Momen Hangat Prabowo Dorong Kursi Roda dan Pilih Makanan untuk KH Nurul Huda Djazuli
loading...
A
A
A
SURABAYA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bersilaturahmi dengan sejumlah pimpinan pondok pesantren di Jawa Timur di Surabaya, Senin (26/12/2022). Momen hangat pun terjadi saat Prabowo bersama salah satu kiai sepuh yang hadir, KH Nurul Huda Jazuli .
"Assalamualaikum, Pak Kiai," ujar Prabowo sembari meraih tangan KH Nurul Huda Djazuli.
"Alhamdulillah. Barakallah. Semalam sudah di sini?" tanya KH Nurul Huda Djazuli seraya menggenggam tangan Prabowo.
"Sudah, Alhamdulillah," balas Prabowo.
Prabowo pun mendorong kursi roda KH Nurul Huda Djazuli sembari membantunya memilih makanan yang disajikan pada siang hari itu, yaitu sego rawon khas Jawa Timur.
Turut hadir dalam pertemuan itu Gus Abdurrahman Kautsar dari Ponpes Ploso Kediri, KH Anwar Mansur dari Ponpes Lirboyo, KH Ubaidilah Faqih Ponpes Langitan Tuban, KH Fuad Nurhasan Ponpes Sidogiri Pasuruan, KH Ali Masyhuri Sidoarjo. Lalu KH Marzuki Mustamar Malang, KH Abdul Matin Tuban, dan KH Ahmad Faiz Abdul Haq Ponpes Nurul Jadid Probolinggo.
Adapun, Gus Fahim Ruyani Ponpes Ploso Kediri, KH Cholil Nawawi Jalil Ponpes Sidogiri Pasuruan, Gus Adibus Soleh Anwar Ponpes Lirboyo Kediri, Lora Karrol Schal Ponpes Syaikhona Kholil Bangkalan, Gus Aliki Banyuwangi, dan Gus Alawi Ubaidilah Faqih Ponpes Langitan Tuban.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani yang juga hadir dalam pertemuan itu mengatakan Prabowo banyak mendengarkan masukan dari para kiai sepuh yang merupakan pimpinan dari berbagai pondok pesantren di Jawa Timur. Serta berdiskusi tentang pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Peran kiai dan Nahdlatul Ulama begitu penting dalam menjaga keutuhan negara.
"Mereka bersilaturahmi dengan Menteri Pertahanan di Surabaya selama 2,5 jam. Dalam pertemuan yang berlangsung santai dan khidmat ini Menhan banyak mengemukakan tentang pentingnya menjaga keutuhan negara. Dan selama ini para kiai dan NU selalu menjadi faktor penting bagi keutuhan negara. Di saat-saat yang genting kiai-kiai dan NU selalu tampil menyelatkan negara," jelas Muzani meniru pernyataan Prabowo saat berbincang dengan kiai-kiai.
"Seperti tahun 1945 dalam perstiwa 10 November dimana fatwa jihad telah jadi bukti dan contoh bagi perjuangan bangsa kita. Demikian juga semasa berbagai macam pemberontakan terjadi, NU telah mengambil peranan penting guna menyelamatkan negara, termasuk di tahun 1965 saat peristiwa G30S PKI dan tahun 1998 pada masa peralihan kekuasaan Orde Baru ke Reformasi," imbuh Wakil Ketua MPR itu.
"Assalamualaikum, Pak Kiai," ujar Prabowo sembari meraih tangan KH Nurul Huda Djazuli.
"Alhamdulillah. Barakallah. Semalam sudah di sini?" tanya KH Nurul Huda Djazuli seraya menggenggam tangan Prabowo.
"Sudah, Alhamdulillah," balas Prabowo.
Prabowo pun mendorong kursi roda KH Nurul Huda Djazuli sembari membantunya memilih makanan yang disajikan pada siang hari itu, yaitu sego rawon khas Jawa Timur.
Turut hadir dalam pertemuan itu Gus Abdurrahman Kautsar dari Ponpes Ploso Kediri, KH Anwar Mansur dari Ponpes Lirboyo, KH Ubaidilah Faqih Ponpes Langitan Tuban, KH Fuad Nurhasan Ponpes Sidogiri Pasuruan, KH Ali Masyhuri Sidoarjo. Lalu KH Marzuki Mustamar Malang, KH Abdul Matin Tuban, dan KH Ahmad Faiz Abdul Haq Ponpes Nurul Jadid Probolinggo.
Adapun, Gus Fahim Ruyani Ponpes Ploso Kediri, KH Cholil Nawawi Jalil Ponpes Sidogiri Pasuruan, Gus Adibus Soleh Anwar Ponpes Lirboyo Kediri, Lora Karrol Schal Ponpes Syaikhona Kholil Bangkalan, Gus Aliki Banyuwangi, dan Gus Alawi Ubaidilah Faqih Ponpes Langitan Tuban.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani yang juga hadir dalam pertemuan itu mengatakan Prabowo banyak mendengarkan masukan dari para kiai sepuh yang merupakan pimpinan dari berbagai pondok pesantren di Jawa Timur. Serta berdiskusi tentang pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Peran kiai dan Nahdlatul Ulama begitu penting dalam menjaga keutuhan negara.
"Mereka bersilaturahmi dengan Menteri Pertahanan di Surabaya selama 2,5 jam. Dalam pertemuan yang berlangsung santai dan khidmat ini Menhan banyak mengemukakan tentang pentingnya menjaga keutuhan negara. Dan selama ini para kiai dan NU selalu menjadi faktor penting bagi keutuhan negara. Di saat-saat yang genting kiai-kiai dan NU selalu tampil menyelatkan negara," jelas Muzani meniru pernyataan Prabowo saat berbincang dengan kiai-kiai.
"Seperti tahun 1945 dalam perstiwa 10 November dimana fatwa jihad telah jadi bukti dan contoh bagi perjuangan bangsa kita. Demikian juga semasa berbagai macam pemberontakan terjadi, NU telah mengambil peranan penting guna menyelamatkan negara, termasuk di tahun 1965 saat peristiwa G30S PKI dan tahun 1998 pada masa peralihan kekuasaan Orde Baru ke Reformasi," imbuh Wakil Ketua MPR itu.