Survei: Para Capres Diterpa Komentar Negatif, Persepsi Positif Prabowo Justru Meroket Tembus 62,8%!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Survei Jakarta (LSJ) merilis hasil riset terbaru tentang sentimen positif publik terhadap para capres 2024.
Hasilnya, Prabowo Subianto menempati ranking tertinggi --meski seperti tokoh-tokoh lainnya-- tetap diterpa komentar nyinyir dalam beberapa pekan ini.
"Simpati publik terhadap Prabowo justru terus meningkat," kata Direktur LSJ Fetra Ardianto, Minggu (24/7/2022).
Belum lama ini, Jusuf Kalla (JK) menyatakan bahwa Prabowo telah gagal dalam tiga kali Pilpres dan mempertanyakan apakah Prabowo mau gagal untuk keempat kalinya apabila maju di Pilpres 2024.
Adapun, politisi NasDem Zulfan Lindan menyatakan bahwa Prabowo sebaiknya tidak perlu maju pilpres lagi, terkait usia.
"Komentar negatif JK dan Zulfan Lindan ternyata justru menimbulkan underdog effect terhadap citra Prabowo di mata publik," ungkap Fetra.
Dalam teori politik, seorang sosok yang disepelekan atau didegradasi citranya boleh jadi malah kebanjiran simpati dari publik luas. Setidaknya, itu terjadi pada Prabowo belakangan ini.
Sentimen positif dari publik justru meningkat signifikan pasca datangnya komentar nyinyir dari segelintir tokoh nasional tersebut.
Berdasarkan hasil riset LSJ, Prabowo merupakan satu-satunya capres yang memiliki sentimen positif di atas 60 persen dari warganet. LSJ menganalisis percakapan warganet sejak 10 Juli hingga 20 Juli 2022.
Foto/data LSJ
"Hasilnya, dari delapan nama tokoh yang dianalisis, Prabowo memperoleh sentimen positif tertinggi, yakni 62,8 persen, jauh di atas tokoh-tokoh lain yang sering muncul dalam papan survei," katanya.
Sebagai contoh, Ridwan Kamil yang berada di posisi kedua hanya memperoleh sentimen positif dari warganet sebesar 32,2 persen.
Sementara itu, Ganjar Pranowo yang dalam rating survei elektabilitasnya selalu masuk dua besar, ternyata hanya memperoleh sentimen positif dari publik sebesar 25,1 persen, sama dengan sentimen positif yang diperoleh Agus Harimurty Yudhoyono (AHY).
Adapun, Gubernur DKI Anies Baswedan berada di posisi ke-5 dengan sentimen positif sebesar 20,2 persen, disusul Puan Maharani (17,9 persen), Airlangga Hartarto (10,8 persen), dan Sandiaga Uno (8,9 persen).
Untuk sentimen negatif, Anies Baswedan menempati posisi teratas, yakni sebesar 25,6 persen. Setelah Anies, tokoh lain yang juga memperoleh sentimen negatif cukup signifikan dari warganet adalah Ganjar Pranowo (18,3 persen).
Kemudian, disusul Ketua Umum Partai Demokrat AHY (7,9 persen) dan Puan Maharani (5,7 persen). Sentimen negatif terhadap Prabowo, Sandiaga, Airlangga, dan Ridwan Kamil tergolong rendah.
Menurut analisis LSJ, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan sentimen positif terhadap Prabowo Subianto leading jauh dari tokoh-tokoh lain.
"Pertama, munculnya Prabowo sebagai menteri dengan kinerja terbaik menurut hampir semua lembaga survei mainstream. Kedua, tingkat elektabilitas Prabowo yang selalu berada di posisi teratas dalam berbagai rilis lembaga riset," kata Fetra.
Cara Prabowo yang begitu elegan dalam menyikapi setiap komentar negatif pun berkontribusi dalam positifnya citra Ketum Gerindra tersebut.
"Riset LSJ ini menggunakan pendekatan natural language processing (NLP) untuk mengekstraksi opini atau percakapan warganet dalam bentuk teks," tukasnya.
Analisis dilakukan dengan menggunakan keyword yang sering dipublikasikan oleh lembaga-lembaga riset mainstream, seperti “Prabowo Subianto”, “Ganjar Pranowo”, “Anies Baswedan”, dan sebagainya.
