4 Alasan Publik Dukung Elite Golkar Islah

Jum'at, 19 Desember 2014 - 15:43 WIB
4 Alasan Publik Dukung Elite Golkar Islah
4 Alasan Publik Dukung Elite Golkar Islah
A A A
JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan empat alasan publik mendukung internal Partai Golkar, untuk menempuh jalan damai atau islah melalui Mahkamah Partai.

Pertama, publik memposisikan Partai Golkar sebagai penyangga politik Indonesia.

"Baik dan buruknya Golkar, stabil dan pecahnya Golkar akan berpengaruh pada politik nasional," ujar peneliti LSI Ardian Sopa saat jumpa pers di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (19/12/2014).‬

Dia mengatakan, sebesar 63,20 persen publik menyatakan setuju dengan pernyataan, bahwa konflik Golkar akan berpengaruh pada stabilitas politik.

Kedua, publik menilai jika berhasil islah, maka partai berlambang pohon beringin itu akan menjadi role model partai politik Indonesia.

"Kemampuan elite Golkar untuk rujuk kembali (melalui Mahkamah Partai) akan menjadi model partai lain untuk menempuh cara serupa," tuturnya.

Kemudian yang ketiga, jika elite Partai Golkar tak mau berislah dan memilih jalur pengadilan, maka akan menambah dalam perpecahan di tubuh Partai Golkar.

"Saat ini, fakta konflik Golkar masih pada level elite Jakarta dan fraksi di DPR," imbuhnya.

Jika kedua kubu semakin lama bertarung sambung dia, maka perpecahan ini akan merambat ke daerah.

Lalu yang keempat, yakni sebagai partai besar, paling tua dan berpengalaman, publik yakin bahwa Partai Golkar memiliki kemampuan menyelesaikan konflik internalnya.

"Para elite Golkar sudah terbiasa berada dalam situasi konflik dan bisa mencapai win-win solution untuk semua pihak," pungkasnya.

Sekadar diketahui, mayoritas publik yaitu sebesar 72,94 persen menginginkan pimpinan Partai Golkar segera melakukan Islah dan menyelesaikan permasalahan dualisme kepemimpinan melalui Mahkamah Partai.

Sementara itu, hanya sebesar 17,65 persen responden yang menginginkan kedua belah pihak itu bertarung kembali di pengadilan untuk menentukan kepengurusan mana yang sah. Adapun responden yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab, hanya 9,41 persen.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.1475 seconds (0.1#10.140)