Di Buku Karya Rektor, Megawati Sebut Mentalitas Bangsa Pejuang Tampak Meredup
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menghadiri bedah buku Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta yang ditulis oleh sejumlah rektor di Indonesia. Acara itu dilaksanakan secara hybrid dan dipusatkan di Universitas Terbuka Convention Center, Pamulang, Tangerang Selatan, Rabu (21/12/2022).
Secara fisik, Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto hadir bersama ratusan peserta bedah buku. Sebagai pembahas dalam bedah buku adalah sejarawan Bonnie Triyana dan Wakil Ketua Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) Dr Karjono.
Menurut Hasto, bedah buku Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta sangat penting. Sebab, Proklamator Bung Karno dan Bung Hatta meretas jalan kemerdekaan melalui kepemimpinan intelektual tentang ide, gagasan, dan membumikannya dalam gerakan melalui organisasi yang membangun kesadaran rakyat. Banyak keteladanan Bung Karno dan Bung Hatta yang bisa dipelajari dari buku itu.
"Ambil ide, daya imajinasi, semangat juang dan konsostensi dari pendiri bangsa tersebut, termasuk bagaimana menghadirkan pemimpin negarawan yang berkarakter," kata Hasto, Rabu (21/12/2022).
Buku Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta ditulis oleh Fatah Sulaiman dkk. Editor buku setebal 224 halaman itu antara lain Ojat Darojat, Fatah Sulaiman, Nurhasan, Fathur Rokhman, Ganefri, dan Miftahil Ilmi. Sementara penulisnya adalah para rektor yang tergabung dalam Asosiasi Rektor Merah Putih. Buku itu diterbitkan oleh Universitas Terbuka.
Hasto menuliskan epilog buku itu, sementara Megawati menuliskan prolognya. Sementara Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makariem menuliskan sambutannya di bagian awal buku.
Dalam prolog buku itu, Megawati menuliskan mengenai Pancasila hingga soal sejarah perjuangan Indonesia dalam melaksanakan tugas-tugas konstitusional bagi dunia. "Sumbangan Indonesia terhadap peradaban dunÃa tampak dalam peran aktif Indonesia di dalam mendorong kemerdekaan negara Maroko, TunÃsia, Aldjazair, Sudan, Pakistan dan lain-lain. Semuanya sangat membanggakan, dan hal tersebut terjadi justru ketika Indonesia masih dalam kondisi yang serba terbatas," tulis Megawati.
Kritik atas situasional saat ini, dengan kondisi lebih baik, kata Megawati, seharusnya kepemimpinan Indonesia bagi dunia semakin besar. Namun mengapa yang terjadi justru sebaliknya. Mentalitas bangsa pejuang tampak meredup, nasionalisme bangsa semakin meluntur, keyakinan untuk berani berdaulat dan berani berdiri di atas kaki sendiri juga tereduksi.
"Dalam upaya ini, mentalitas kepemimpinan harus dibangkitkan, mentalitas rendah diri dan tunduk pada dominasi negara asing harus diganti dengan mentalitas yang berani meletakkan nasib bangsa di tangan kita sendiri atau berdikari. Untuk itulah saya menyerukan kepada para pemuda, para mahasiswa, dan seluruh generasi muda Indonesia, agar segera keluar dari zona hidup yang sekedar datar-datar saja; atau zona hidup tanpa mimpi setinggi langit," tulis Megawati.
Masih dalam tulisannya, Megawati mengaku kerap sedih ketika mahasiswa tidak memiliki semangat juang tinggi. Karena itu, putri Bung Karno itu mengajak mahasiswa untuk membangkitkan semangat juang. Perguruan tinggi juga harus menjadi pusat kemajuan bangsa.
"Perguruan tinggi harus terdepan di dalam riset dan inovasi. Riset dan inovasi yang saya maksudkan di sini adalah untuk kemajuan negeri. Riset dan inovasi harus membumi dan diterapkan bagi kemajuan rakyat agar Indonesia benar-benar berdikari," kata Megawati.
Secara fisik, Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto hadir bersama ratusan peserta bedah buku. Sebagai pembahas dalam bedah buku adalah sejarawan Bonnie Triyana dan Wakil Ketua Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) Dr Karjono.
Menurut Hasto, bedah buku Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta sangat penting. Sebab, Proklamator Bung Karno dan Bung Hatta meretas jalan kemerdekaan melalui kepemimpinan intelektual tentang ide, gagasan, dan membumikannya dalam gerakan melalui organisasi yang membangun kesadaran rakyat. Banyak keteladanan Bung Karno dan Bung Hatta yang bisa dipelajari dari buku itu.
"Ambil ide, daya imajinasi, semangat juang dan konsostensi dari pendiri bangsa tersebut, termasuk bagaimana menghadirkan pemimpin negarawan yang berkarakter," kata Hasto, Rabu (21/12/2022).
Buku Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta ditulis oleh Fatah Sulaiman dkk. Editor buku setebal 224 halaman itu antara lain Ojat Darojat, Fatah Sulaiman, Nurhasan, Fathur Rokhman, Ganefri, dan Miftahil Ilmi. Sementara penulisnya adalah para rektor yang tergabung dalam Asosiasi Rektor Merah Putih. Buku itu diterbitkan oleh Universitas Terbuka.
Hasto menuliskan epilog buku itu, sementara Megawati menuliskan prolognya. Sementara Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makariem menuliskan sambutannya di bagian awal buku.
Dalam prolog buku itu, Megawati menuliskan mengenai Pancasila hingga soal sejarah perjuangan Indonesia dalam melaksanakan tugas-tugas konstitusional bagi dunia. "Sumbangan Indonesia terhadap peradaban dunÃa tampak dalam peran aktif Indonesia di dalam mendorong kemerdekaan negara Maroko, TunÃsia, Aldjazair, Sudan, Pakistan dan lain-lain. Semuanya sangat membanggakan, dan hal tersebut terjadi justru ketika Indonesia masih dalam kondisi yang serba terbatas," tulis Megawati.
Kritik atas situasional saat ini, dengan kondisi lebih baik, kata Megawati, seharusnya kepemimpinan Indonesia bagi dunia semakin besar. Namun mengapa yang terjadi justru sebaliknya. Mentalitas bangsa pejuang tampak meredup, nasionalisme bangsa semakin meluntur, keyakinan untuk berani berdaulat dan berani berdiri di atas kaki sendiri juga tereduksi.
"Dalam upaya ini, mentalitas kepemimpinan harus dibangkitkan, mentalitas rendah diri dan tunduk pada dominasi negara asing harus diganti dengan mentalitas yang berani meletakkan nasib bangsa di tangan kita sendiri atau berdikari. Untuk itulah saya menyerukan kepada para pemuda, para mahasiswa, dan seluruh generasi muda Indonesia, agar segera keluar dari zona hidup yang sekedar datar-datar saja; atau zona hidup tanpa mimpi setinggi langit," tulis Megawati.
Masih dalam tulisannya, Megawati mengaku kerap sedih ketika mahasiswa tidak memiliki semangat juang tinggi. Karena itu, putri Bung Karno itu mengajak mahasiswa untuk membangkitkan semangat juang. Perguruan tinggi juga harus menjadi pusat kemajuan bangsa.
"Perguruan tinggi harus terdepan di dalam riset dan inovasi. Riset dan inovasi yang saya maksudkan di sini adalah untuk kemajuan negeri. Riset dan inovasi harus membumi dan diterapkan bagi kemajuan rakyat agar Indonesia benar-benar berdikari," kata Megawati.
(abd)