Bicara tentang Media Massa, Megawati Singgung Kode Etik Jurnalistik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri membeberkan tentang peran media massa dan kaitannya dengan kode etik jurnalistik. Hal ini dikatakan Megawati saat memberikan pengarahan serta Penjelasan dan Presentasi Pembangunan Rumah Sakit Mayo dan Kebun Tanaman Obat, di Bali, Senin (16/1/2023).
Saat berbicara di acara Bali bersama Ketua DPR Puan Maharani dan Menteri BUMN Erick Thohir, Megawati berkali-kali menyinggung soal profesionalisme media massa di Indonesia.
Topik profesionalisme media massa dan awak pers berkali-kali disinggung Megawati, tak sampai seminggu sejak PDIP merayakan HUT-nya ke 50 di Kemayoran, pada 10 Januari lalu.
Baca juga: Media Harus Tanamkan Kode Etik Jurnalistik dalam Pemberitaan
Megawati merasa soal media massa yang profesional perlu diperhatikan dengan mendasarkan pada pemberitaan terkait HUT itu. Ada media massa yang mempermasalahkan perayaan itu seakan-akan PDIP sedang menunjukkan kekuasaan di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi.
"Kalau kemarin saya seperti dicap oleh media, yang ngomong wah Ibu Megawati mengeluarkan sepertinya menunjukkan kekuatannya. Saya memang kuat lho," kata Megawati sambil tersenyum, disambut tawa hadirin.
"Kadang wartawan saya bacain koran-korannya, karena banyak wartawan, saya mau ngomong dong, masa saya dibilang (mau menujukkan kekuatan). Tolong adik-adik wartawan ngerti politik juga ya. Partai politik saya ini kan memang terbesar di Indonesia, gimana sih? Jangan dibolak-balik dong, karena kami semua kerja keras," sambungnya.
Dia pun mencontohkan kerja keras yang dimaksud, seperti bagaimana memerahkan Bali pada Pemilu 2024 nanti. Sehingga, itu bukan klaim semata, tapi hanya menunjukkan kerja keras PDIP.
"Nanti tahun 2024 seluruh Bali kita ambil, sanggup enggak? Sanggup. Kadang-kadang deh yang namanya wartawan-wartawati. Jangan ngompor-ngomporin orang, kerja sama aja yang baik. Saya enggak pernah ngomporin. Diam-diam saja, kerja saja," jelas Megawati.
Megawati mengatakan dirinya bukan hendak meminta pujian dari media massa. Kata Mega, yang diharapnya adalah kerja pers seharusnya dilaksanakan sesuai etika, dan berbasis perspektif yang luas.
Saat berbicara di acara Bali bersama Ketua DPR Puan Maharani dan Menteri BUMN Erick Thohir, Megawati berkali-kali menyinggung soal profesionalisme media massa di Indonesia.
Topik profesionalisme media massa dan awak pers berkali-kali disinggung Megawati, tak sampai seminggu sejak PDIP merayakan HUT-nya ke 50 di Kemayoran, pada 10 Januari lalu.
Baca juga: Media Harus Tanamkan Kode Etik Jurnalistik dalam Pemberitaan
Megawati merasa soal media massa yang profesional perlu diperhatikan dengan mendasarkan pada pemberitaan terkait HUT itu. Ada media massa yang mempermasalahkan perayaan itu seakan-akan PDIP sedang menunjukkan kekuasaan di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi.
"Kalau kemarin saya seperti dicap oleh media, yang ngomong wah Ibu Megawati mengeluarkan sepertinya menunjukkan kekuatannya. Saya memang kuat lho," kata Megawati sambil tersenyum, disambut tawa hadirin.
"Kadang wartawan saya bacain koran-korannya, karena banyak wartawan, saya mau ngomong dong, masa saya dibilang (mau menujukkan kekuatan). Tolong adik-adik wartawan ngerti politik juga ya. Partai politik saya ini kan memang terbesar di Indonesia, gimana sih? Jangan dibolak-balik dong, karena kami semua kerja keras," sambungnya.
Dia pun mencontohkan kerja keras yang dimaksud, seperti bagaimana memerahkan Bali pada Pemilu 2024 nanti. Sehingga, itu bukan klaim semata, tapi hanya menunjukkan kerja keras PDIP.
"Nanti tahun 2024 seluruh Bali kita ambil, sanggup enggak? Sanggup. Kadang-kadang deh yang namanya wartawan-wartawati. Jangan ngompor-ngomporin orang, kerja sama aja yang baik. Saya enggak pernah ngomporin. Diam-diam saja, kerja saja," jelas Megawati.
Megawati mengatakan dirinya bukan hendak meminta pujian dari media massa. Kata Mega, yang diharapnya adalah kerja pers seharusnya dilaksanakan sesuai etika, dan berbasis perspektif yang luas.