Halim Perdanakusuma, dan KRI Karel Satsuit Tubun. Kapal ini merupakan kapal eks kelas Van Speijk milik AL Kerajaan Belanda yang dimodifikasi, baik navigasi maupun persenjataannya. Salah satunya memasang rudal P-800 Oniks/Yakhont dan C802.
Kapal perusak kawal rudal berikutnya diberi nama CIGMA 10514. Kapal buatan Belanda ini sedang dibangun. Targetnya sudah beroperasi awal tahun 2017 mendatang.
Kapal fregat ringan berpeluru kendali yang diberi nama KRI Fatahillah, KRI Malahayati dan KRI Nala adalah buatan Belanda. Kapal ini memiliki keunggulan sebagai perusak berpeluru kendali.
Kapal Korvet diberi nama KRI Bung Tomo, KRI John Lie dan KRI Usman-Harun. Kapal buatan Britania Raya ini telah beroperasi di perairan Indonesia tahun 2013-2014. Salah satu penamaan kapal ini, KRI Usman-Harun, sempat mendapatkan penolakan keras dari Singapura.
Kapal Korvet berpeluru kendali diberi nama KRI Diponegoro, KRI Sultan Hasanuddin, KRI Sultan Iskandar Muda, dan KRI Frans Kaisiepo. Kapal buatan Belanda ini merupakan Korvet jenis Ship Integrated Geometrical Modularity Approach (SIGMA) dan mulai bertugas tahun 2007-2009.
Kapal Korvet antikapal selam diberi nama KRI Kapitan Patimura, KRI Untung Suropati, KRI Nuku, KRI Lambung Mangkurat, KRI Cut Nyak Dien, KRI Sultan Thaha Syaifuddin, KRI Sutanto, KRI Sutedi Senoputra, KRI Wiratno, KRI Tjiptadi, KRI Imam Bonjol, KRI Pati Unus, KRI Teuku Umar, KRI Silas Papare, dan KRI Hasan Basri. Kapal produksi Jerman ini bagian dari pembelian 39 kapal eks AL Jerman Timur oleh BJ Habibie pada tahun 1990-an pada masa pemerintahan Presiden Suharto.
Jenis armada pemukul lainnya adalah kapal selam yang diberi nama KRI Cakra dan KRI Nanggala merupakan kapal selam tipe 209/1300 buatan Jerman. Berikutnya adalah kapal selam dengan type 209/1400 adalah kelas Changbogo dari Korea Selatan. Kapal ini akan dikirim antara tahun 2015-2018.
Jenis armada pemukul berikutnya adalah, kapal cepat rudal 40 meter diberi nama KRI Clurit, KRI Kujang, KRI Beladau, KRI Alamang, KRI Surik, KRI Siwar, KRI Parang, dan KRI Terapang. Kapal buatan Indonesia ini merupakan KCR yang dibuat oleh galangan lokal PT Palindo yang dipersenjatai rudal C-705.
Kapal cepat rudal diberi nama KRI Mandau, KRI Rencong, KRI Badik, dan KRI Keris. Kapal cepat rudal dengan panjang 50 meter ini adalah buatan Korea Selatan.
Kapal cepat rudal selanjutnya diberi nama KRI Sampari, KRI Tombak, KRI Halasan. Kapal cepat rudal dengan panjang 60 meter juga buatan Indonesia dibangun oleh PT PAL.
(kur)