Capres-Cawapres Gerindra dan PKB Tinggal Menunggu Hari Baik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sudah menyepakati menjalin kerja sama politik dengan Partai Gerindra pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Meski sudah menandatangani Piagam Deklarasi Koalisi, hingga saat ini belum jelas siapa yang akan diusung sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB Jazilul Fawaid mengatakan, koalisi Gerindra-PKB sudah mencukupi syarat presidential thresholdkarena gabungan kursi keduanya sudah lebih dari 20%. Soal siapa nama capres dan cawapres tinggal menunggu pengumuman.
"Di antara parpol yang berkoalisi yang sudah ada kesepakatan tertulis, jelas, cukup kursinya, ada tokohnya, ya koalisi PKB dengan Gerindra. Tinggal meninggu hari baik saja untuk mengumumkan capres dan cawapres," ujar Gus Jazil dalam dialog bertajuk Membaca Arah Partai Politik dalam Pilpres 2024 di Jakarta, Jumat (30/9/2022).
Menurut Gus Jazil, berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani dengan Gerindra, untuk menentukan capres dan cawapres diserahkan kepada kedua ketua umum parpol yakni Muhaimin Iskandar dan Prabowo Subianto. "Kalau secara internal capres PKB sudah jelas Gus Muhaimin. Tapi karena sudah koalisi dengan Gerindra maka keputusan capres dan cawapres diserahkan ke Gus Muhaimin dan Pak Prabowo," tuturnya.
Wakil Ketua MPR ini mengatakan, langkah politik yang diambil PKB-Gerindra jauh lebih maju daripada parpol lainnya. Bahkan, PDIP yang sebenarnya bisa mengusung pasangan calon sendiri pun hingga saat ini belum jelas siapa capres dan cawapres yang diusung.
"Sampai hari ini semua parpol sudah mengarah, tapi belum pada target. KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) sejak Juni lalu lalu sudah teken kerja sama, tapi belum jelas. Nasdem sudah mengumumkan tiga capres, tapi sampai hari ini belum jelas," katanya.
Menurut Gus Jazil, Pemilu 2024 dalam kondisi penuh ketidakpastian sehingga umumnya parpol masih menunggu, termasuk menunggu pergerakan parpol lain. "Pemilu 2024 berbeda dengan 2019 karena nanti tidak ada incumbent, ini yang susah dibaca. Beda kalau ada incumbent," tuturnya.
Selain itu, Pemilu 2024 juga dalam bayang-bayang trauma Covid-19 dan perekonomian yang juga tidak menentu. "Banyak yang unpredictabel. Ekonomi tak menentu. Tak ada incumbent sehingga partai tak berani mengumumkan calon. Kalau PKB sudah pasti dari awal," katanya.
Gus Jazil menambahkan, tidak ada alasan bagi PKB untuk tidak mengusung kader sendiri. Apalagi, kader PKB memang diajarkan oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk selalu berani.
"Gus Dur mengatakan keberanian itu perlu. Mumpung nanti nggak ada calon yang dominan, semua tokoh sama-sama ombak. Kami bisa yakinkan publik kalau tokoh kami (Gus Muhaimin) boleh diuji," paparnya.
Menurut Gus Jazil, politik gagasan Gus Muhaimin dalam menuju Pilpres 2024 bahkan sudah dituangkan dalam buku Politik Kesejahteraan Visioning Indonesia.
"Gagasan ini penting sebab kalau Pemilu 2024 salah memilih maka ke depan akan lebih sulit lagi kalau pemimpin yang terpilih tidak bisa memunculkan harapan baru. Kami tak sekadar promosi capres, tapi juga promosi gagasan," tuturnya.
Gus Jazil berharap Pemilu 2024 bakal menghadirkan "fajar baru" untuk Indonesia yang lebih baik, adil, makmur, dan sejahtera.
Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB Jazilul Fawaid mengatakan, koalisi Gerindra-PKB sudah mencukupi syarat presidential thresholdkarena gabungan kursi keduanya sudah lebih dari 20%. Soal siapa nama capres dan cawapres tinggal menunggu pengumuman.
"Di antara parpol yang berkoalisi yang sudah ada kesepakatan tertulis, jelas, cukup kursinya, ada tokohnya, ya koalisi PKB dengan Gerindra. Tinggal meninggu hari baik saja untuk mengumumkan capres dan cawapres," ujar Gus Jazil dalam dialog bertajuk Membaca Arah Partai Politik dalam Pilpres 2024 di Jakarta, Jumat (30/9/2022).
Menurut Gus Jazil, berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani dengan Gerindra, untuk menentukan capres dan cawapres diserahkan kepada kedua ketua umum parpol yakni Muhaimin Iskandar dan Prabowo Subianto. "Kalau secara internal capres PKB sudah jelas Gus Muhaimin. Tapi karena sudah koalisi dengan Gerindra maka keputusan capres dan cawapres diserahkan ke Gus Muhaimin dan Pak Prabowo," tuturnya.
Wakil Ketua MPR ini mengatakan, langkah politik yang diambil PKB-Gerindra jauh lebih maju daripada parpol lainnya. Bahkan, PDIP yang sebenarnya bisa mengusung pasangan calon sendiri pun hingga saat ini belum jelas siapa capres dan cawapres yang diusung.
"Sampai hari ini semua parpol sudah mengarah, tapi belum pada target. KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) sejak Juni lalu lalu sudah teken kerja sama, tapi belum jelas. Nasdem sudah mengumumkan tiga capres, tapi sampai hari ini belum jelas," katanya.
Menurut Gus Jazil, Pemilu 2024 dalam kondisi penuh ketidakpastian sehingga umumnya parpol masih menunggu, termasuk menunggu pergerakan parpol lain. "Pemilu 2024 berbeda dengan 2019 karena nanti tidak ada incumbent, ini yang susah dibaca. Beda kalau ada incumbent," tuturnya.
Selain itu, Pemilu 2024 juga dalam bayang-bayang trauma Covid-19 dan perekonomian yang juga tidak menentu. "Banyak yang unpredictabel. Ekonomi tak menentu. Tak ada incumbent sehingga partai tak berani mengumumkan calon. Kalau PKB sudah pasti dari awal," katanya.
Gus Jazil menambahkan, tidak ada alasan bagi PKB untuk tidak mengusung kader sendiri. Apalagi, kader PKB memang diajarkan oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk selalu berani.
"Gus Dur mengatakan keberanian itu perlu. Mumpung nanti nggak ada calon yang dominan, semua tokoh sama-sama ombak. Kami bisa yakinkan publik kalau tokoh kami (Gus Muhaimin) boleh diuji," paparnya.
Menurut Gus Jazil, politik gagasan Gus Muhaimin dalam menuju Pilpres 2024 bahkan sudah dituangkan dalam buku Politik Kesejahteraan Visioning Indonesia.
"Gagasan ini penting sebab kalau Pemilu 2024 salah memilih maka ke depan akan lebih sulit lagi kalau pemimpin yang terpilih tidak bisa memunculkan harapan baru. Kami tak sekadar promosi capres, tapi juga promosi gagasan," tuturnya.
Gus Jazil berharap Pemilu 2024 bakal menghadirkan "fajar baru" untuk Indonesia yang lebih baik, adil, makmur, dan sejahtera.
(zik)