Iklan Indosat Dinilai Hina Bekasi

Selasa, 13 Januari 2015 - 13:39 WIB
Iklan Indosat Dinilai...
Iklan Indosat Dinilai Hina Bekasi
A A A
BEKASI - Iklan Indosat yang mempromosikan paket internet dengan pesan “Liburan ke Aussie lebih mudah dibanding ke Bekasi” dinilai telah menghina Kota dan Kabupaten Bekasi.

Seluruh elemen mulai wali kota, DPRD, mahasiswa hingga masyarakat mengecam iklan viral yang diunggah melalui akun @IndosatMania tersebut. Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Forum Bekasi Menggugat mendatangi Kantor PT Indosat Tbk Cabang Bekasi di Jalan Veteran, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, kemarin.

“Kami sangat terhina dan dilecehkan, warga Bekasi belum memaafkan perbuatan Indosat,” ujar koordinator aksi Adi Monel. Menurut dia, aksi ini sebagai bentuk pelajaran kepada Indosat. Dalam aksinya, mahasiswa melempar telur dan mencoret tembok pagar dengan menggunakan cat pilok tanda penyegelan.

Sebelumnya, beberapa organisasi kepemudaan, mahasiswa, dan komunitas yang tergabung dalam Pemuda Bekasi Menggugat melaporkan Indosat ke Mapolresta Bekasi Kota. Pihak pelapor adalah KNPI Kota Bekasi. Dalam laporan itu disebutkan pihak pelapor merasa dirugikan dengan iklan tersebut yang dianggap melanggar Pasal 27 ayat 3 UU ITE, Pasal 310 KUHP, dan Pasal 335 ayat 1 KUHP.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menegaskan iklan Indosat sangat menghina dan menyinggung warga Bekasi. Tak hanya itu, dampak luasnya, investasi di wilayah Bekasi terancam turun. “Saya masih melakukan evaluasi dan melihat dampaknya,” katanya. Seandainya bully kepada Bekasi itu berdampak pada pertumbuhan investasi di Bekasi, tak ada jalan lain Pemkot Bekasi akan menempuh jalur hukum. “Tapi jika tidak berdampak, biar warga Bekasi yang menghukumnya,” ujar Rahmat.

DPRD Kota Bekasi juga menilai iklan tersebut menandakan perusahaan telekomunikasi dan teknologi itu ketinggalan zaman. “Tren bully Bekasiitu kan sudahlewat. Sekarang Indosat ikut-ikutan, itu namanya ketinggalan zaman. Mereka seperti perusahaan kuno,” kata anggota DPRD Kota Bekasi Ahmad Ustuchri.

Menurut dia, tim kreatif Indosat tidak memiliki kreativitas yang bagus. Seharusnya Indosat sebagai perusahaan publik lebih teliti dalam menyeleksi materi iklan sebelum ditayangkan ke masyarakat. Head of Region Jabodetabek PT Indosat Tbk Cabang Bekasi Soewijno mengatakan, iklan internet yang dipromosikan secara viral tersebut sama sekali tidak bermaksud menyinggung masyarakat Bekasi.

“Kita minta maaf atas nama perusahaan Indosat dan tidak ada niatan untuk menyinggung,” ungkapnya. Hal itu juga bukan iklan karena sifatnya viral. Ini berkaitan dengan produk roaming dipromosikan di media sosial. Menurut dia, pemilihan kata Bekasi dan Aussie karena ada kesamaan rima. Apalagi tim kreatif yang memproduksi promo tersebut merupakan mitra Indosat. “Kita sudah evaluasi dengan tidak memperpanjang kontraknya,” ujarnya.

Menanggapi aksi bully terhadap Bekasi, menurut pengamat sosial budaya dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati, proses bullying seolah menjadi menarik karena banyak orang yang merasa menjadi bagian dari tempat itu (yang dibully). Yang sangat disayangkan karena dengan mem-bully Bekasi dalam bentuk iklan sama saja mengolok warga Bekasi.

Dalam media sosial yang namanya kota itu menjadi bersifat emosi. Di media sosial juga sifatnya seperti orang berkaca. Maksudnya kalau kota tempat tinggalnya diolok-olok itu sama saja menghina warga yang tinggal di kota tersebut. “Membuat orang yang tinggal di sana merasa tidak nyaman,” ucapnya.

Devie menduga munculnya iklan Indosat itu karena kurang adanya riset mendalam dari perusahaan tersebut. Padahal, suatu perusahaan yang beriklan seharusnya merepresentatifkan produknya dalam bentuk iklan agar warga menggunakan produk itu. Bukan justru melakukan bullying seperti yang terjadi di Bekasi. Sebelumnya, Kota Bekasi juga menjadi topik hangat terutama di media sosial.

Bekasi di-bully dengan berbagai pernyataan yang disertaigambarlelucon, misalnya mengenai suhu panas di Kota Patriot itu yang diklaim berbeda dengan DKI Jakarta dan kota-kota lainnya. Namun warga Bekasi balik menyikapinya dengan membuat lelucon serupa.

Abdullah M Surjaya/ R Ratna Purnama/ Sindonews
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1061 seconds (0.1#10.140)