Bukan Menag, PKB Sebut Dua Menteri Ini Lebih Layak Dicopot Jokowi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq menyatakan bahwa sebenarnya publik sudah mengetahui siapa menteri yang harus diganti. Hal tersebut diungkapkannya dalam diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk Menanti Perombakan Kabinet, Sabtu (4/7/2020).
"Menurut PKB, menteri yang pertama harus di-reshuffle menteri agama ya?" tanya host Diskusi Polemik MNC Trijaya, Margi Syarief. "Menteri Kesehatan," jawab Maman Imanulhaq.
(Baca: PKB Ingin Presidential Threshold 10% dan Parliamentary Threshold 7%)
Maman mengakui mengkritik Kementerian Agama, namun lebih pada programnya. "Kalau yang lebih penting itu Menteri Kesehatan menurut saya. Kedua, menteri pendidikan. Menteri pendidikan itu sangat, harus digarisbawahi bahwa belajar jarak jauh itu tidak menyelesaikan masalah," kata Maman.
Maman menilai terdapat sosok menteri dalam kabinet yang memang tidak pas menduduki pos jabatan yang sekarang diemban.
"Ada beberapa menteri yang pantasnya menjadi kiyai tetapi menjadi menteri, Menteri Kesehatan maksudnya. Ada menteri yang disebut mas Dedi (Direktur IPO-red), sebenarnya tidak berpengaruh, tetapi publik bilang dia berpengaruh, misalnya Wisnu," imbuhnya.
(Baca: Anggap Wajar Jokowi Marah, Masinton PDIP: Pemerintahan Gagap Hadapi Covid-19)
Dia pun mengungkapkan ada kementerian yang mengajukan anggaran tambahan saat Pandemi Covid-19. "Kita sisir programnya. Tidak satu pun menyentuh pandemi. Saya sebutin Kementerian Agama. Kementerian Agama itu tidak ada sense of crisis pandemi," pungkasnya.
"Menurut PKB, menteri yang pertama harus di-reshuffle menteri agama ya?" tanya host Diskusi Polemik MNC Trijaya, Margi Syarief. "Menteri Kesehatan," jawab Maman Imanulhaq.
(Baca: PKB Ingin Presidential Threshold 10% dan Parliamentary Threshold 7%)
Maman mengakui mengkritik Kementerian Agama, namun lebih pada programnya. "Kalau yang lebih penting itu Menteri Kesehatan menurut saya. Kedua, menteri pendidikan. Menteri pendidikan itu sangat, harus digarisbawahi bahwa belajar jarak jauh itu tidak menyelesaikan masalah," kata Maman.
Maman menilai terdapat sosok menteri dalam kabinet yang memang tidak pas menduduki pos jabatan yang sekarang diemban.
"Ada beberapa menteri yang pantasnya menjadi kiyai tetapi menjadi menteri, Menteri Kesehatan maksudnya. Ada menteri yang disebut mas Dedi (Direktur IPO-red), sebenarnya tidak berpengaruh, tetapi publik bilang dia berpengaruh, misalnya Wisnu," imbuhnya.
(Baca: Anggap Wajar Jokowi Marah, Masinton PDIP: Pemerintahan Gagap Hadapi Covid-19)
Dia pun mengungkapkan ada kementerian yang mengajukan anggaran tambahan saat Pandemi Covid-19. "Kita sisir programnya. Tidak satu pun menyentuh pandemi. Saya sebutin Kementerian Agama. Kementerian Agama itu tidak ada sense of crisis pandemi," pungkasnya.
(muh)