Soeharto Dituding Terlibat G30S/PKI Gara-gara Tidak Menjadi Target Pembunuhan

Minggu, 18 September 2022 - 23:21 WIB
loading...
Soeharto Dituding Terlibat...
Menurut pengauan Kolonel Latief, Soeharto tidak masuk target penculikan dan pembunuhan isu Dewan Jenderal karena dianggap loyalis Soekarno. Foto/ist
A A A
JAKARTA - Mengapa Soeharto tidak ikut diculik dan dibunuh pada 1965? Pertanyaan ini selalu dan masih saja diajukan berkaitan dengan peristiwa Gerakan 30 September yang didalangi Partai Komunis Indonesia ( PKI ) atau G30S/PKI. Ketika itu para petinggi TNI AD diculik dari rumah mereka dan dibunuh secara kejam oleh sekelompok orang berseragam Cakrabhirawa, pasukan pengawal presiden pada masa itu.

Soeharto Dituding Terlibat G30S/PKI Gara-gara Tidak Menjadi Target Pembunuhan

Foto/ist

Sebanyak enam jenderal dan seorang perwira TNI AD yaitu Letnan Jenderal Ahmad Yani; Mayor Jenderal Raden Soeprapto; Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono; Mayor Jenderal Siswondo Parman; Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan; Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo menjadi korban. Jenderal Ahmad Haris Nasution berhasil lolos dari upaya penculikan.

Namun putrinya Ade Irma Suryani Nasution, dan ajudannya Lettu Pierre Andreas Tendean. menjadi ganti. Ade Irma yang terkena tembakan meninggal beberapa hari kemudian. Sementara Lettu Tendean malam itu dibawa penculik bersama para jenderal lain.



Mereka ditemukan telah menjadi jenazah di dalam sebuah sumur tua berdiameter kecil kawasan Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta Timur. Ketujuh jenazah dimasukkan menjadi satu ke dalam sumur. Jenazah diangkat satu per satu pada 4 Oktober 1965 dan dimakamkan keesokan harinya, tepat di Hari Ulang Tahun TNI, 5 Oktober 1965.

Soeharto Dituding Terlibat G30S/PKI Gara-gara Tidak Menjadi Target Pembunuhan

Foto/ist

Soeharto sebagai salah satu pentolan TNI AD waktu itu, ternyata tidak termasuk target G30S/PKI. Ketika itu Soehato adalah panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat (pangkostrad). Sebaliknya G30S/PKI menjadi awal runtuhnya Orde Lama di bawah kepemimpinan Soekarno dan awal masa Orde Baru di bawah kendali Soeharto.

Berbekal surat perintah 11 Maret 1966 yang diteken Soekarno, Soeharto mengambil alih kendali negara. Secara perlahan peran Soekarno tergantikan dan mencapai puncaknya ketika Soeharto dilantik menjadi Presiden RI melalui sidang istimwa MPRS pada 12 Maret 1967. Soeharto lalu ditetapkan sebagai presiden penuh lewat Sidang Umum MPR 28 Maret 1968 yang dipimpin AH Nasution.

Soeharto Dituding Terlibat G30S/PKI Gara-gara Tidak Menjadi Target Pembunuhan

Foto/perpusnas.go.id

Mengenai tidak masuknya Soeharto sebagai target PKI memang masih kontroversial. Sebagai pangkostrad, Soeharto membawahi pasukan yang ”layak” untuk dilenyapkan PKI. Sebab PKI ingin memastikan kekuasannya atas TNI, khususnya TNI AD. Tetapi hal itu tidak terjadi. Hal ini menyebabkan munculnya teori keterlibatan Soeharto dalam G30S/PKI.

Teori tersebut dikuatkan fakta kedekatan Soeharto dengan Letkol Untung, komandan lapangan G30S/PKI. Soeharto juga disebut telah mendapat informasi mengenai rencana kudeta PKI dari Koloonel Latief, salah satu tokoh PKI. Tetapi disebutkan Soeharto tidak merespons dan terkesan membiarkan.

Bahkan, Kolonel Latief membuat kesaksian di Mahkamah Militer yang kemudian kerap dijadikan rujukan pengamat dan peneliti sejarah mengenai lolosnya Soeharto dari target PKI. "...karena kami anggap Jenderal Soeharto loyalis Bung Karno, maka tidak kami jadikan sasaran," kata Latief dalam sidang dikutip dari buku Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan, dan Petualang (2010).



Dari pengakuan Latief tersebut, Soeharto tentu tidak dalam posisi yang bisa menolak. Sebab itu adalah penilaian orang-orang PKI yang menganggapnya sebagai sekutu. Tetapi apakah kedekatan itu berarti juga terlibat?

”Mengetahui informasi itu belum tentu terlibat. Sebenarnya para jenderal yang diculik dan dibunuh itu juga mengetahui rencana kudeta PKI,” ujar pengamat politik dan militer Selamat Ginting, dikutip dari saluran Youtube Ahmad Nowmenta Putra, Minggu (18/9/2022).
(muh)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1699 seconds (0.1#10.140)