Mesin Politik Kuat, Prabowo-Hatta Berpeluang Balikkan Keadaan

Selasa, 20 Mei 2014 - 06:11 WIB
Mesin Politik Kuat, Prabowo-Hatta Berpeluang Balikkan Keadaan
Mesin Politik Kuat, Prabowo-Hatta Berpeluang Balikkan Keadaan
A A A
JAKARTA - Meski pasangan capres dan cawapres Joko Widodo dan Jusuf Kalla lebih diunggulkan, namun pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dinilai memiliki peluang yang sama. Bahkan, pasangan Prabowo-Hatta bisa membalikkan keadaan dalam waktu yang tersisa.

"Kalau baca beberapa hasil survei, Pilpres 2014 adalah momentum untuk Jokowi. Tapi dalam sisa waktu 1,5 bulan, semua perubahan masih bisa terjadi," ujar Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarak ketika dihubungi Sindonews, Selasa (20/5/2014).

Menurutnya, modal politik Prabowo-Hatta ada di mesin parpol pendukung yang lebih besar. Bila mesin parpol berikut jaringannya bisa dimobilisasi dengan efektif, lanjutnya, bukan tidak mungkin pasangan Prabowo-Hatta bisa membalikkan semua hasil survei yang menjagokan Jokowi-JK.

"Pintu masih terbuka. Mesin politik yang lebih besar jadi nilai plus Prabowo-Hatta. Dari matematika politik, gabungan parpol pendukung Prabowo-Hatta meraih lebih separuh seluruh perolehan parpol pada pileg lalu," jelasnya.

Kendati demikian, ia berpandangan, sejauhmana mesin-mesin parpol pendukung Prabowo yang jumlahnya lebih banyak itu bisa digerakkan dengan efektif dalam pilpres nanti. Jika semua mesin dan jejaringnya bergerak dengam maksimal peluang memenangi pilpres sangat terbuka.

"Saya kira begitu kedudukannya 50:50, keduanya berpeluang memenangi pilpres. Kita mengharap kompetisi berjalan fair dan beretika. Siapapun yang nantinya menang maupun yang kalah adalah pahlawan demokrasi dan mendapat apresiasi," tandasnya.

Untuk itu, ia meminta agar kedua pasang capres-cawapres memperjelas visi dan misi. Sebab, yang terdengar hingga saat ini masih terlalu umum.

"Jokowi dengan revolusi mental, Prabowo dengan kemandirian bangsa. Jokowi dicitrakan sosok merakyat, Prabowo sosok yang tegas. Detail program perlu diurai biar tidak hanya jadi jargon," ujar Zaki.

Sehingga, tambahnya, kompetisi pilpres tidak jatuh hanya sekadar adu pencitraan, tetapi yang terpenting adalah adu ide atau gagasan. Bahkan, isu-isu ideologis tanpaknya menjadi kurang relevan bagi para capres.

"Batasnya kian kabur. Faktanya yang pada masing-masing kubu terjadi koalisi pelangi, ada unsur kebangsaan, nasionalisme, keislaman di situ," pungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.9626 seconds (0.1#10.140)