Kakak Brigadir J Ungkap Suasana Mencekam saat Rombongan Polisi Datang Selepas Magrib
loading...
A
A
A
JAKARTA - Yuni Artika Hutabarat, kakak Brigadir J menceritakan bagaimana mencekam suasana yang dirasakan keluarganya di Muara Jambi ketika didatangi Brigjen Hendra Kurniawan. Bersama sejumlah polisi lain, Hendra yang saat itu menjabat sebagai Karo Paminal Divisi Propam Polri tiba-tiba masuk ke dalam rumah tanpa permisi.
"Jadi kejadian itu setelah pemakaman adik kami, selepas Magrib kami istirahat di rumah dengan keluarga inti. Nggak lama, ada anggota polisi yang masuk, langsung masuk buka pintu, sampai keluarga menjerit ini kenapa. Kami ketakutan, kami diperlakukan kayak seorang teroris," terangnya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022).
Adik Brigadir J yang lainnya yaitu, Devianita mengatakan bahwa pada saat itu polisi tersebut masuk tanpa mengucapkan permisi. Selain itu juga Hendra katanya masuk tanpa melepaskan sepatu yang dipakainya.
"Tanggal 11 Juli 2022 Pak Hendra dan teman-temannya datang tanpa permisi, masuk, pakai sepatu, langsung memisahkan antara keluarga inti sama keluarga besar," terangnya.
Roslin, sang Tante pun memberikan keterangan yang sama. Dia mengatakan pada saat itu Brigjen Hendra datang tiba-tiba dan langsung masuk dan menyuruh untuk pintu ditutup semua.
"Kedatangan Pak Hendra memang sangat menakutkan karena saat itu, ibu almarhum belum sempat pakai celana, hanya pakai sarung. Kami ini yang berduka, kalian tidak ada perasaan sama sekali. Kalian sudah membunuh anak saya. Sebagai aparat penegak hukum, tidak ada keramahan'," tegasnya.
"Jadi kejadian itu setelah pemakaman adik kami, selepas Magrib kami istirahat di rumah dengan keluarga inti. Nggak lama, ada anggota polisi yang masuk, langsung masuk buka pintu, sampai keluarga menjerit ini kenapa. Kami ketakutan, kami diperlakukan kayak seorang teroris," terangnya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2022).
Adik Brigadir J yang lainnya yaitu, Devianita mengatakan bahwa pada saat itu polisi tersebut masuk tanpa mengucapkan permisi. Selain itu juga Hendra katanya masuk tanpa melepaskan sepatu yang dipakainya.
"Tanggal 11 Juli 2022 Pak Hendra dan teman-temannya datang tanpa permisi, masuk, pakai sepatu, langsung memisahkan antara keluarga inti sama keluarga besar," terangnya.
Roslin, sang Tante pun memberikan keterangan yang sama. Dia mengatakan pada saat itu Brigjen Hendra datang tiba-tiba dan langsung masuk dan menyuruh untuk pintu ditutup semua.
"Kedatangan Pak Hendra memang sangat menakutkan karena saat itu, ibu almarhum belum sempat pakai celana, hanya pakai sarung. Kami ini yang berduka, kalian tidak ada perasaan sama sekali. Kalian sudah membunuh anak saya. Sebagai aparat penegak hukum, tidak ada keramahan'," tegasnya.
(muh)