Setujui Autopsi Ulang, Keluarga Yakin Ada Dugaan Penganiayaan terhadap Brigadir J

Sabtu, 23 Juli 2022 - 19:34 WIB
loading...
Setujui Autopsi Ulang, Keluarga Yakin Ada Dugaan Penganiayaan terhadap Brigadir J
Pengacara keluarga Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J menyetujui autopsi ulang atau ekshumasi lantaran menyakini adanya dugaan penganiayaan. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pengacara keluarga Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J menyetujui autopsi ulang atau ekshumasi lantaran menyakini adanya dugaan penganiayaan dalam kasus tersebut. Autopsi ulang tersebut rencananya digelar pada Rabu, 27 Juli 2022.

Kuasa hukum Johnson Panjaitan mengatakan, Rabu, 27 Juli 2022 mendatang polisi bakal melakukan ekshumasi Brigadir J di Jambi. Pihaknya keluarga pun meyakini tewasnya Brigadir J lantaran ada dugaan penganiayaan.

"Kemarin penyelidikan sekarang sudah penyidikan, nanti hari Rabu kita akan melakukan itu (ekshumasi), nah bagaimana ininya, saya berharap itu dilakukan di pemakaman, tapi kita lihat keputusan berikutnya. Kami masih berkeyakinan ini bukan cuma tembak-menembak, ini ada penganiayaan," ujarnya, Sabtu (23/7/2022).



Menurut dia, dugaan aksi penganiayaan terhadap Brigadir J itu diyakini tak terjadi di rumah Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo di Komplek Polri yang berlokasi di Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan. Adapun soal ekshumasi Brigadir J, diharapkan kepolisian bisa bersikap jukur dan terbuka dalam mengungkap fakta-fakta yang ada nantinya.



"Harapannya semua yang benar-benar dan jujur saja dan fairness, itu yang penting karena kan selalu diomong-omongkan keterbukaan, ini kan bukan jargon, taruhannya anda tahu bukan kepolisian, tapi ini penegakan hukum dan negara ini, Presiden sudah ngomong," tuturnya.

Pascaekshumasi Brigadir J, kata dia, polisi tentu bakal melakukan evaluasi dan menentukan apakah ada skenario tertentu dalam kematian Brigadir J. Maka itu, polisi diminta untuk transparan dalam mengungkap fakta tersebut.

Johnson menambahkan, dalam proses ekshumasi nanti, diharapkan para ahli pun dilibatkan selain dari tim dokter dan kepolisian. Apalagi, pihaknya juga berkomunikasi dengan sejumlah rumah sakit dan kolegium ilmu kedokteran forensik untuk terlibat.

"Kita sudah kontak beberapa Rumah sakit ya dan koleghium ilmu kedokteran forensik untuk terlibat agar ada legitimasi karena kalau kepentingan kami legitimasi pembunuhan berencana dan penganiayaan. Sejauh ini makam dijaga ketat," katanya.

(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2296 seconds (0.1#10.140)