Perayaan Natal 2022, Menang Yaqut Bicara Kasih Sayang dan Politik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meninjau perayaan Natal di Gereja Paroki St. Yoseph Naikoten, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (24/12/2022) malam. Dalam peninjauannya dia berpesan kepada umat Kristiani tetap menjaga damai dan kesederhanaan dalam perayaan Natal.
“Agar semua umat beragama, terutama umat Katolik dan Kristen yang hari ini merayakan Natal, tetap menjaga damai, sederhana, dan penuh makna,” ujar Yaqut dilansir situs Kemenag, Minggu (25/12/2022).
Dia pun mengapresiasi umat Kristiani bisa merayakan Natal dengan damai. Menurut dia, keadaan yang damai memudahkan umat untuk menjalankan ajaran agamanya.
Gus Men, panggilan akrabnya, mengajak umat Kristiani untuk tetap menjaga kedamaian di negeri ini. Salah satu caranya, menjalankan ajaran agamanya dengan baik dan meyakini keyakinannya dengan lebih baik.
Semua agama mengajarkan kasih sayang. Kalau ini benar-benar diresapi dan dimaknai secara mendalam oleh seluruh umat Kristiani dan umat beragama yang lain, Indonesia pasti baik-baik saja,” ujar Gus Men.
Ditanya soal politisasi agama, Menag menugaskan bahwa politik hanya bagian kecil dari dinamika negeri ini. Gus Men berharap semua umat beragama tidak terlalu banyak menguras energinya untuk membicarakan soal politik.
“Kalau mau cari pemimpin, cari pemimpin yang benar-benar menghargai keragaman yang dimiliki negeri ini. Sebab negeri ini berdiri karena keragaman. Jangan pernah salah pilih,” tutupnya.
“Agar semua umat beragama, terutama umat Katolik dan Kristen yang hari ini merayakan Natal, tetap menjaga damai, sederhana, dan penuh makna,” ujar Yaqut dilansir situs Kemenag, Minggu (25/12/2022).
Baca Juga
Dia pun mengapresiasi umat Kristiani bisa merayakan Natal dengan damai. Menurut dia, keadaan yang damai memudahkan umat untuk menjalankan ajaran agamanya.
Gus Men, panggilan akrabnya, mengajak umat Kristiani untuk tetap menjaga kedamaian di negeri ini. Salah satu caranya, menjalankan ajaran agamanya dengan baik dan meyakini keyakinannya dengan lebih baik.
Semua agama mengajarkan kasih sayang. Kalau ini benar-benar diresapi dan dimaknai secara mendalam oleh seluruh umat Kristiani dan umat beragama yang lain, Indonesia pasti baik-baik saja,” ujar Gus Men.
Ditanya soal politisasi agama, Menag menugaskan bahwa politik hanya bagian kecil dari dinamika negeri ini. Gus Men berharap semua umat beragama tidak terlalu banyak menguras energinya untuk membicarakan soal politik.
“Kalau mau cari pemimpin, cari pemimpin yang benar-benar menghargai keragaman yang dimiliki negeri ini. Sebab negeri ini berdiri karena keragaman. Jangan pernah salah pilih,” tutupnya.
(muh)