Prihatin Pembakaran Bendera PDIP, Ketua Bamusi Ungkap Jasa Bung Karno

Sabtu, 27 Juni 2020 - 20:40 WIB
loading...
Prihatin Pembakaran...
assa aksi DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jakarta Timur mendatangi Mapolres Jakarta Timur, Kamis (25/6/2020). Foto/SINDOnews/Okto Rizki Alpino
A A A
JAKARTA - Ketua Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), Zuhairi Misrawi menyampaikan keprihatinan atas sejumlah peristiwa yang terjadi belakangan ini, seperti pembakaran bendera PDIP dan pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) .

Dari peristiwa yang terjadi, dia menduga ada pihak yang berupaya mengaitkan PDIP dan Bung Karno dengan komunisme, bahkan anti-Islam.

Pria yang biasa disapa Gus Mis ini merasa perlu mengungkap tentang sejarah Bung Karno dan hubungannya terhadap dunia Islam.

Menurut dia, sosok Bung Karno sebagai pemimpin negara dengan mayoritas muslim tercatat sebagai pemimpin yang menaruh perhatian penuh terhadap islam.

Atas jasanya itu, sang Prokalamator itu pun diganjar sebagai pahlawan Islam karena getol melawan penjajah. Oleh karena itu, kata dia, aneh jika saat ini Bung Karno dan keturunannya mendapat tudingan negatif.

"Bung Karno mendapatkan gelar Pahlawan Islam dan kemerdekaan dari para pemimpin negara-negara Islam Asia-Afrika pada tahun 1965 karena berjasa besar bagi gerakan melawan penjajahan. Bung Karno telah menjadi inspirasi bagi dunia Islam untuk meraih kemerdekaan, sehingga namanya sangat harum di seantero dunia Islam, khususnya di Timur-Tengah," tutur Gus Mis, Sabtu (27/6/2020).(Baca juga: Waspadai Provokasi Benturkan PDIP dengan Umat Islam)

Cendekiawan NU ini melanjutkan, Bung Karno juga tercatat dalam sejarah telah berhasil meyakinkan pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev agar menemukan makam Imam Bukhari yang hari ini menjadi rujukan umat Islam untuk mempelajari hadis Nabi Muhammad SAW.

"Membangunnya kembali semegah mungkin karena jasa Imam Bukhari bagi umat Islam sangat besar dalam melestarikan khazanah hadis Nabi Muhammad SAW. Nama Bung Karno dicatat dengan tinta emas karena umat Islam akhirnya bisa berziarah ke Imam Bukhari di Samarkand, Uzbekistan," tutur Gus Mis.

Peran Bung Karno lainnya, di Mesir, pada tahun 1960, Bung Karno mendapatkan gelar doktor honoris causa dari Universitas al-Azhar Mesir dalam bidang filsafat Islam pada Fakultas Ushuluddin.

Saat itu, di depan Presiden Gamal Abdul Nasser dan para ulama al-Azhar, Bung Karno berpidato tentang Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara yang mampu mempersatukan seluruh elemen bangsa.

"Sosok Bung Karno sangat harum di al-Azhar karena berhasil meyakinkan Presiden Gamal Abdul Nasser agar tidak menutup al-Azhar, karena al-Azhar menjadi benteng moderasi Islam yang harus terus dilestarikan," tutur Gus Mis yang merupakan alumnus Universitas al-Azhar, Mesir.

Bahkan karena begitu melekatnya jasa Bung Karno, kini nama Bung Karno bakan diabadikan menjadi sebuah nama jalan di Mesir.

Atas beberapa catatan sejarah itu, Gus Mis menilai sangat menyedihkan jika belakangan ini ada yang ingin melupakan jasa Bung Karno terhadap umat Islam dan dunia Islam. "Lebih-lebih Bung Karno telah berhasil meyakinkan dunia Islam bahwa Pancasila telah terbukti berhasil mempersatukan seluruh elemen bangsa di negeri ini," ujarnya.

Gus Mis berpesan kepada semua anak bangsa harus waspada terhadap pihak-pihak yang ingin memecah belah negeri ini. Dia menegaskan, Bangsa Indonesia perlu belajar dari konflik yang terjadi di Yaman, Suriah, Libya, Sudan, Mesir, dan negara Timur Tengah lainnya.

"Kita harus yakin, bahwa mereka yang benar-benar mengamalkan Pancasila pada hakikatnya mendorong pada perdamaian dan persatuan. Sebaliknya, mereka yang suka menebarkan fitnah, provokasi, dan ancaman sesungguhnya sangat jauh dari nilai-nilai luhur Pancasila," tandas Gus Mis.
(dam)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1366 seconds (0.1#10.140)