Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Bertambah Jadi 131 Orang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) melaporkan korban meninggal dunia akibat tragedi Kanjuruhan bertambah menjadi 131 orang. Bertambah enam orang dari 125 korban meninggal yang sebelumnya diumumkan pemerintah.
131 korban meninggal terdiri dari 90 laki-laki dan 41 perempuan. Kebanyakan korban remaja dan anak muda usia 12-24 tahun dan satu korban masih balita berusia 4 tahun. Baca juga: Bareskrim Polri Periksa 29 Orang, 6 CCTV dan Tetesan Darah Terkait Tragedi Kanjuruhan
Data itu bersumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang dan telah dikonfirmasi kepada Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto. Yang berasal dari beberapa rumah sakit (RS) yang merawat korban, di antaranya RS Wafa Husada, RSB Hasta Brata Batu, RSUD Kanjuruhan, RSUD Saiful Anwar, RS Teja Husada Kepanjen, RS Ben Mari Pakisaji, RS Hasta Husada, RSI Gondang Legi, RS Salsabila, RST Soepraon serta informasi dari keluarga korban.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pihaknya akan masih berfokus pada penanganan darurat insiden dan korban, baik yang luka maupun tewas.
Hal itu dilakukan sebagai tugas dan fungsi Kemenko PMK untuk terus melakukan penanganan korban, terutama melakukan update data.
“Yang sakit kita layani sebaik dan secepat mungkin dan gratis, sedang yang meninggal keluarganya beri santunan dari pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten-kota,” ungkap Muhadjir dalam keterangan yang diterima, Rabu (5/10/2022).
“Saat ini kita fokus dulu ke mereka yang menjadi korban, karena ini masih tanggap insiden, sisanya baru nanti kira rekonstruksi peristiwanya kemudian nanti kita tentukan sikap sambil menunggu keputusan presiden,” jelas Muhadjir.
Sementara itu untuk menghindari ledakan sosial, Muhadjir meminta Aremania agar dapat menahan diri. “Semua prihatin atas insiden di Stadion Kanjuruhan. Tapi saat ini saya minta Aremania untuk menahan diri. Mari kita ciptakan suasana yang kondusif. Jangan sampai ada lagi korban berjatuhan. Sudah cukup. Terlalu mahal nyawa hanya untuk sepakbola,“ kata Muhadjir seraya menangis di depan Aremania.
Diketahui, Menko PMK bersama Mensos Risma sebelumnya telah memberikan santunan kepada 125 ahli waris yang terdata oleh Kemensos per Senin (3/10) di Kota dan Kabupaten Malang yang mengalami tragedi tersebut. Data ini masih bisa bertambah sesuai perkembangan di lapangan. Masing-masing ahli waris menerima santunan sebesar Rp15 juta dan paket sembako.
131 korban meninggal terdiri dari 90 laki-laki dan 41 perempuan. Kebanyakan korban remaja dan anak muda usia 12-24 tahun dan satu korban masih balita berusia 4 tahun. Baca juga: Bareskrim Polri Periksa 29 Orang, 6 CCTV dan Tetesan Darah Terkait Tragedi Kanjuruhan
Data itu bersumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang dan telah dikonfirmasi kepada Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto. Yang berasal dari beberapa rumah sakit (RS) yang merawat korban, di antaranya RS Wafa Husada, RSB Hasta Brata Batu, RSUD Kanjuruhan, RSUD Saiful Anwar, RS Teja Husada Kepanjen, RS Ben Mari Pakisaji, RS Hasta Husada, RSI Gondang Legi, RS Salsabila, RST Soepraon serta informasi dari keluarga korban.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pihaknya akan masih berfokus pada penanganan darurat insiden dan korban, baik yang luka maupun tewas.
Hal itu dilakukan sebagai tugas dan fungsi Kemenko PMK untuk terus melakukan penanganan korban, terutama melakukan update data.
“Yang sakit kita layani sebaik dan secepat mungkin dan gratis, sedang yang meninggal keluarganya beri santunan dari pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten-kota,” ungkap Muhadjir dalam keterangan yang diterima, Rabu (5/10/2022).
“Saat ini kita fokus dulu ke mereka yang menjadi korban, karena ini masih tanggap insiden, sisanya baru nanti kira rekonstruksi peristiwanya kemudian nanti kita tentukan sikap sambil menunggu keputusan presiden,” jelas Muhadjir.
Sementara itu untuk menghindari ledakan sosial, Muhadjir meminta Aremania agar dapat menahan diri. “Semua prihatin atas insiden di Stadion Kanjuruhan. Tapi saat ini saya minta Aremania untuk menahan diri. Mari kita ciptakan suasana yang kondusif. Jangan sampai ada lagi korban berjatuhan. Sudah cukup. Terlalu mahal nyawa hanya untuk sepakbola,“ kata Muhadjir seraya menangis di depan Aremania.
Diketahui, Menko PMK bersama Mensos Risma sebelumnya telah memberikan santunan kepada 125 ahli waris yang terdata oleh Kemensos per Senin (3/10) di Kota dan Kabupaten Malang yang mengalami tragedi tersebut. Data ini masih bisa bertambah sesuai perkembangan di lapangan. Masing-masing ahli waris menerima santunan sebesar Rp15 juta dan paket sembako.
(kri)