Uni Eropa Dukung Agenda Indonesia FOLU Net Sink 2030

Rabu, 16 November 2022 - 20:32 WIB
loading...
Uni Eropa Dukung Agenda...
Pertemuan bilateral Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK Agus Justianto dengan Director General for the Environment-EU Commission, Florika Fink-Hooijer. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Uni Eropa menyatakan siap untuk menjalin kerja sama formal untuk mendukung sukses agenda Indonesia FOLU Net Sink 2030. Sikap Uni Eropa ini menyusul tiga negara besar lainnya, yaitu Inggris, Amerika Serikat, dan Norwegia, yang sudah lebih dulu menyatakan dukungan bagi agenda FOLU Net Sink.

FOLU Net Sink adalah kondisi yang ingin dicapai melalui aksi mitigasi, di mana tingkat penyerapan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (forestry and other land use/FOLU) sudah lebih tinggi dibandingkan emisinya di tahun 2030.Target dari FOLU Net Sink 2030 adalah tingkat emisi GRK minus 140 juta ton setara karbondioksida (CO2e).

Sikap Uni Eropa disampaikan saat pertemuan bilateral antara Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK Agus Justianto yang didampingi Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan KLHK Krisdianto dengan Director General for the Environment-EU Commission, Florika Fink-Hooijer yang didampingi Assistant to the Director General for the Environment, Luis Planas Herrera di sela Konferensi Perubahan Iklim COP27 UNFCCC di Sharm El Sheikh, Mesir.

Baca juga: Indonesia-AS Saling Dukung Turunkan Emisi Karbon Menuju FOLU Net Sink 2030

"Pihak UE menyampaikan minat penguatan kerja sama untuk mendukung implementasi FOLU Net Sink melalui penyusunan MoU dengan ruang lingkup filing the gap MoU kerja sama Indonesia dengan Amerika Serikat, Norwegia, dan Inggris," kata Agus dalam keterangan tertulis, Rabu (16/11/2022).

Pertemuan bilateral tersebut dibuka dengan pembahasan menuju pertemuan konferensi perlindungan keanekaragaman hayati COP15 CBD di Montreal Kanada, Desember mendatang. Berkenaan dengan hal tersebut, Indonesia berposisi akan mendukung tahap akhir negosiasi the post-2020 Global Biodiversity Framework (post-2020 GBF).

Agus lalu menjelaskan tentang kemajuan implementasi agenda Indonesia's FOLU Net Sink 2030. Ini adalah suatu kebijakan nasional yang mencakup berbagai upaya, utamanya pengendalian deforestasi, pelestarian biodiversitas, proteksi dan restorasi lahan gambut, serta percepatan aksi aforestasi dan reforestasi lahan terdegradasi.

Baca juga: Menteri LHK: Upaya Indonesia Wujudkan Folu Net Sink 2030 Didukung AS

Melalui agenda FOLU Net Sink, Indonesia ingin mencapai tingkat penyerapan gas rumah kaca (GRK) yang lebih besar atau setidaknya seimbang dibandingkan emisinya di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (Forestry and Other Land Use/FOLU). Indonesia menargetkan untuk mencapai tingkat emisi minus 140 juta ton setara karbondioksida (CO2e) pada tahun 2030 di sektor kehutanan dan lahan.

Agenda FOLU Net Sink akan menjadi penyokong komitmen pengurangan emisi gas rumah kaca Indonesia yang tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contributions (NDC). Agenda FOLu Net Sink telah menarik perhatian sejumlah negara besar.

Dalam dialog dengan Menteri LHK Siti Nurbaya di Paviliun Indonesia pada 9 November 2022 lalu, Menteri Negara untuk Asia, Energi, Iklim, dan Lingkungan Inggris Lord Goldsmith, Menteri Pembangunan Internasional Norwegia Tvinnereim, dan Deputi Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk Iklim Rick Duke, juga mengungkapkan pujian dan menyatakan siap bekerja sama untuk mendukung pencapaian agenda tersebut.

Selain membahas FOLU Net Sink, dalam pertemuan bilateral antara Dirjen Agus Justianto dan Dirjen Florika Fink-Hooijer juga membahas tentang perkembangan kebijakan deforestation free supply chain commodities UE. UE mengklaim kebijakan ini akan memberi manfaat bagi Indonesia, karena Indonesia telah menjalankan kemitraan untuk mempromosikan perdagangan kayu legal, FLEGT-VPA, dengan baik. Indonesia akan masuk dalam negara low risk dan diberikan kemudahan dalam mengimplementasikan EUDR (EU Deforestation Regulation).

Berkenaan dengan hal tersebut, Dirjen Agus menjelaskan berbagai kemajuan dalam implementasi SVLK di Indonesia, dan berharap UE dapat terus memperkuat upaya sosialisasi setiap perkembangan dari kebijakan regulasi EUDR yang dapat berimplikasi dalam non-tariff barriers secara global.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1929 seconds (0.1#10.140)