Kapuspen soal Sejarah TNI: Kita Masukkan Perlahan Tanpa Mendoktrin

Selasa, 09 Agustus 2022 - 07:35 WIB
loading...
Kapuspen soal Sejarah TNI: Kita Masukkan Perlahan Tanpa Mendoktrin
Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Prantara Santosa mendukung karya budaya anak bangsa yang punya unsur edukasi serta sejarah. Foto/ist
A A A
JAKARTA - Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Prantara Santosa mengatakan kalangan muda masa kini memang harus diberikan asupan sejarah . Tetapi caranya mesti berbeda dengan anak-anak muda dulu., yaitu dengan perlahan dan tidak mendoktrin.

"Jadi kita masukkan sejarah pelan-pelan tetapi para generasi muda khususnya generasi milenial ini tidak merasa digurui," kata Santosa saat ditemui di Epicentrum, Jakarta Selatan, Senin (8/8/2022) malam.

Salah satu cara mengenalkan sejarah untuk mereka adalalah lewat film seperti Jo Sahabat Sejati. Film ini bercerita tentang persahabatan kuda dan manusia. Disutradarai Alex Latief, Jo Sahabat Sejati menyelipkan unsur sejarah mengenai TNI, yakni perjuangan Panglima Jenderal Soedirman saat peristiwa agresi militer Belanda II pada akhir 1948.



Sebagai kapuspen TNI, kata Santosa, dia sangat mendukung karya anak bangsa, terutama yang memiliki unsur edukasi serta pengingat sejarah.

"Jadi kita hanya memberikan support, istilahnya ide-ide, menyamakan bagaimana sih kita ingin generasi muda ini mengingat sejarah bangsanya. Akhirnya dengan cara seperti ini melalui film," ucapnya.

Sebelum diproduksi, Santosa mengungkapkan bahwa produser film Jo Sahabat Sejati yakni Amanda Latief, mendatanginya untuk berbincang soal sejarah Jenderal Soedirman. Ketika itu dia masih menjabat sebagai Kepala Pusat Sejarah TNI.

Dari pertemuan tersebut, Santosa mengatakan terwujudlah satu adegan dalam film tersebut mengenai dialog Jenderal Soedirman.



"Pada saat kenal Mbak Amanda kita sharing akhirnya terwujud film ini dimana ada salah satu adegan di situ dialog antara Panglima Soedirman dengan presiden Soekarno itu peristiwa agresi militer Belanda II tanggal 19 Desember 1948 di situ terlihat Bung Karno menginginkan Pak Dirman sedang sakit lebih baik tinggal di Jogja saja," katanya.

"Tapi Pak Dirman ingin melanjutkan perjuangannya dengan bergerilya sehingga akhirnya Bung Karno merestui justru menyampaikan tunjukkan pada dunia bahwa kemerdekaan Republik Indoensia bukan hadiah semata itu clue di situ," sambungnya.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4269 seconds (0.1#10.140)