Ditolak Masuk AAU karena Amandel, Jenderal Kopassus Ini Nekat Masuk Markas AURI Temui KSAU
loading...
A
A
A
Pria yang pernah menjabat Danjen Kopassus ini mengikuti tes AAU pada akhir tahun 1959. Di antara pelamar dari Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, hanya empat orang yang dinyatakan lulus ketika itu. Sintong merupakan salah satunya.
Kemudian, tes lanjutan pantukhir (pantauan akhir) dilangsungkan di Ibu Kota Jakarta. Meskipun Sintong dinyatakan lulus, namun dokter AURI memberi syarat kepadanya agar amandel yang dideritanya segera diambil sebagai persyaratan kesehatan.
Namun, Sintong Panjaitan merasa tidak puas dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter AURI tersebut. Sebab, ia merasa sangat sehat dan siap untuk mengikuti pendidikan.
Lalu, ia pergi ke Mabes AURI di Tanah Abang untuk menghadap Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Soerjadi Soerjadarma. Akan tetapi, kedatangannya ditolak oleh piket penjaga depan.
Tekadnya yang bulat menjadi penerbang, membuat Sintong tak menyerah begitu saja. Ia kembali datang untuk kedua kalinya ke Mabes AURI. Namun, sintong tetap tidak diizinkan menemui KSAU.
Tak patah arang, Sintong kembali mendatangi Mabes AURI untuk ketiga kalinya. Kali ini Sintong mengaku bahwa dirinya merupakan Calon Kadet Penerbang AURI. Akhirnya, perwira jaga menghadapkan Sintong kepada KSAU yang menerimanya dengan simpatik.
Kemudian, KSAU memanggil Letkol Udara dr Salamun, Kepala Jawatan Kesehatan AURI untuk memeriksa kondisi kesehatan Sintong di Jalan Kesehatan, daerah Bilangan, Tanah Abang, yang kemudian mengantarnya kembali ke Mabes AURI.
Setelah bertemu KSAU Soerjadarma untuk kedua kalinya, Sintong dijanjikan akan dipanggil tetapi setelah ia melakukan operasi amandel. Kemudian, Sintong kembali ke Medan sambil menunggu surat panggilan dari AURI.
Namun, setelah ditunggu hingga beberapa waktu, surat panggilan yang diharapkan tidak jua datang. Konon, surat tersebut sebenarnya sudah datang, namun disembunyikan oleh ibunya.
Karena panggilan dari AURI tidak kunjung datang, akhirnya Sintong mencoba mengikuti tes masuk taruna AMN. Beserta kelima orang temannya, Sintong dinyatakan lulus tes dan diterima menjadi taruna AMN. Selanjutnya, ia berangkat ke Magelang untuk mengikuti pendidikan. Ia merupakan Taruna AMN Angkatan V yang saat itu berjumlah 117 orang.
Kemudian, tes lanjutan pantukhir (pantauan akhir) dilangsungkan di Ibu Kota Jakarta. Meskipun Sintong dinyatakan lulus, namun dokter AURI memberi syarat kepadanya agar amandel yang dideritanya segera diambil sebagai persyaratan kesehatan.
Namun, Sintong Panjaitan merasa tidak puas dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter AURI tersebut. Sebab, ia merasa sangat sehat dan siap untuk mengikuti pendidikan.
Lalu, ia pergi ke Mabes AURI di Tanah Abang untuk menghadap Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Soerjadi Soerjadarma. Akan tetapi, kedatangannya ditolak oleh piket penjaga depan.
Tekadnya yang bulat menjadi penerbang, membuat Sintong tak menyerah begitu saja. Ia kembali datang untuk kedua kalinya ke Mabes AURI. Namun, sintong tetap tidak diizinkan menemui KSAU.
Tak patah arang, Sintong kembali mendatangi Mabes AURI untuk ketiga kalinya. Kali ini Sintong mengaku bahwa dirinya merupakan Calon Kadet Penerbang AURI. Akhirnya, perwira jaga menghadapkan Sintong kepada KSAU yang menerimanya dengan simpatik.
Kemudian, KSAU memanggil Letkol Udara dr Salamun, Kepala Jawatan Kesehatan AURI untuk memeriksa kondisi kesehatan Sintong di Jalan Kesehatan, daerah Bilangan, Tanah Abang, yang kemudian mengantarnya kembali ke Mabes AURI.
Setelah bertemu KSAU Soerjadarma untuk kedua kalinya, Sintong dijanjikan akan dipanggil tetapi setelah ia melakukan operasi amandel. Kemudian, Sintong kembali ke Medan sambil menunggu surat panggilan dari AURI.
Namun, setelah ditunggu hingga beberapa waktu, surat panggilan yang diharapkan tidak jua datang. Konon, surat tersebut sebenarnya sudah datang, namun disembunyikan oleh ibunya.
Karena panggilan dari AURI tidak kunjung datang, akhirnya Sintong mencoba mengikuti tes masuk taruna AMN. Beserta kelima orang temannya, Sintong dinyatakan lulus tes dan diterima menjadi taruna AMN. Selanjutnya, ia berangkat ke Magelang untuk mengikuti pendidikan. Ia merupakan Taruna AMN Angkatan V yang saat itu berjumlah 117 orang.
Baca Juga