Airlangga dan Prabowo Kian Lengket di Kabinet Jokowi, Pengamat: Semua Masih Dinamis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, pada Senin 19 Oktober.
Pertemuan empat mata tersebut berlangsung hangat di ruang kerja Airlangga. Keduanya bertukar pikiran mengenai tantangan nasional saat ini yang berkaitan dengan isu keamanan, geopolitik, serta ekonomi dunia.
Menanggapi hal itu, Pengamat Politik dan Pendiri Indonesia Political Power, Ikhwan Arif menilai, pertemuannya menarik untuk diikuti.
Baca juga: Temui Airlangga Empat Mata, Prabowo: Untuk Kepentingan Rakyat
Bukan hanya keduanya merupakan menteri andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi), namun baik Airlangga dan Prabowo sama-sama memiliki kekuatan politik untuk Pemilu 2024.
Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar punya gerbong besar bernama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PPP dan PAN. Sementara Prabowo punya Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang diusung bersama PKB.
"Kalau dilihat dari sudut pandang istana, keduanya lebih intens membahas pemerintahan dan masih jauh dari potensi berkoalisi, meskipun berbicara empat mata, kedua tokoh ini lebih membahas gagasan politik kebangsaan," kata Ikhwan, Rabu (21/9/2022).
Ia menilai, kondisi perpolitikan menuju tahun politik 2024 masih sangat dinamis. Potensi koalisi antara Prabowo dan Airlangga masih jauh dari sekadar pertemuan empat mata.
"Kondisinya sekarang masih dinamis, meskipun keduanya sudah membentuk koalisi, Airlangga KIB, Prabowo KIR, kedua koalisi belum secara terang-terangan mendeklarasikan nama-nama bakal capres dan bakal cawapres," jelasnya.
Terlebih, KIB masih belum mendeklarasikan siapa capres dan cawapres yang diusung. Sehingga, peluang koalisi masih sangat terbuka untuk pihak manapun.
"Pertemuan kedua tokoh ini lebih cenderung membahas kinerja di pemerintahan Presiden Jokowi apalagi KIB sebagai koalisi yang pertama kali dibentuk sampai sekarang belum mengerucutkan nama-nama bakal capres dan bakal cawapres. Jadi pertemuan antar elite partai politik tidak bisa diklaim langsung membentuk koalisi karena kondisinya sekarang masih dinamis," jelasnya.
Ikhwan menilai, dari kacamata politik, pertemuan Airlangga dan Prabowo lebih kepada Power Sharing. Sehingga bisa menentukan ke depannya apakah potensi koalisi bisa terbuka atau justru tertutup.
"Mungkin pertemuan keduanya lebih kepada power sharing di samping sebagai ketua umum partai, keduanya memiliki posisi penting di Pemerintah Jokowi, kondisinya masih cair daya tarik menarik antara elite partai politik masih kuat masih jauh dari potensi berkoalisi," tutupnya.
Pertemuan empat mata tersebut berlangsung hangat di ruang kerja Airlangga. Keduanya bertukar pikiran mengenai tantangan nasional saat ini yang berkaitan dengan isu keamanan, geopolitik, serta ekonomi dunia.
Menanggapi hal itu, Pengamat Politik dan Pendiri Indonesia Political Power, Ikhwan Arif menilai, pertemuannya menarik untuk diikuti.
Baca juga: Temui Airlangga Empat Mata, Prabowo: Untuk Kepentingan Rakyat
Bukan hanya keduanya merupakan menteri andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi), namun baik Airlangga dan Prabowo sama-sama memiliki kekuatan politik untuk Pemilu 2024.
Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar punya gerbong besar bernama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PPP dan PAN. Sementara Prabowo punya Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang diusung bersama PKB.
"Kalau dilihat dari sudut pandang istana, keduanya lebih intens membahas pemerintahan dan masih jauh dari potensi berkoalisi, meskipun berbicara empat mata, kedua tokoh ini lebih membahas gagasan politik kebangsaan," kata Ikhwan, Rabu (21/9/2022).
Ia menilai, kondisi perpolitikan menuju tahun politik 2024 masih sangat dinamis. Potensi koalisi antara Prabowo dan Airlangga masih jauh dari sekadar pertemuan empat mata.
"Kondisinya sekarang masih dinamis, meskipun keduanya sudah membentuk koalisi, Airlangga KIB, Prabowo KIR, kedua koalisi belum secara terang-terangan mendeklarasikan nama-nama bakal capres dan bakal cawapres," jelasnya.
Terlebih, KIB masih belum mendeklarasikan siapa capres dan cawapres yang diusung. Sehingga, peluang koalisi masih sangat terbuka untuk pihak manapun.
"Pertemuan kedua tokoh ini lebih cenderung membahas kinerja di pemerintahan Presiden Jokowi apalagi KIB sebagai koalisi yang pertama kali dibentuk sampai sekarang belum mengerucutkan nama-nama bakal capres dan bakal cawapres. Jadi pertemuan antar elite partai politik tidak bisa diklaim langsung membentuk koalisi karena kondisinya sekarang masih dinamis," jelasnya.
Ikhwan menilai, dari kacamata politik, pertemuan Airlangga dan Prabowo lebih kepada Power Sharing. Sehingga bisa menentukan ke depannya apakah potensi koalisi bisa terbuka atau justru tertutup.
"Mungkin pertemuan keduanya lebih kepada power sharing di samping sebagai ketua umum partai, keduanya memiliki posisi penting di Pemerintah Jokowi, kondisinya masih cair daya tarik menarik antara elite partai politik masih kuat masih jauh dari potensi berkoalisi," tutupnya.
(maf)