Indonesia Rangking 1 Kejahatan Anak di Internet

Kamis, 19 Juni 2014 - 17:41 WIB
Indonesia Rangking 1 Kejahatan Anak di Internet
Indonesia Rangking 1 Kejahatan Anak di Internet
A A A
JAKARTA - Ketua Yayasan Parinama Astha Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menyatakan, Indonesia menjadi negara nomor satu kejahatan seksual terhadap anak di internet (Child Abuse Material). Sedikitnya ada 70 ribu video kekerasan terhadap anak diupload itu dari Indonesia.

"Puluhan ribu kasus di sosial media itu mengejutkan sekali. Padahal di Bangladesh hanya ada tiga ribu kasus saja," kata Ketua Yayasan Parinama Astha Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (19/6/2014).

Saraswati menegaskan, angka tersebut sudah tahap mengkhawatirkan. Untuk itu pihaknya berencana menggelar pertemuan tingkat tinggi dengan lembaga internasional dan nasional, membahas solusi dan pencegahan masalah tersebut.

"Interpol, FBI, NCMEC dan ICMEC atau lembaga yang mengerti soal transaksi keuangan di internet rencananya akan kamu undang. Kami juga akan mengundang microsoft, CEO internet service provider, seperti indovision, firstmedia dan sejenisnya," terangnya.

Dia menambahkan, tim dari Google, Yahoo, financial provit provider seperti master card, Visa dan bahkan bank-bank yang ikut di dalamnya, seperti BNI, Mandiri, BCA, dan lainnya juga akan diundang.

"Kejahatan pada anak melalui materi internet, khususnya industri pornografi marak terjadi. Seperti diungkapkan pusat data kebijakan Arizona, nilai industri pornografi anak bernilai USD50 miliar per tahun," bebernya.

Dia melanjutkan, Indonesia menempati urutan pertama sebagai pengunduh dan pengunggah konten pornografi penyiksaan terhadap anak di dunia. Atas dasar itulah, pertemuan dengan semua pihak terkait menjadi sangat penting untuk dilakukan.

"Pertemuan direncanakan usai pelantikan presiden. Saya berharap seluruh pihak akan menyetujui dan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU)," pungkasnya.

Pernyataan Saraswati dikuatkan Ketua Yayasan Safe Childhood International Nathalia Kira Catherine Perry. Katanya, Indonesia negara nomor satu di dunia yang mengunduh video child abuse di internet.

"Namun, bukan berarti Indonesia adalah kasus terburuk. Tapi di sosial media itu, yang terburuk Indonesia yang paling terparah," ucapnya.

Menurutnya, kasus semacam itu sednag trend di internet. FBI sendiri melansir informasi bahwa terdapat 750 ribu pelaku kekerasan seksual terhadap anak di dunia maya.

"Modusnya itu pelaku aktif mencari foto, video atau bahkan anak yang live bisa mereka jadikan korban kekerasan seksual. Child abuse material sangat bahaya untuk anak di dunia ini," tambahnya.

Bahkan di dunia, Indonesia berada di urutan 40 untuk masyarakat yang suka mengunduh dan menyaksikan foto-foto kekerasan seksual terhadap anak melalui internet. Data tersebut diperolehnya dari interpol.

"Namun demikian, Indonesia belum terhubung kepada komunitas internasional atau pelaku internasional, mungkin karena bahasa ada limitasi," jelas Nathalia.

Sementara itu, Kepala Unit II Cyber Crime Bareskrim Polri AKBP Sugeng Hariyanto menyarankan, kepada KPAI dan LSM lainnya untuk ikut membantu upaya pencegahan. Langkah yang paling penting, yakni menyadarkan masyarakat agar menggunakan internet dengan sehat dan baik.

"Masyarakat juga perlu diberi pencerahan untuk membangun keberanian segera melaporkan, kalau memang anaknya menjadi korban kejahatan seksual," tukasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4623 seconds (0.1#10.140)