Pemuda Perindo: Bonus Demografi Jangan Sampai Gagal

Senin, 14 November 2022 - 20:35 WIB
loading...
Pemuda Perindo: Bonus...
Direktur Eksekutif Pemuda DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Iqnal Shalat Sukma W mengatakan, bonus demografi adalah momen emas Indonesia sebagai negara maju. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Pemuda DPP Partai Persatuan Indonesia ( Perindo ) Iqnal Shalat Sukma W mengatakan, bonus demografi adalah momen emas Indonesia sebagai negara maju. Karena dalam sejarah, bonus demografi hanya sekali terjadi dalam satu bangsa.

Menurutnya, apabila Indonesia berhasil memanfaatkan bonus demografi ini, maka Indonesia akan mengalami lompatan ekonomi dengan jumlah Gross Domestic Product (GDP) tertinggi dan masuk dalam jajaran negara dengan pendapat tinggi.

"Jika Indonesia gagal dalam memanfaatkan momen ini dampak yang akan terjadi jumlah pengangguran akan bertambah dan kenaikan kemiskinan akan naik secara drastis tinggi," kata Iqnal kepada wartawan, Senin (14/11/2022).





Iqnal menuturkan, contoh negara yang gagal dalam memanfaatkan bonus demografi adalah negara Afrika Selatan dan Brazil pada 1970-2018 karena Brazil gagal mempersiapkan diri, maka terjadi pengangguran di usia produktif hasilnya defisit pada negara tersebut.

Kemudian, contoh negara yang berhasil memanfaatkan bonus demografi, Iqnal mencontohkan China dan Korea Selatan pada tahun 90an berhasil memanfaatkan bonus demografi dengan menciptakan industri rumah tangga yang memproduksi berbagai komponen-komponen peralatan elektronik yang membuat negara ini lompat menjadi negara maju dan macan Asia.

Guna menghindari gagalnya memanfaatkan bonus demografi, Iqnal menyatakan pemuda Indonesia harus benar-benar mampu memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. "Anak muda di Indonesia tidak boleh gagap teknologi dalam menyambut bonus demografi," ujarnya.

Mengutip dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), ada empat syarat yang harus dilakukan sesuai agar Indonesia berhasil memanfaatkan bonus demografi, yang pertama harus dikuatkan kualitas terbaik dari sisi pendidikan dan kesehatan. Kedua, tenaga kerja produktif yang besar yang harus diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang besar pula.

Yang ketiga, keluarga harus memiliki tabungan keluarga yang dapat diinvestasikan untuk hal yang produktif dan yang terakhir meningkatnya porsi perempuan dalam pasar kerja. Jika semua unsur di atas terpenuhi, Iqnal menyatakan Indonesia akan mengalami kemajuan ekonomi yang dahsyat.

"Pertanyaannya yang akan muncul apakah Indonesia sudah menyiapkan diri untuk mencapai empat syarat tersebut, jika belum mari kita membangun bersama-sama para generasi muda untuk Indonesia Sejahtera," pungkasnya.

Diketahui, dewasa ini publik sering mendengar tokoh-tokoh yang menyebutkan istilah bonus demografi. Salah satunya adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Melalui akun Instagram pribadinya, Jokowi menyatakan bonus demografi bukanlah beban. Namun, hal tersebut merupakan sebuah modal penting untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Diketahui, bonus demografi adalah di mana suatu negara memiliki usia produktif lebih tinggi dari pada usia non produktif. Usia produktif itu 15-64 tahun lebih banyak dari usia non produktif 0-14 tahun, kondisi ini terjadi adanya angka kematian dan kelahiran di suatu negara berkurang. Diprediksi, Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2030-2040.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0965 seconds (0.1#10.140)