Anak ke Orang Tua: Jaga Rasa Hormat dalam Keluarga

Kamis, 11 Agustus 2022 - 05:30 WIB
loading...
Anak ke Orang Tua: Jaga Rasa Hormat dalam Keluarga
Ketua Pelaksana Masjid UI Depok Achmad Solechan
A A A
Achmad Solechan, M.Si
Ketua Pelaksana Masjid UI Depok

PERILAKU hormat dan taat kepada orang tua sebagai identitas bangsa Indonesia dalam kebudayaan apa pun dan dimana pun, hormat kepada orang tua adalah kewajiban yang secara naluriah muncul dalam setiap diri manusia. Bahkan tidak hanya dalam perilaku sosial manusia saja, hormat kepada orang tua juga menjadi naluriah bagi hewan sekalipun.

Orang tua, bagaimanapun adalah orang yang paling berjasa dalam kehidupan kita, karena kita tidak akan lahir ke dunia ini tanpa kehadiran mereka.Bangsa Indonesia, yang terkenal dengan budaya timurnya yang begitu mengagungkan etika dan pekerti tentu saja sangat mengagungkan pekerti hormat dan taat kepada orang tua.

Bahkan pekerti hormat dan taat kepada orang tua sudah menjadi identitas Bangsa Indonesia.KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) menjelaskan arti hormat dengan menghargai (takzim, khidmat, sopan) dan menjelaskan arti taat dengan senantiasa tunduk (kepada Tuhan, pemerintah, dsb).

Hormat dan taat kepada orang tua, dengan mengacu kepada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dapat diartikan dengan menghargai dan mematuhi semua yang di perintahkan orang tua. Islam kemudian memberikan batasan ketaatan tersebut dengan batasan selama bukan dalam hal maksiat.

Negara kita melalui Kemendikbud juga memberikan panduan dalam menghormati dan mentaati orang tua dengan tiga hal. Pertama, seorang anak berkewajiban menaati perintah orang tua kecuali dalam perkara maksiat. Kedua, seorang anak berkewajiban menjaga amanah yang diberikan orang tua baik itu harta yang dititipkan atau harta yang diberikan kepadanya. Ketiga, membantu dan menolong orang tua apabila mereka dibutuhkan.

Perilaku hormat dan taat kepada orang tua dalam Islam dalam bahasa Agama (baca: Islam) perilaku hormat dan taat kepada orang tua ini menjadi keharusan bagi seorang anak. Dalam Islam, hormat dan taat kepada orang tua masuk kedalam bagian akhlak yang menunjukkan tindakan kebaktian kepada Tuhan-Nya.

Perilaku hormat dan taat kepada orang tua inilah yang dalam terminologi Islam disebut dengan birrul walidain.Selain berlandaskan naluriah, Umat Islam dalam berbagai aktivitasnya juga mengandalkan rasionalitas, sehingga meskipun kedudukan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua menempati urutan ketiga setelah hormat dan patuh kepada Allah dan Rasulnya, Umat Islam juga menggunakan rasionalitasnya dalam memilah-milah pada sisi bagian mana hal-hal yang boleh ditaati dan pada sisi bagian mana hal-hal yang tidak boleh ditaati dari perintah orang tua.

Meskipun Umat Islam diharuskan memilah-milah perintah orang tua mana yang harus ditaati dan mana yang tidak boleh ditaati, sikap hormat kepada orang tua menjadi sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi dan tidak pula boleh di pilah-pilah.

Dalam QS Al Isra/17:23 Allah SWT menjelaskan dengan penjelasan yang jelas. Allah berfirman yang artinya kurang lebih “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaknya berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang dari keduanya atau dua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

Pada surah ini, Allah menghadirkan dua macam perintah yaitu perintah berupa larangan berbuat syirik dan perintah untuk berbakti kepada orang tua. Jelas, perintah ini mendudukkan hormat dan patuh kepada orang tua menjadi sesuatu yang sangat penting didalam Islam.

