Profil Pasukan Badak Hitam Yonif 511/DY yang Dikirim ke Perbatasan Indonesia-Papua Nugini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pasukan Badak Hitam merupakan sebutan untuk Batalyon Infanteri 511/Dibyatara Yodha atau dikenal Yonif 511. Dalam struktur organisasi, Yonif 511/DY berada di bawah komando Korem 081/Dhirotsaha Jaya.
Pasukan Badak Hitam dibentuk pascakemerdekaan Indonesia pada 1945. Saat itu, ada seruan kepada mantan tentara PETA dan pasukan lainnya untuk bergabung menjadi anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Dikutip dari jurnal berjudul Peranan Batalyon Infanteri 511/Dibyatara Yudha Blitar dalam Operasi Trisula di Blitar Selatan Tahun 1968karya Supriaji Kuntoro dan Sumarno, Yonif 511 terbentuk dari kesatuan-kesatuan organisasi militer bentukan Jepang seperti PETA dan pasukan HEIHO.
Baca juga: Tentara Papua Nugini Diduga Tembak Kapal Nelayan Merauke, 1 Tewas
Saat itu, mantan Komandan Kompi Tentara PETA Sidoarjo, Kadim Prawiro Dirjo mengumpulkan barisan-barisan yang hampir seluruhnya adalah mantan prajurit PETA dan Heiho. Tepat pada 19 September 1945, Prawiro Dirjo membentuk sebuah satuan bernama Batalyon Tjipto dengan seorang pemuda bernama Tjipto sebagai komandannya.
Prajurit Yonif 511/Dibyatara Yodha mengikuti latihan. FOTO/TNI MIL
Adapun Batalyon Tjipto ini bertempat di Sidoarjo, Jawa Timur. Berdasarkan ketetapan BKR, Batalyon Tjipto ini mengalami beberapa perubahan dalam perkembangannya. Pada 28 Desember 1951, saat melaksanakan tugas di Jawa Barat dalam rangka penumpasan DI/TII di wilayah Majalengka dan Cirebon, Jawa Barat, Batalyon Tjipto berganti nama menjadi Batalyon 29 kemudian berubah nama kembali menjadi Batalyon 511. Markas Komandonya berada di Pabrik Gula Jatiwangi Kabupaten Majalengka.
Pada 1984, Pasukan Badak Hitam masuk dalam jajaran Komando Resort Militer 081/Dhirotsaha Jaya, Kodam V/Brawijaya. Markas Batalyon Infanteri 511/Dibyatara Yudha Blitar berada di Jalan Maluku No 14, Blitar, Jawa Timur.
Dibyatara Yudha bermakna Jiwa suci murni menghadapi segala marabahaya yang akan mengancam kemerdekaan Tanah Air, bijaksana dalam tindakan, setia pada tumpah darahnya, serta pantang mundur dalam setiap pertempuran. Batalyon Infanteri 511/Dibyatara Yudha Blitar memiliki lambang Badak Hitam, sehingga kerap disebut sebagai Pasukan Badak Hitam.
Mengutip laman TNI pada 24 Agustus 2022, sekitar 450 prajurit Batalyon Infanteri 511/Dibyatara Yodha diberangkatkan ke Perbatasan Republik Indonesia-Papua Nugini sektor Selatan Merauke. Pemberangkatan Pasukan Badak Hitam ini dipimpin Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto.
Upacara pemberangkatan Yonif 511/DY berlangsung di Dermaga Madura Kormada II Surabaya. Nurchahyanto menyampaikan, tugas pengamanan wilayah perbatasan RI-PNG merupakan amanat negara kepada TNI.
Menurutnya, pengamanan wilayah perbatasan negara bertujuan menjaga dan mengamankan tapal batas wilayah kedaulatan NKRI di Papua serta menciptakan situasi yang kondusif sepanjang perbatasan. Selain itu, lanjut dia memberikan rasa aman serta membantu aparat terkait dalam menangani permasalahan yang terjadi di wilayah perbatasan.
