Survei, Elektabilitas Anies Baswedan Terus Melejit Pascadeklarasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Elektabilitas kandidat calon presiden (capres) Anies Baswedan kian melejit pascadideklarasikan oleh Partai Nasdem pada awal Oktober 2022. Hal ini terungkap dalam survei Indikator Politik Indonesia (IPI) bertajuk Pacuan Kuda Elektabilitas Bakal Capres dan Peta Kekuatan Elektoral Partai Pascadeklarasi.
Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi menjelaskan, tren elektabilitas tiga nama besar capres yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan , dan Prabowo Subianto sejak akhir 2020 lalu.
Pada survei 2020, elektabilitas paling tinggi Prabowo (19%) disusul Anies (11,4%), kemudian Ganjar Februari 2020 relatif paling sedikit (5,9%). Burhanuddin mengungkapkan, Ganjar (16%) mengalami peningkatan sampai akhir 2021 masih di bawah Prabowo (22,4%).
Burhanuddin melanjutkan, nama-nama lain di peringkat 4 ke bawah, seperti Ridwan Kamil (RK) tidak ada pergerakan berarti. Namun pada Agustus 2022, ada peristiwa apa yang membuat suara Ridwan Kamil melejit, dan sempat turun di September kemudian naik sedikit.
"Di simulasi semi terbuka suara Ridwan Kamil di kisaran 7%-an. Artinya, meskipun tragedi (hilangnya putra RK) sudah berlalu RK masih dapat 7-8%," terangnya.
Selanjutnya dia menjelaskan, dalam simulasi 19 nama juga tidak jauh berbeda dengan semi terbuka 33 nama. Ganjar Pranowo masih peringkat pertama 27%, Anies Baswedan masih kedua 23,7%, dan dengan margin of error 2,9% artinya tidak bisa disimpulkan siapa yang unggul antara Ganjar dan Anies. Namun, selisih Prabowo dengan Ganjar signifikan secara statistik, begitu juga dengan Anies.
"Yang lain konsisten di bawah tiga nama tadi. Ada RK tapi belum menyentuh double digit. Ini trennya, polanya sama, Anies naik tajam setelah deklarasi, kemudian Pak Prabowo turun, Ganjar sedikit turun dibanding survei september sebelum deklarasi, tapi penurunan yang jauh memang Pak Prabowo," urainya.
Untuk diketahui, survei nasional ini dilakukan pada tanggal 30 Oktober-5 November Juni 2022. Dengan metode pengambilan data melalui wawancara dengan responden dilakukan secara tatap muka terhadap 1.220 sampel yang memenuhi syarat sebagai pemilih, yang terdistribusi secara proporsional.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Adapun, Margin of error survei ini diperkirakan ±2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Juga dilakukan quality control terhadap hasil wawancara secara random sebesar 20%.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi menjelaskan, tren elektabilitas tiga nama besar capres yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan , dan Prabowo Subianto sejak akhir 2020 lalu.
Pada survei 2020, elektabilitas paling tinggi Prabowo (19%) disusul Anies (11,4%), kemudian Ganjar Februari 2020 relatif paling sedikit (5,9%). Burhanuddin mengungkapkan, Ganjar (16%) mengalami peningkatan sampai akhir 2021 masih di bawah Prabowo (22,4%).
Burhanuddin melanjutkan, nama-nama lain di peringkat 4 ke bawah, seperti Ridwan Kamil (RK) tidak ada pergerakan berarti. Namun pada Agustus 2022, ada peristiwa apa yang membuat suara Ridwan Kamil melejit, dan sempat turun di September kemudian naik sedikit.
"Di simulasi semi terbuka suara Ridwan Kamil di kisaran 7%-an. Artinya, meskipun tragedi (hilangnya putra RK) sudah berlalu RK masih dapat 7-8%," terangnya.
Selanjutnya dia menjelaskan, dalam simulasi 19 nama juga tidak jauh berbeda dengan semi terbuka 33 nama. Ganjar Pranowo masih peringkat pertama 27%, Anies Baswedan masih kedua 23,7%, dan dengan margin of error 2,9% artinya tidak bisa disimpulkan siapa yang unggul antara Ganjar dan Anies. Namun, selisih Prabowo dengan Ganjar signifikan secara statistik, begitu juga dengan Anies.
"Yang lain konsisten di bawah tiga nama tadi. Ada RK tapi belum menyentuh double digit. Ini trennya, polanya sama, Anies naik tajam setelah deklarasi, kemudian Pak Prabowo turun, Ganjar sedikit turun dibanding survei september sebelum deklarasi, tapi penurunan yang jauh memang Pak Prabowo," urainya.
Untuk diketahui, survei nasional ini dilakukan pada tanggal 30 Oktober-5 November Juni 2022. Dengan metode pengambilan data melalui wawancara dengan responden dilakukan secara tatap muka terhadap 1.220 sampel yang memenuhi syarat sebagai pemilih, yang terdistribusi secara proporsional.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Adapun, Margin of error survei ini diperkirakan ±2,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Juga dilakukan quality control terhadap hasil wawancara secara random sebesar 20%.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
(maf)