Said Aqil Singgung soal BLT, SAS Institute: Bentuk Otokritik Kebangsaan

Rabu, 14 September 2022 - 22:10 WIB
loading...
Said Aqil Singgung soal BLT, SAS Institute: Bentuk Otokritik Kebangsaan
KH Said Aqil Siroj dalam Haul Ke-33 KH Aqil Siroj di Pesantren Kempek, Cirebon. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - KH Said Aqil Siroj mengatakan bahwa membagikan bantuan langsung tunai (BLT) di tengah kenaikan harga BBM bukanlah solusi tepat. Hal ini disampaikan Said Aqil dalam Haul Ke-33 KH Aqil Siroj di Pesantren Kempek, Cirebon.

"BBM naik, sudah pasti kebutuhan pokok ikut naik. Nelayan sepanjang pantura menjadi korban," kata Said Aqil dalam keterangannya, Rabu (14/9/2022).

Baca juga: Said Aqil Ungkap Peran Utama Pesantren bagi Indonesia

"Solar untuk berlayar bukan saja naik, namun barangnya tidak ada. Itu kan kader NU semua. Bagi-bagi BLT juga bukan solusi bagi rakyat, seperti hanya untuk bagi-bagi permen. Sifatnya sementara!" tambah Kiai Said.
Said Aqil Singgung soal BLT, SAS Institute: Bentuk Otokritik Kebangsaan

Merespons pandangan Kiai Said ini, Deputi Kajian Said Aqil Siroj (SAS) Institute, Abi Rekso memaknai sikap ketidaksepakatan Kiai SAS terhadap kenaikan BBM dan BLT adalah otokritik kebangsaan.

"Otokritik Kiai SAS soal kenaikan BBM dan BLT, jangan dimaknai sebagai sikap oposisi antipemerintah. NU sebagai civil society punya tanggung jawab moral menyuarakan suara rakyat," ucapnya.

"Jadi sikap itu perlu kita letakan sebagai otokritik kebangsaan yang membangun. Sama-sama kita mencari solusi krisis pangan dan energi," sambung Abi Rekso.

Abi Rekso menilai, kondisi saat ini jika mengutip dari penjelasan Menteri Keuangan Sri Mulyani, bahwa alokasi subsidi energi tahun ini sebesar 502,4 T tidak cukup akibat kenaikan harga minyak dunia.

Dirinya menekankan, sudah saatnya pemberdayaan masyarakat dalam hal energi dipikirkan secara serius. Sinergitas dan kolaborasi bukan saja difokuskan antar lembaga pemerintah dan struktur pemerintahan daerah.

Pemberdayaan masyarakat sebagai subjek produsen energi juga sudah perlu dipikirkan. Menuju kedaulatan energi.

"Dengan pembatasan subsidi BBM, kita mendorong anggaran untuk riset dan pengembangan Pembangkitan Listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi salah satu prioritas," ungkapnya.

"Seperti di Jepang, masyarakat menggunakan solar panel untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga. Jika ada lebih daya, maka pemerintah akan membeli dari produksi kapasitas listrik rumahan. Ini kan bagus, harga listrik stabil dan masyarakat bisa mendapatkan insentif dari pemerintah," tambah Abi Rekso.

Abi menekankan, jika pengelolaan anggaran hanya difokuskan kepada jaringan pengaman sosial seperti bansos dan BLT. Maka konsentrasi terhadap peta jalan kedaulatan energi akan abai. Setidaknya, jika ke depan ada kenaikan minyak dunia, tidak menjadi variabel kenaikan harga listrik.

"Jika nanti Pembangkitan Listrik EBT bisa berjalan dengan melibatkan potensi masyarakat dan pesantren, kalau harga BBM naik harga listrik tidak naik. Ini akan membantu meringankan masyarakat," tutup Abi Rekso.

Diketahui, dalam acara Haul ke-33 KH Aqil Siroj di Pesantren Kempek. KH Aqil Siroj ayah dari Kiai Said Aqil.

Kiai Said Aqil Siroj turut memberikan ceramah kebangsaan. Acara tersebut dibarengi dengan Khotmil Al-Qur'an yang diijazahkan kepada ratusan Khotmin santri Ponpes Kempek, Cirebon.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1330 seconds (0.1#10.140)