Pengaruhi Investasi, Reshuffle Kabinet Harus Pasti Jangan Sekadar Wacana
loading...
A
A
A
JAKARTA - Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mempersilakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan reshuffle kabinet. Bhima meminta agar Presiden Jokowi tidak membuat mengambang isu reshuffle tersebut.
(Baca juga: Soal Reshuffle, Pengamat: Jokowi Berpeluang Ajak Parpol di Luar Koalisi)
"Kalau mau reshuffle, ya reshuffle aja, jangan kemudian membuat mengambang seperti ini," ujar Bhima dalam diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk Menanti Perombakan Kabinet, Sabtu (4/7/2020).
Sebab, isu reshuffle kabinet dinilai mempengaruhi realisasi investasi di Indonesia. "Karena dibuat mengambang seperti ini justru pelaku bisnis investor mau masuk ke Indonesia itu hitung berkali-kali, mereka akan wait and see, mereka akan nunggu, karena ini kan terkait juga," ungkapnya.
(Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet Dinilai Untungkan Oposisi Secara Elektoral)
Karena, lanjut dia, biasanya ganti menteri, ganti kebijakan. "Kalau belum ada kejelasan seperti ini, masih gertak-gertak sambal gini, nantinya ini ganggu juga realisasi investasi kita juga," ungkapnya.
Dia pun memberikan contoh, pengusaha menahan bisnisnya. "Yang tadinya mau relokasi pabrik ke Batang, lahannya sudah disiapin, mereka akan bilang 'nanti dulu ini menterinya kok belum ganti ya, kapan gantinya'," katanya.
(Baca juga: Soal Reshuffle, Pengamat: Jokowi Berpeluang Ajak Parpol di Luar Koalisi)
"Kalau mau reshuffle, ya reshuffle aja, jangan kemudian membuat mengambang seperti ini," ujar Bhima dalam diskusi Polemik MNC Trijaya bertajuk Menanti Perombakan Kabinet, Sabtu (4/7/2020).
Sebab, isu reshuffle kabinet dinilai mempengaruhi realisasi investasi di Indonesia. "Karena dibuat mengambang seperti ini justru pelaku bisnis investor mau masuk ke Indonesia itu hitung berkali-kali, mereka akan wait and see, mereka akan nunggu, karena ini kan terkait juga," ungkapnya.
(Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet Dinilai Untungkan Oposisi Secara Elektoral)
Karena, lanjut dia, biasanya ganti menteri, ganti kebijakan. "Kalau belum ada kejelasan seperti ini, masih gertak-gertak sambal gini, nantinya ini ganggu juga realisasi investasi kita juga," ungkapnya.
Dia pun memberikan contoh, pengusaha menahan bisnisnya. "Yang tadinya mau relokasi pabrik ke Batang, lahannya sudah disiapin, mereka akan bilang 'nanti dulu ini menterinya kok belum ganti ya, kapan gantinya'," katanya.
(maf)