Tepis Klaim Demokrat, Jokowi Dinilai Lebih Masif Bangun Infrastruktur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai berhasil membangun infrastruktur yang membuat Indonesia menjadi negara dengan ekonomi yang kuat. Banyak pembangunan infrastruktur di era pemerintahan sebelumnya, diselesaikan oleh Pemerintahan Jokowi, bahkan kemudian diperkuat.
Pengamat Ekonomi Defiyan Cori mencontohkan, dari sisi konektivitas, masyarakat saat ini didukung dengan infrastruktur yang mumpuni, sehingga membuat ruang gerak masyarakat semakin leluasa untuk melakukan mobilitas dengan biaya yang murah.
"Logistik pun menjadi lancar dengan infrastruktur yang terbentang. Tak hanya dari sisi panjang jalan saja, tetapi juga dari aksesibilitas dan keterjangkauan, sehingga kinerja logistik menjadi lebih baik," kata Defian menanggapi Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengatakan banyak pembangunan infrastruktur di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tapi selesai setelah tidak lagi menjabat, sehingga ada pihak yang tinggal gunting pita.
Baca juga: Pidato di Rapimnas Demokrat, AHY Bandingkan Pemerintahan Saat Ini dan SBY
Menurut Defiyan, hal yang paling fenomenal dari pembangunan infrastruktur di era Presiden Jokowi yakni bendungan yang sangat penting karena berkaitan dengan peningkatan produktivitas pertanian. Keputusan pemerintahan Jokowi membangun banyak bendungan adalah keputusan sangat tepat. "Karena itu akan memperkuat ketahanan pangan kita. Sektor pertanian menjadi semakin produktif," ujarnya.
Politikus Nasdem Irma Suryani Chaniago menilai tak hanya membangun infrastruktur baru, Pemerintahan Jokowi juga melanjutkan proyek-proyek mangkrak dari pemerintahan sebelumnya. "Jika tak dilanjutkan kerugian negara sangat besar (karena mangkrak)," ujarnya.
Berdasarkan data yang ada, beberapa konstruksi jalan di era Jokowi yang dimulai sebelum 2014 dan selesai setelah 2015 sepanjang 222,2 km. Sedangkan konstruksi yang dimulai setelah 2015 dan selesai sampai september 2022 sejauh 1.540,1 km. Sepanjang 750 km jalan ditargetkan selesai 2024. Dengan kata lain, hanya 222 km jalan tol (9 ruas) yang dimulai di era pemerintahan sebelumnya dan diselesaikan/diresmikan di era Jokowi.
Baca juga: Persilakan SBY Turun Gunung, PDIP: Jangan Fitnah Pemerintahan Jokowi
Pembangunan infrastruktur yang terhitung dimulai sebelum 2014 dan selesai setelah 2014 terdapat 18 bendungan dan 7 bandar udara. Sementara pembangunan infrastruktur yang dimulai setelah 2014 terdapat 12 bendungan dan 22 bandara yang selesai sampai September 2022, 12 bendungan dan 9 bandara dengan target selesai 2023, 10 bendungan dengan target selesai akhir 2022, 5 bendungan dengan target selesai 2024, serta 4 bendungan dengan target selesai 2025.
Sementara itu beberapa capaian infrastruktur desa di antaranya jalan desa sejauh 316.590 km, jembatan desa sepanjang 1.597.529 m, air bersih desa sebanyak 1.474.544 unit, irigasi desa 501.054 unit, pasar desa 12.297 unit, dan Posyandu 42.357 unit.
Banyak pihak yang menyayangkan perbandingan yang dilakukan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. "Jangan merasa seolah-olah yang paling hebat. Setiap masa itu kondisi sosial politiknya berbeda-beda satu sama lain," kata Ketua DPP PPP Achmad Baidowi.
Untuk diketahui, dalam Rapimnas Partai Demokrat di JCC, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2022), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sempat menyinggung pihak yang 'tinggal gunting pita'. Menurutnya, banyak pembangunan infrastruktur di era kepemimpinan SBY banyak yang baru selesai setelah tak lagi menjabat.
"Yang kedua, direncanakan, dipersiapkan, dialokasikan anggarannya dan dimulai dibangun, sehingga banyak yang tinggal dan sudah 70% bahkan tinggal 90% tinggal gunting pita. Setahun gunting pita kira-kira masuk akal nggak?" kata AHY. "Ya kita nggak perlu juga diapresiasi tapi jangan mengatakan, 'Ini kehebatan kita, satu tahun gunting pita'," katanya.
