Vaksin Meningitis Langka, PKS Harap Jamaah Umrah Jangan Sampai Telantar

Rabu, 28 September 2022 - 13:48 WIB
loading...
Vaksin Meningitis Langka,...
PKS menyoroti adanya kelangkaan vaksin meningitis dan berharap jamaah umrah tidak sampai telantar. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - PKS menyoroti kelangkaan vaksin meningitis tengah melanda Indonesia. Apalagi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkonfirmasi mulai langkanya vaksin meningitis karena kapasitas produksi terbatas.

Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati meminta agar pemerintah melalui lintas kementerian, koordinasi bersama agar calon jamaah umrah Indonesia tidak telantar.

Salah satu yang bisa dilakukan sebagai langkah strategis adalah dengan melakukan lobi dengan Pemerintah Arab Saudi tentang syarat vaksin meningitis sebagai syarat wajib jamaah umrah.

"Saat ini tengah ada perubahan beberapa regulasi umrah ini mungkin jadi momentum untuk membicarakan beberapa hal termasuk syarat vaksin meningitis. KJRI Jeddah menyebut di lapangan tidak ada lagi pemeriksaan untuk vaksin meningitis," ujar Kurniasih, Rabu (28/9/2022).



Ia berharap, dalam jangka pendek perlu dilakukan langkah bersama khususnya dari Kemenkes dan Kemenag untuk penyediaan vaksin bagi jamaah umrah.

"Lakukan audit dari total yang stok vaksin yang ada dengan rencana pengadaan ke depan dibandingkan dengan calon jamaah umrah yang sudah membayar dan siap berangkat," ucapnya.

Sementara untuk jangka panjang menurut Kurniasih, pemerintah bisa melakukan lobi ke pemerintah Arab Saudi terkait syarat vaksin ini.

Kurniasih juga meminta agar dinas kesehatan di pemerintah daerah memantau stok vaksin meningitis di masing-masing wilayah dan dilaporkan secara berkala ke pusat. Sehingga kata dia, tidak ada pihak-pihak yang mempermainkan harga di tengah kelangkaan vaksin Meningitis.

"Tindakan jangka pendek bisa dilakukan berdasarkan data yang akurat. Selain itu pastikan harganya tidak dipermainkan sehingga justru memberatkan calon jamaah umrah. Mereka sedang melaksanakan hak ibadahnya yang dilindungi regulasi bukan menjadi komoditas pasar yang bebas dipermainkan," tutupnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3270 seconds (0.1#10.140)