Dataset diperoleh pada periode 10 hingga 20 Juli 2022 dengan teknik ekstraksi knowledge big data.
Hasilnya, Prabowo Subianto menempati ranking tertinggi --meski seperti tokoh-tokoh lainnya-- tetap diterpa komentar nyinyir dalam beberapa pekan ini.
"Simpati publik terhadap Prabowo justru terus meningkat," kata Direktur LSJ Fetra Ardianto, Minggu (24/7/2022).
Belum lama ini, Jusuf Kalla (JK) menyatakan bahwa Prabowo telah gagal dalam tiga kali Pilpres dan mempertanyakan apakah Prabowo mau gagal untuk keempat kalinya apabila maju di Pilpres 2024.
Adapun, politisi NasDem Zulfan Lindan menyatakan bahwa Prabowo sebaiknya tidak perlu maju pilpres lagi, terkait usia.
"Komentar negatif JK dan Zulfan Lindan ternyata justru menimbulkan underdog effect terhadap citra Prabowo di mata publik," ungkap Fetra.
Dalam teori politik, seorang sosok yang disepelekan atau didegradasi citranya boleh jadi malah kebanjiran simpati dari publik luas. Setidaknya, itu terjadi pada Prabowo belakangan ini.
Sentimen positif dari publik justru meningkat signifikan pasca datangnya komentar nyinyir dari segelintir tokoh nasional tersebut.
Berdasarkan hasil riset LSJ, Prabowo merupakan satu-satunya capres yang memiliki sentimen positif di atas 60 persen dari warganet. LSJ menganalisis percakapan warganet sejak 10 Juli hingga 20 Juli 2022.
Foto/data LSJ
"Hasilnya, dari delapan nama tokoh yang dianalisis, Prabowo memperoleh sentimen positif tertinggi, yakni 62,8 persen, jauh di atas tokoh-tokoh lain yang sering muncul dalam papan survei," katanya.
Sebagai contoh, Ridwan Kamil yang berada di posisi kedua hanya memperoleh sentimen positif dari warganet sebesar 32,2 persen.
Sementara itu, Ganjar Pranowo yang dalam rating survei elektabilitasnya selalu masuk dua besar, ternyata hanya memperoleh sentimen positif dari publik sebesar 25,1 persen, sama dengan sentimen positif yang diperoleh Agus Harimurty Yudhoyono (AHY).
Adapun, Gubernur DKI Anies Baswedan berada di posisi ke-5 dengan sentimen positif sebesar 20,2 persen, disusul Puan Maharani (17,9 persen), Airlangga Hartarto (10,8 persen), dan Sandiaga Uno (8,9 persen).
Untuk sentimen negatif, Anies Baswedan menempati posisi teratas, yakni sebesar 25,6 persen. Setelah Anies, tokoh lain yang juga memperoleh sentimen negatif cukup signifikan dari warganet adalah Ganjar Pranowo (18,3 persen).
Kemudian, disusul Ketua Umum Partai Demokrat AHY (7,9 persen) dan Puan Maharani (5,7 persen). Sentimen negatif terhadap Prabowo, Sandiaga, Airlangga, dan Ridwan Kamil tergolong rendah.
Menurut analisis LSJ, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan sentimen positif terhadap Prabowo Subianto leading jauh dari tokoh-tokoh lain.
"Pertama, munculnya Prabowo sebagai menteri dengan kinerja terbaik menurut hampir semua lembaga survei mainstream. Kedua, tingkat elektabilitas Prabowo yang selalu berada di posisi teratas dalam berbagai rilis lembaga riset," kata Fetra.
Cara Prabowo yang begitu elegan dalam menyikapi setiap komentar negatif pun berkontribusi dalam positifnya citra Ketum Gerindra tersebut.
"Riset LSJ ini menggunakan pendekatan natural language processing (NLP) untuk mengekstraksi opini atau percakapan warganet dalam bentuk teks," tukasnya.
Analisis dilakukan dengan menggunakan keyword yang sering dipublikasikan oleh lembaga-lembaga riset mainstream, seperti “Prabowo Subianto”, “Ganjar Pranowo”, “Anies Baswedan”, dan sebagainya.
Dataset diperoleh pada periode 10 hingga 20 Juli 2022 dengan teknik ekstraksi knowledge big data.
(muh)