Pengamat Ekonomi Defiyan Cori mencontohkan, dari sisi konektivitas, masyarakat saat ini didukung dengan infrastruktur yang mumpuni, sehingga membuat ruang gerak masyarakat semakin leluasa untuk melakukan mobilitas dengan biaya yang murah.
"Logistik pun menjadi lancar dengan infrastruktur yang terbentang. Tak hanya dari sisi panjang jalan saja, tetapi juga dari aksesibilitas dan keterjangkauan, sehingga kinerja logistik menjadi lebih baik," kata Defian menanggapi Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengatakan banyak pembangunan infrastruktur di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tapi selesai setelah tidak lagi menjabat, sehingga ada pihak yang tinggal gunting pita.
Baca juga: Pidato di Rapimnas Demokrat, AHY Bandingkan Pemerintahan Saat Ini dan SBY
Menurut Defiyan, hal yang paling fenomenal dari pembangunan infrastruktur di era Presiden Jokowi yakni bendungan yang sangat penting karena berkaitan dengan peningkatan produktivitas pertanian. Keputusan pemerintahan Jokowi membangun banyak bendungan adalah keputusan sangat tepat. "Karena itu akan memperkuat ketahanan pangan kita. Sektor pertanian menjadi semakin produktif," ujarnya.
Politikus Nasdem Irma Suryani Chaniago menilai tak hanya membangun infrastruktur baru, Pemerintahan Jokowi juga melanjutkan proyek-proyek mangkrak dari pemerintahan sebelumnya. "Jika tak dilanjutkan kerugian negara sangat besar (karena mangkrak)," ujarnya.
Berdasarkan data yang ada, beberapa konstruksi jalan di era Jokowi yang dimulai sebelum 2014 dan selesai setelah 2015 sepanjang 222,2 km. Sedangkan konstruksi yang dimulai setelah 2015 dan selesai sampai september 2022 sejauh 1.540,1 km. Sepanjang 750 km jalan ditargetkan selesai 2024. Dengan kata lain, hanya 222 km jalan tol (9 ruas) yang dimulai di era pemerintahan sebelumnya dan diselesaikan/diresmikan di era Jokowi.
Baca juga: Persilakan SBY Turun Gunung, PDIP: Jangan Fitnah Pemerintahan Jokowi
Pembangunan infrastruktur yang terhitung dimulai sebelum 2014 dan selesai setelah 2014 terdapat 18 bendungan dan 7 bandar udara. Sementara pembangunan infrastruktur yang dimulai setelah 2014 terdapat 12 bendungan dan 22 bandara yang selesai sampai September 2022, 12 bendungan dan 9 bandara dengan target selesai 2023, 10 bendungan dengan target selesai akhir 2022, 5 bendungan dengan target selesai 2024, serta 4 bendungan dengan target selesai 2025.
Sementara itu beberapa capaian infrastruktur desa di antaranya jalan desa sejauh 316.590 km, jembatan desa sepanjang 1.597.529 m, air bersih desa sebanyak 1.474.544 unit, irigasi desa 501.054 unit, pasar desa 12.297 unit, dan Posyandu 42.357 unit.
Banyak pihak yang menyayangkan perbandingan yang dilakukan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. "Jangan merasa seolah-olah yang paling hebat. Setiap masa itu kondisi sosial politiknya berbeda-beda satu sama lain," kata Ketua DPP PPP Achmad Baidowi.
Untuk diketahui, dalam Rapimnas Partai Demokrat di JCC, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2022), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sempat menyinggung pihak yang 'tinggal gunting pita'. Menurutnya, banyak pembangunan infrastruktur di era kepemimpinan SBY banyak yang baru selesai setelah tak lagi menjabat.
"Yang kedua, direncanakan, dipersiapkan, dialokasikan anggarannya dan dimulai dibangun, sehingga banyak yang tinggal dan sudah 70% bahkan tinggal 90% tinggal gunting pita. Setahun gunting pita kira-kira masuk akal nggak?" kata AHY. "Ya kita nggak perlu juga diapresiasi tapi jangan mengatakan, 'Ini kehebatan kita, satu tahun gunting pita'," katanya.
(abd)