3 Tahun Jokowi-Ma'ruf: Kredibilitas Kebijakan Menjadi Kunci

Selasa, 18 Oktober 2022 - 14:46 WIB
loading...
3 Tahun Jokowi-Maruf:...
Candra Fajri Ananda (Foto: Ist)
A A A
Candra Fajri Ananda
Staf Khusus Menteri Keuangan

OKTOBER 2022 ini, tidak terasa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin telah memasuki usia tiga tahun. Tentu ini adalah tiga tahun yang tak mudah, di mana banyak sekali tantangan yang datang silih berganti. Cobaan terberat tentu unprecedented crisis berupa serangan Covid119, yang dikategorikan sebagai pandemi di awal periode pemerintahannya.

Pandemi Covid-19 ini adalah hal tersulit yang harus dihadapi oleh pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, begitu juga oleh setiap pemerintahan di seluruh dunia. Pandemi ini telah menciptakan krisis multidimensi yang berdampak pada perubahan hampir di seluruh aspek kehidupan.

Baca Juga: koran-sindo.com

Dari aspek ekonomi, dua sisi pokok perekonomian, supply dan demand, menghadapi tekanan terbesar dalam sejarah. Kondisi ini menekan perekonomian global memasuki periode hibernasi, diam tak bergerak.

Aspek kehidupan lain, seperti aspek sosial dan kesehatan, juga menghadapi tantangan yang tak kalah berat. Lebih dari 620 juta kasus Covid-19 tercatat di seluruh dunia, dengan korban meninggal dunia lebih dari 6,5 juta. Hingga hampir tiga tahun sejak Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi, kasus demi kasus masih terus bermunculan. Bahkan, masyarakat dunia harus siap hidup berdampingan dengan virus Corona dalam jangka waktu yang lama.

Meskipun tantangan yang dihadapi dalam tiga tahun terakhir ini sangat berat, pemerintahan Jokowi-Ma’ruf nyatanya berhasil mengelola tantangan tersebut. Dari berbagai aspek kehidupan, Indonesia termasuk berhasil menangani pandemi. Terlebih dalam aspek ekonomi, dampak pandemi ke perekonomian Indonesia relatif moderat.

Bahkan, pemulihan ekonomi Indonesia relatif paling kuat. Pada kuartal II-2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mencapai 5,44% (year-on-year/yoy). Di saat negara lain masih berkutat pada pemulihan ekonomi, dalam tiga triwulan terakhir, Indonesia selalu berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5% (yoy). Capaian tersebut telah kembali ke level sebelum pandemi, bahkan sedikit lebih baik.

Namun demikian, pemerintah harus tetap waspada mengingat tantangan ekonomi global tak ada habisnya. Dalam beberapa waktu terakhir, ketika kondisi ekonomi berangsur pulih dari terjangan pandemi, harga minyak global melonjak naik. Sebab ia menjadi kebutuhan utama manusia, kenaikan harganya tentu saja menjadi masalah pelik.

Bahkan, pada Maret 2022 harga minyak menyentuh US$127 per barel, harga tertinggi dalam 14 tahun terakhir. Tingginya harga minyak mentah tentu membawa kompleksitas tersendiri dalam perekonomian nasional, sehingga keputusan sulit harus diambil, yaitu penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1490 seconds (0.1#10.140)