SBY Sebut Pertemuan Biden dan Xi Jinping di G20 Penting bagi Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping bertemu dalam pelaksanaan KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022. Menurut Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pertemuan keduanya penting bagi dunia.
"Alhamdulillah, pertemuan Presiden Amerika Serikat Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping bakal digelar di Bali, di sela-sela Pertemuan Puncak G20," ujar SBY, di akun media sosialnya, Senin (14/11/2022).
Namun SBY menyayangkan pertemuan Biden-Putin tidak terlaksana karena Presiden Rusia Putin memutuskan untuk tidak hadir di G20 Summit Bali, Indonesia.
SBY mengaku memahami banyak pihak yang skeptis dan pesimistis bahwa pertemuan Biden-Xi Jinping ini akan menghasilkan sesuatu yang meaningful.
Alasan rivalitas dan permusuhan antara Amerika Serikat dan Tiongkok sudah amat luas dan dalam. Rasa saling percaya di antara keduanya sudah sangat rendah (trust deficit).
Isu-isu yang membuat keduanya bermusuhan dan saling berhadapan juga banyak yang fundamental dan sepertinya tak lagi bisa diakurkan. Salah satu contoh adalah urusan Taiwan.
Namun, ada juga yang berpendapat sebaliknya. Apapun hasil pertemuan Biden-Xi Jinping di Bali itu kata SBY tetap saja ada manfaatnya bagi dunia. Kesediaan bertemu secara langsung dan berdialog adalah bahasa politik yang positif.
"Bertemu tetap lebih baik dari pada tidak bertemu. Pengalaman di seluruh dunia mengajarkan bahwa resolusi konflik bisa didapatkan ketika jalan perundingan dan negosiasi akhirnya yang dipilih. Pertemuan kedua pemimpin puncak yang tengah bermusuhan kerap menjadi pintu masuk, atau paling tidak sebuah awal yang baik. Saya pribadi berada dalam pandangan dan pemikiran seperti ini," pungkas SBY.
"Alhamdulillah, pertemuan Presiden Amerika Serikat Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping bakal digelar di Bali, di sela-sela Pertemuan Puncak G20," ujar SBY, di akun media sosialnya, Senin (14/11/2022).
Namun SBY menyayangkan pertemuan Biden-Putin tidak terlaksana karena Presiden Rusia Putin memutuskan untuk tidak hadir di G20 Summit Bali, Indonesia.
SBY mengaku memahami banyak pihak yang skeptis dan pesimistis bahwa pertemuan Biden-Xi Jinping ini akan menghasilkan sesuatu yang meaningful.
Alasan rivalitas dan permusuhan antara Amerika Serikat dan Tiongkok sudah amat luas dan dalam. Rasa saling percaya di antara keduanya sudah sangat rendah (trust deficit).
Isu-isu yang membuat keduanya bermusuhan dan saling berhadapan juga banyak yang fundamental dan sepertinya tak lagi bisa diakurkan. Salah satu contoh adalah urusan Taiwan.
Namun, ada juga yang berpendapat sebaliknya. Apapun hasil pertemuan Biden-Xi Jinping di Bali itu kata SBY tetap saja ada manfaatnya bagi dunia. Kesediaan bertemu secara langsung dan berdialog adalah bahasa politik yang positif.
"Bertemu tetap lebih baik dari pada tidak bertemu. Pengalaman di seluruh dunia mengajarkan bahwa resolusi konflik bisa didapatkan ketika jalan perundingan dan negosiasi akhirnya yang dipilih. Pertemuan kedua pemimpin puncak yang tengah bermusuhan kerap menjadi pintu masuk, atau paling tidak sebuah awal yang baik. Saya pribadi berada dalam pandangan dan pemikiran seperti ini," pungkas SBY.
(maf)