TNI AD Diminta Usut Asal Penularan Corona di Secapa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Temuan 1.262 kasus positif Covid-19 (virus Corona) di Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI AD Cimahi, Jawa Barat pada 9 Juli dan 300 siswa Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Polri di Sukabumi pada April lalu, membuktikan bahwa pusat pendidikan dan pelatihan (diklat) di dua institusi itu perlu inovasi.
(Baca juga: Bertambah 1.671 Kasus, Total 74.018 Orang di Indonesia Positif Covid-19)
Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Kertopati berpandangan, kuliah online jarak jauh saat ini atau video conference (vidcon), menjadi alternatif dalam model pendidikan. Begitu juga dengan model pendidikan dalam TNI dan Polri.
"Memang kuliah vidcon, saat ini menjadi jalan keluar. Tetapi dalam pendidikan TNI Polri ada mata pelajaran atau perkuliahan yang menuntut tatap muka," kata Nuning, Minggu (12/7/2020). (Baca juga: 1.163 WNI di Luar Negeri Positif Covid-19, 770 di Antaranya Sembuh)
Menurut perempuan yang akrab disapa Nuning ini, pada dasarnya TNI sudah memiliki aturan resmi terkait Covid-19. Sehingga, hal lain yang perlu disoroti adalah kedisiplinan dan kepatuhan pimpinan dan siswa Secapa dalam melaksanakan protokol kesehatan sudah benar atau belum.
"Sejak awal tahun 2020 ketika virus Corona mulai mewabah, Pemerintah Indonesia telah memberikan instruksi agar setiap lembaga negara dan instansi pemerintah untuk menyiapkan langkah-langkah antisipasi, termasuk kepada TNI dan jajarannya," ujarnya.
Prosedur tersebut, lanjut mantan Anggota Komisi I DPR itu, telah disiapkan sebagaimana pengalaman sebelumnya ketika menghadapi SARS tahun 2003 dan MERS tahun 2012. Demikian halnya menghadapi Covid-19 kali ini, satuan-satuan TNI telah disiagakan untuk prosedur pencegahan penularan kepada prajurit TNI dan PNS beserta keluarga.
Nuning menjelaskan, upaya reguler yang dilakukan adalah pemeriksaan kesehatan berkala untuk Perwira dan PNS sederajat sebanyak 2 kali setahun dan Bintara lalu Tamtama serta PNS sederajat sekali setahun. Dan ketika Covid-19 mulai mewabah, seluruh Dinas Kesehatan TNI juga memeriksa file kesehatan seluruh personil.
Hasil pemeriksaan membagi tingkat kesehatan mulai dari yang Kondisi Stakes 1, Kondisi Stakes 2, Kondisi Stakes 2 P dan Kondisi Stakes 3. "Seluruh personel dengan Kondisi Stakes 3 sudah mendapat tambahan obat dan suplemen sekaligus mencegah kontak langsung dengan masyarakat luas," terang Nuning.
"Kondisi Stakes 2 P ke atas meningkatkan stamina olahraga dan tindakan pencegahan sebagaimana standar Kemenkes RI dari WHO. Satuan TNI di sekitar wilayah yang banyak interaksi dengan masyarakat luas setiap 2 minggu melakukan pemeriksaan kesehatan tambahan," sambungnya.
Selain itu dia menambahkan, prosedur menerima kunjungan dari delegasi militer negara lain dilakukan dengan pengukuran suhu dan larangan kontak fisik langsung, seperti bersalaman. Prajurit TNI yang terlibat dalam Komando Tugas Gabungan yang bertugas di Pulau Natuna dan Pulau Sebaru adalah prajurit TNI pilihan dengan Kondisi Stakes 1 semuanya.
"Hingga kini setelah bertugas di Pulau Natuna seluruh prajurit TNI dalam kondisi Stakes 1 semua. Demikian pula yang kini masih bertugas di Pulau Sebaru," pungkasnya.
(Baca juga: Bertambah 1.671 Kasus, Total 74.018 Orang di Indonesia Positif Covid-19)
Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Kertopati berpandangan, kuliah online jarak jauh saat ini atau video conference (vidcon), menjadi alternatif dalam model pendidikan. Begitu juga dengan model pendidikan dalam TNI dan Polri.
"Memang kuliah vidcon, saat ini menjadi jalan keluar. Tetapi dalam pendidikan TNI Polri ada mata pelajaran atau perkuliahan yang menuntut tatap muka," kata Nuning, Minggu (12/7/2020). (Baca juga: 1.163 WNI di Luar Negeri Positif Covid-19, 770 di Antaranya Sembuh)
Menurut perempuan yang akrab disapa Nuning ini, pada dasarnya TNI sudah memiliki aturan resmi terkait Covid-19. Sehingga, hal lain yang perlu disoroti adalah kedisiplinan dan kepatuhan pimpinan dan siswa Secapa dalam melaksanakan protokol kesehatan sudah benar atau belum.
"Sejak awal tahun 2020 ketika virus Corona mulai mewabah, Pemerintah Indonesia telah memberikan instruksi agar setiap lembaga negara dan instansi pemerintah untuk menyiapkan langkah-langkah antisipasi, termasuk kepada TNI dan jajarannya," ujarnya.
Prosedur tersebut, lanjut mantan Anggota Komisi I DPR itu, telah disiapkan sebagaimana pengalaman sebelumnya ketika menghadapi SARS tahun 2003 dan MERS tahun 2012. Demikian halnya menghadapi Covid-19 kali ini, satuan-satuan TNI telah disiagakan untuk prosedur pencegahan penularan kepada prajurit TNI dan PNS beserta keluarga.
Nuning menjelaskan, upaya reguler yang dilakukan adalah pemeriksaan kesehatan berkala untuk Perwira dan PNS sederajat sebanyak 2 kali setahun dan Bintara lalu Tamtama serta PNS sederajat sekali setahun. Dan ketika Covid-19 mulai mewabah, seluruh Dinas Kesehatan TNI juga memeriksa file kesehatan seluruh personil.
Hasil pemeriksaan membagi tingkat kesehatan mulai dari yang Kondisi Stakes 1, Kondisi Stakes 2, Kondisi Stakes 2 P dan Kondisi Stakes 3. "Seluruh personel dengan Kondisi Stakes 3 sudah mendapat tambahan obat dan suplemen sekaligus mencegah kontak langsung dengan masyarakat luas," terang Nuning.
"Kondisi Stakes 2 P ke atas meningkatkan stamina olahraga dan tindakan pencegahan sebagaimana standar Kemenkes RI dari WHO. Satuan TNI di sekitar wilayah yang banyak interaksi dengan masyarakat luas setiap 2 minggu melakukan pemeriksaan kesehatan tambahan," sambungnya.
Selain itu dia menambahkan, prosedur menerima kunjungan dari delegasi militer negara lain dilakukan dengan pengukuran suhu dan larangan kontak fisik langsung, seperti bersalaman. Prajurit TNI yang terlibat dalam Komando Tugas Gabungan yang bertugas di Pulau Natuna dan Pulau Sebaru adalah prajurit TNI pilihan dengan Kondisi Stakes 1 semuanya.
"Hingga kini setelah bertugas di Pulau Natuna seluruh prajurit TNI dalam kondisi Stakes 1 semua. Demikian pula yang kini masih bertugas di Pulau Sebaru," pungkasnya.
(maf)