Alvin Lie Sentil Benny Mamoto: Apa Kompolnas Jubir Kapolres?

Kamis, 11 Agustus 2022 - 19:18 WIB
loading...
Alvin Lie Sentil Benny Mamoto: Apa Kompolnas Jubir Kapolres?
Anggota Kompolnas Benny Mamoto disorot lantaran pernyataannya soal kematian Brigadir J yang dianggap hanya memperkuat narasi kebohongan atau rekayasa yang dibuat Irjen Ferdy Sambo. Foto/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Mantan anggota Ombudsman Alvin Lie mempertanyakan sikap anggota Kompolnas Benny Mamoto dalam kasus pembunuhan Brigadir J. Menurut dia, Benny seharusnya mendalami benar-benar apa yang akan disampaikannya kepada publik. Sama sekali tidak pantas bila anggota Kompolnas sebatas menyampaikan informasi yang diperolehnya kepada masyarakat tanpa melakukan verifikasi.

”Mewakili lembaga menyampaikan informasi kepada publik kok berdalih mengutip pihak lain tanpa verifikasi kebenarannya,” kata Alvin Lie lewat Twitter, dikutip Kamis (11/8/2022).



Apa yang disampaikan Alvin itu merupakan tanggapan atas dalih Benny terkait pernyataan soal kronologi kematian Brigadir J di awal mencuatnya kasus tersebut. Benny merasa di-bully gara-gara pernyataanya kala itu. Padahal, dia mengaku hanya menyampaikan apa yang telah diperolehnya dari Kapolres Jaksel waktu itu.

Menurut Alvin Lie, tidak seharusnya Benny bersikap seperti itu. ”Apakah Kompolnas cuma juru bicara Kapolres?” tulis mantan politikus PAN ini.

Bahkan, bila benar Benny merasa di-bully, Alvin mengatakan hal itu masih jauh lebih baik. Sebab Benny bisa saja tersentuh pelanggaran pidana. ”Masih sangat baik kalau cuma dibully. Lebih patut dikenakan sanksi hukum,” ujar dia.



Berikut pernyataan Benny Mamoto sebagai anggota Kompolnas kepada media yang dianggap memperkuat narasi rekayasa yang dibuat Irjen Ferdy Sambo pada awal mencuatnya kasus Brigadir J:

"Kebetulan tadi saya turun langsung, mendengar dari tim penyidik dari Polres Jakarta Selatan. Saya perlu turun karena banyaknya silang informasi yang membuat bingung masyarakat, hingga saya turun langsung, mendengar langsung, melihat langsung bukti-bukti yang ada, termasuk foto-foto yang ada.

Jadi kasus ini memang berawal dari terjadinya pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J, dia masuk ke kamar, kemudian istrinya Div Propam teriak. Brigadir E itu dengar, langsung turun untuk mengecek ada kejadian apa. Setelah turun ternyata di situ ditemui ada Brigadir J yang justru malah menodongkan senjata kemudian melakukan tembakan. Nah kemudian terjadilah tembak-menembak yang akhirnya Brigadir J meninggal dunia.

Mungkin orang bertanya, kenapa 7 tembakan Brigadir J nggak ada yang kena, sementara 5 tembakan Brigadir E itu kena semua. Yang pertama perlu dijelaskan bahwa kondisi Brigadir J dalam keadaan panik, dalam keadaan tidak fokus untuk membidikkan senjatanya karena kaget ketahuan, sehingga arah tembakannya tidak menentu. Di samping itu, juga terhalang oleh tangga. Sementara Brigadir E itu fokus karena dia berada di atas bisa mengarahkan senjatanya ke Brigadir J. Ini posisinya, sehingga memudahkan dia untuk membidik. Di samping itu, Brigadir E ternyata memang juara menembak dari Brimob, sehingga bidikannya tepat. Itu dalam sisi masalah tembakan.

Kemudian, yang kedua, beredarnya isu masalah ada luka sayatan, kemudian ada luka-luka lebam, dan sebagainya, itu juga sudah kami klarifikasi, kami lihat langsung foto-fotonya, tidak ada luka sayatan, yang ada adalah luka serempetan peluru atau pecahan peluru. Kalau sayatan itu kan itu tipis seperti kena pisau, ini tidak.

Kemudian dikatakan bahwa jarinya putus, tidak. Jarinya memang luka karena saat memegang pistol, kena tembakan dari Brigadir E, memang ada di situ jarinya luka, tapi bukan putus. Nah kemudian juga, menyangkut masalah luka-luka yang lain, lebam dan sebagainya, itu dari keterangan para saksi tidak ada aksi pemukulan dan sebagainya. Karena semata-mata melepas tembakan dan pelurunya itu berkoset atau mengenai benda lain baru mengenai tubuh, proyektil itu pecah, maka luaknya belum tentu selebar lingkarannya kalau kena peluru utuh.

Ini akan dijelaskan oleh ahlinya dari pihak Puslabfor, dokter forensik, akan dijelaskan penyebab kematian dan sebagainya.

Tidak ada (kejanggalan). Kemudian ada pertanyaan lagi terkait peristiwa Kumat baru Senen disampaikan. Ya kita tahu kan itu Hari raya idul adha, dan kejadiannya sore, sehingga Polri fokus olah TKP untuk mengumpulkan bukti dan tentunya semua orang sedang liburan atau merayakan Idul Adha, sehingga tidak fokus ke sana.

Pertimbangan baru dirilis itu juga tergantung ya, karena masalah ini cukup sensitif tentunya harus dipastikan dulu bagaimana kejadian sesungguhnya kemudian bisa dirilis".
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2122 seconds (0.1#10.140)