Bambang Soesatyo Ungkap Isi Dua Buku yang Diluncurkan Hari Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo meluncurkan dua buku terbarunya, yakni 'Indonesia Era Disrupsi' sebagai buku ke-23, serta 'Melawan Radikalisme dan Demoralisasi Bangsa' sebagai buku ke-24. Kedua buku ini berisi tentang berbagai pemikiran Bamsoet atas perkembangan persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia.
"Di dalam buku ini juga menyoroti bahwa tantangan yang dihadapi umat manusia dalam era disrupsi tidak hanya pada kebutuhan talenta digital saja. Melainkan juga seberapa jauh kesiapan dan kemauan dunia pendidikan dalam beradaptasi dengan perubahan. Kemauan beradaptasi setidaknya harus tercermin pada perubahan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan zaman," ujarnya di Jakarta, Rabu (10/8/2022).
Menurut Ketua DPR RI ke-20 sekaligus mantan Ketua Komisi III DPR RI ini, buku 'Indonesia Era Disrupsi' lebih banyak mengupas seputar proses perubahan yang cepat pada sistem dan tatanan di berbagai aspek kehidupan manusia yang didorong oleh inovasi teknologi dan tuntutan revolusi Industri 4.0. Perubahan tersebut tidak dapat dihindari oleh siapa pun, baik masyarakat perkotaan maupun di pelosok desa.
Wakil Ketua Umum SOKSI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan, dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, dalam buku 'Melawan Radikalisme dan Demoralisasi Bangsa' di dalamnya menegaskan bahwa dalam melawan radikalisme, terorisme, hingga demoralisasi bangsa dengan berbagai bentuk lainnya, tidak cukup melalui penegakan hukum.
Menurutnya, dibutuhkan upaya lain berupa strategi cegah dan tangkal melalui vaksinasi ideologi. Salah satunya menggunakan vaksinasi Empat Pilar MPR RI yang pada hakikatnya adalah mengamalkan nilai-nilai dalam Pancasila, menjadikan UUD NKRI 1945 sebagai pedoman, mempertahankan eksistensi NKRI, serta menjaga kesatuan serta persatuan dengan menerima dan merawat kebinekaan.
"Tekanan dan beban kehidupan yang semakin sulit juga berpotensi mendorong tumbuh suburnya radikalisme sebagai solusi instan dan pelarian dari berbagai impitan persoalan," tuturnya.
Di samping itu, kata Bamsoet, fakta sosiologis bahwa kita ditakdirkan menjadi sebuah bangsa dengan tingkat heterogenitas yang tinggi, menjadikan kita berada dalam posisi rentan dari ancaman potensi konflik. "Karenanya, MPR RI gencar melaksanakan vaksinasi ideologi berupa Sosialisasi Empat Pilar MPR RI ke berbagai kalangan masyarakat guna memperkuat imun ideologi setiap anak bangsa dalam menghadapi berbagai gempuran ideologi yang tak sejalan dengan jati diri bangsa Indonesia," katanya.
Selain peluncuran, ada bedah buku menghadirkan berbagai narasumber ternama. Narasumber bedah buku 'Indonesia Era Disrupsi" antara lain, Ketua Umum Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) Sunarso, Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa, Ketua Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar, serta Pengamat Marketing Digital Edo Lavika.
Sementara narasumber bedah buku 'Melawan Radikalisme dan Demoralisasi Bangsa' antara lain Anggota DPD RI sekaligus Pakar Hukum Tata Negara Prof Jimly Asshiddiqie, Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto, serta Rektor IPB University Prof Arif Satria.
"Kedua buku tersebut berisi kontemplasi analisis dan buah pikiran saya atas berbagai perkembangan yang dihadapi bangsa Indonesia," katanya.
"Di dalam buku ini juga menyoroti bahwa tantangan yang dihadapi umat manusia dalam era disrupsi tidak hanya pada kebutuhan talenta digital saja. Melainkan juga seberapa jauh kesiapan dan kemauan dunia pendidikan dalam beradaptasi dengan perubahan. Kemauan beradaptasi setidaknya harus tercermin pada perubahan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan zaman," ujarnya di Jakarta, Rabu (10/8/2022).
Menurut Ketua DPR RI ke-20 sekaligus mantan Ketua Komisi III DPR RI ini, buku 'Indonesia Era Disrupsi' lebih banyak mengupas seputar proses perubahan yang cepat pada sistem dan tatanan di berbagai aspek kehidupan manusia yang didorong oleh inovasi teknologi dan tuntutan revolusi Industri 4.0. Perubahan tersebut tidak dapat dihindari oleh siapa pun, baik masyarakat perkotaan maupun di pelosok desa.
Wakil Ketua Umum SOKSI dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan, dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, dalam buku 'Melawan Radikalisme dan Demoralisasi Bangsa' di dalamnya menegaskan bahwa dalam melawan radikalisme, terorisme, hingga demoralisasi bangsa dengan berbagai bentuk lainnya, tidak cukup melalui penegakan hukum.
Menurutnya, dibutuhkan upaya lain berupa strategi cegah dan tangkal melalui vaksinasi ideologi. Salah satunya menggunakan vaksinasi Empat Pilar MPR RI yang pada hakikatnya adalah mengamalkan nilai-nilai dalam Pancasila, menjadikan UUD NKRI 1945 sebagai pedoman, mempertahankan eksistensi NKRI, serta menjaga kesatuan serta persatuan dengan menerima dan merawat kebinekaan.
"Tekanan dan beban kehidupan yang semakin sulit juga berpotensi mendorong tumbuh suburnya radikalisme sebagai solusi instan dan pelarian dari berbagai impitan persoalan," tuturnya.
Di samping itu, kata Bamsoet, fakta sosiologis bahwa kita ditakdirkan menjadi sebuah bangsa dengan tingkat heterogenitas yang tinggi, menjadikan kita berada dalam posisi rentan dari ancaman potensi konflik. "Karenanya, MPR RI gencar melaksanakan vaksinasi ideologi berupa Sosialisasi Empat Pilar MPR RI ke berbagai kalangan masyarakat guna memperkuat imun ideologi setiap anak bangsa dalam menghadapi berbagai gempuran ideologi yang tak sejalan dengan jati diri bangsa Indonesia," katanya.
Selain peluncuran, ada bedah buku menghadirkan berbagai narasumber ternama. Narasumber bedah buku 'Indonesia Era Disrupsi" antara lain, Ketua Umum Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) Sunarso, Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa, Ketua Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar, serta Pengamat Marketing Digital Edo Lavika.
Sementara narasumber bedah buku 'Melawan Radikalisme dan Demoralisasi Bangsa' antara lain Anggota DPD RI sekaligus Pakar Hukum Tata Negara Prof Jimly Asshiddiqie, Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto, serta Rektor IPB University Prof Arif Satria.
"Kedua buku tersebut berisi kontemplasi analisis dan buah pikiran saya atas berbagai perkembangan yang dihadapi bangsa Indonesia," katanya.
(zik)