Karena sebagaimana kita tahu, “syirik’ adalah larangan terbesar di dalam Islam. Dengan menyandingkan perintah hormat dan taat kepada orang tua dengan disandingkan dengan larangan berbuat syirik, Allah mengisyaratkan bahwa perintah untuk hormat dan berbakti kepada orang tua menempati salah satu diantara urutan perintah teratas didalam Islam.

Lebih lanjut, QS Al Isra/17: 23 diatas menjelaskan secara rinci, lima indikator utama dalam perilaku hormat dan taat kepada orang tua. Lima indikator utama tersebut adalah tidak mengatakan perkataan uffin atau bisa kita terjemahkan dengan setingkat perkataan keluh kesah berupa “ah” , tidak membentak dengan kata-kata yang kasar, bertutur kata yang sopan, bersikap tawadhu dan mendoakan orang tua baik masih hidup maupun sudah meninggal dunia.

Dalam sebuah Hadis riwayat Imam Baihaqi, Rasulullah memberikan penjelasan lagi salah satu indikator hormat dan taat kepada orang tua. Dalam Hadis tersebut Rasulullah SAW bersabda yang artinya kurang lebih: “Ridha Allah terletak ridha orang tua dan murka Allah SWT terletak pada kemurkaan orang tua.” (HR. Baihaqi).

Hadis riwayat Imam Baihaqi ini menjelaskan kepada kita bahwa salah satu indikator utama dalam hormat dan taat kepada orang tua adalah bahwa dalam setiap kegiatan, terutama hal-hal yang dianggap penting seperti hendak bepergian, hendak berdagang, hendak menuntut ilmu, menentukan dan memilih pasangan atau hendak melakukan perjalanan usaha dan lain-lain sebagainya, restu dan ridho orang tua harus menjadi pedoman utama.

Lunturnya Perilaku Hormat dan Taat Kepada Orang Tua

Dari uraian diatas, sebagai umat manusia, umat Islam dan sebagai bangsa Indonesia, sudah seyogyanya perilaku hormat, taat dan berbakti kepada kedua orang tua menjadi identitas utama kita.

Sayangnya, perilaku hormat, taat dan berbakti kepada kedua orang tua yang sudah menjadi kesepakatan semua peradaban dan menjadi identitas utama bangsa kita ini hari demi hari kian merosot.

Tidak sedikit kita temui di media sosial, seorang anak hanya karena hal sepele misalnya tidak dipenuhinya keinginannya oleh orang tua kemudian berani menghardik orang tua bahkan sampai pada kekerasan fisik.

Tidak sedikit pula kita temukan dalam kehidupan kita seorang anak yang dengan mudahnya membentak orang tua hanya karena orang tuanya memutuskan bertindak melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya. Tidak sedikit pula kita temukan dalam kehidupan kita yang bahkan seorang anak rela memidanakan orang tuanya hanya karena perebutan harta.

Mengembalikan Perilaku Hormat Dan Berbakti Kepada Orang Tua

Penulis berpendapat bahwa derasnya tontonan dan bacaan yang tidak mendidik, terlebih melalui media digital, menjadi salah satu faktor utama penyebab lunturnya sikap menghormati dan berbakti kepada orang tua. Oleh karena itu, konten-konten khususnya di media digital tentang perilaku hormat dan berbakti kepada orang tua harus digaungkan berulang-ulang dan sebanyak mungkin agar konten-konten berfaidah ini mampu paling tidak mengimbangi derasnya tontonan dan bacaan yang tidak mendidik, syukur bila melebihi.

Penulis juga menyarankan agar konten-konten berfaidah ini tidak hanya digaungkan dalam media digital dan pelajaran agama atau pekerti saja, namun juga dalam berbagai lini pendidikan baik formal maupun non formal dan dalam berbagai lini kehidupan.

Bagaimanapun juga, identitas sebuah bangsa, ditentukan oleh pekerti komponen bangsa tersebut. Menghormati dan berbakti kepada orang tua yang menjadi ciri khas identitas bangsa kita bisa hilang bila komponen bangsa kita berupa para anak sudah mulai tidak menghormati dan tidak berbakti kepada orang tua.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1751 seconds (0.1#10.140)