Rektor UMJ: Muhammadiyah Bukan Organisasi Politik, Hanya Kerap Diseret-seret
loading...
A
A
A
JAKARTA - Muhammadiyah selalu menegaskan jati dirinya sebagai organisasi non-politik. Berdiri pada 1912, Muhammadiyah fokus pada kegiatan dakwah melalui amal-amal usaha di bidang pendidikan dan kesehatan.
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma'mun Murod menyebut yang dimaksud non-politik adalah yang bersifat partisipan. Muhammadiyah, kata dia, masuk ke dalam politik kebangsaan.
Saat ini, Muhammadiyah bekerjasama dengan Nadhlatul Wathan yang menegaskan bahwa Muhammadiyah memang bukan organisasi politik.
"Pemahaman itu cukup dinamis. Muhammadiyah tidak pernah dilepaskan dalam urusan politik, seperti politik kebangsaan. Bahkan politik dalam pengertian yang partisipan pun Muhamadiyah sering diseret-seret," jelasnya dalam webinar bertema ”Fokus Pembaruan Muhammadiyah Pasca Muktamar”, Jumat (25/11/2022).
Terakhir kali andil Muhammadiyah dalam kaitan dengan politik kebangsaan yaitu turut membidani lahirnya Partai Amanat Nasional (PAN) pada 1998. Menurut Ma’mun Murod saat itu Muhammadiyah diseret-seret masuk ke dalam politik praktis.
"Meskipun itu masih bisa dihindarkan Muhammadiyah untuk keterlibatan institusi Muhammadiyah secara mendalam," jelasnya.
Webinar ini juga dihadiri Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti dan Ketua Harian DPP Perindo TGB Muhammad Zainul Majdi sebagai narasumber.
Lihat Juga: Jadi Waketum 5 Perindo, Angkie Yudistia Bakal Gunakan Pengalamannya untuk Kemenangan Partai
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma'mun Murod menyebut yang dimaksud non-politik adalah yang bersifat partisipan. Muhammadiyah, kata dia, masuk ke dalam politik kebangsaan.
Saat ini, Muhammadiyah bekerjasama dengan Nadhlatul Wathan yang menegaskan bahwa Muhammadiyah memang bukan organisasi politik.
"Pemahaman itu cukup dinamis. Muhammadiyah tidak pernah dilepaskan dalam urusan politik, seperti politik kebangsaan. Bahkan politik dalam pengertian yang partisipan pun Muhamadiyah sering diseret-seret," jelasnya dalam webinar bertema ”Fokus Pembaruan Muhammadiyah Pasca Muktamar”, Jumat (25/11/2022).
Terakhir kali andil Muhammadiyah dalam kaitan dengan politik kebangsaan yaitu turut membidani lahirnya Partai Amanat Nasional (PAN) pada 1998. Menurut Ma’mun Murod saat itu Muhammadiyah diseret-seret masuk ke dalam politik praktis.
"Meskipun itu masih bisa dihindarkan Muhammadiyah untuk keterlibatan institusi Muhammadiyah secara mendalam," jelasnya.
Webinar ini juga dihadiri Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti dan Ketua Harian DPP Perindo TGB Muhammad Zainul Majdi sebagai narasumber.
Lihat Juga: Jadi Waketum 5 Perindo, Angkie Yudistia Bakal Gunakan Pengalamannya untuk Kemenangan Partai
(muh)