"Seperti pelanggaran lintas batas, penyelundupan barang ilegal (khususnya Narkoba) serta gangguan keamanan lainnya," ujar Nurchahyanto.
Pasukan Badak Hitam dibentuk pascakemerdekaan Indonesia pada 1945. Saat itu, ada seruan kepada mantan tentara PETA dan pasukan lainnya untuk bergabung menjadi anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Dikutip dari jurnal berjudul Peranan Batalyon Infanteri 511/Dibyatara Yudha Blitar dalam Operasi Trisula di Blitar Selatan Tahun 1968karya Supriaji Kuntoro dan Sumarno, Yonif 511 terbentuk dari kesatuan-kesatuan organisasi militer bentukan Jepang seperti PETA dan pasukan HEIHO.
Baca juga: Tentara Papua Nugini Diduga Tembak Kapal Nelayan Merauke, 1 Tewas
Saat itu, mantan Komandan Kompi Tentara PETA Sidoarjo, Kadim Prawiro Dirjo mengumpulkan barisan-barisan yang hampir seluruhnya adalah mantan prajurit PETA dan Heiho. Tepat pada 19 September 1945, Prawiro Dirjo membentuk sebuah satuan bernama Batalyon Tjipto dengan seorang pemuda bernama Tjipto sebagai komandannya.
Prajurit Yonif 511/Dibyatara Yodha mengikuti latihan. FOTO/TNI MIL
Adapun Batalyon Tjipto ini bertempat di Sidoarjo, Jawa Timur. Berdasarkan ketetapan BKR, Batalyon Tjipto ini mengalami beberapa perubahan dalam perkembangannya. Pada 28 Desember 1951, saat melaksanakan tugas di Jawa Barat dalam rangka penumpasan DI/TII di wilayah Majalengka dan Cirebon, Jawa Barat, Batalyon Tjipto berganti nama menjadi Batalyon 29 kemudian berubah nama kembali menjadi Batalyon 511. Markas Komandonya berada di Pabrik Gula Jatiwangi Kabupaten Majalengka.
Pada 1984, Pasukan Badak Hitam masuk dalam jajaran Komando Resort Militer 081/Dhirotsaha Jaya, Kodam V/Brawijaya. Markas Batalyon Infanteri 511/Dibyatara Yudha Blitar berada di Jalan Maluku No 14, Blitar, Jawa Timur.
Dibyatara Yudha bermakna Jiwa suci murni menghadapi segala marabahaya yang akan mengancam kemerdekaan Tanah Air, bijaksana dalam tindakan, setia pada tumpah darahnya, serta pantang mundur dalam setiap pertempuran. Batalyon Infanteri 511/Dibyatara Yudha Blitar memiliki lambang Badak Hitam, sehingga kerap disebut sebagai Pasukan Badak Hitam.
Mengutip laman TNI pada 24 Agustus 2022, sekitar 450 prajurit Batalyon Infanteri 511/Dibyatara Yodha diberangkatkan ke Perbatasan Republik Indonesia-Papua Nugini sektor Selatan Merauke. Pemberangkatan Pasukan Badak Hitam ini dipimpin Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto.
Upacara pemberangkatan Yonif 511/DY berlangsung di Dermaga Madura Kormada II Surabaya. Nurchahyanto menyampaikan, tugas pengamanan wilayah perbatasan RI-PNG merupakan amanat negara kepada TNI.
Menurutnya, pengamanan wilayah perbatasan negara bertujuan menjaga dan mengamankan tapal batas wilayah kedaulatan NKRI di Papua serta menciptakan situasi yang kondusif sepanjang perbatasan. Selain itu, lanjut dia memberikan rasa aman serta membantu aparat terkait dalam menangani permasalahan yang terjadi di wilayah perbatasan.
"Seperti pelanggaran lintas batas, penyelundupan barang ilegal (khususnya Narkoba) serta gangguan keamanan lainnya," ujar Nurchahyanto.
(abd)