4 Catatan MUI soal Layanan Haji 2022, Mulai Pemondokan hingga Kesehatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Arif Fahrudin yang saat ini menjadi salah satu anggota Amirul Hajj memberikan empat catatan layanan haji 1443 H/2022 M di Arab Saudi.
Pertama, Pemerintah Indonesia diminta agar memperhatikan jarak pemondokan agar lebih didekatkan lagi ke Masjidil Haram. Hal Ini mengingat Indonesia penyumbang jamaah haji terbesar, jemaahnya taat aturan, serta ramah dan santun,
"Pemerintah kita hendaknya melakukan renegosiasi dengan Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia (KSA) agar jemaah haji Indonesia memperoleh giliran penempatan tenda yang lebih dekat ke Jamarat," kata Arif dikutip dalam laman resmi MUI, Rabu,(13/07/2022).
Kedua, Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia (KSA), kata Arif dapat lebih memperhatikan pelestarian tempat dan segala peninggalan bersejarah dari Rasulullah, para sahabat, dan ulama generasi salafus salihin serta tempat bersejarah penting lainnya.
Ketiga, Arif meminta agar lebih dimaksimalkan screening dan monitoring kesehatan jamaah haji lebih jauh-jauh waktu sebelum keberangkatan. Sehingga dapat meminimalisir potensi penambahan pasien haji Indonesia di Tanah Suci. "Ini penting koordinasi antara Kemenag dengan Kemenkes," kata dia.
Terakhir, untuk layanan ibadah haji selanjutnya, pemerintah Indonesia dapat menambah keterlibatan perempuan sebagai tenaga petugas penyelenggaraan ibadah haji dan petugas pendukung.
"Sehingga jika jamaah membutuhkan konsultasi ibadah fiqih perempuan tidak canggung jika ada petugas perempuan yang proporsional jumlahnya," ujarnya.
Walaupun begitu, Arif turut mengapresiasi adanya pelayanan dan bimbingan yang memuaskan yang tidak ditemui pada pelaksanaan haji di tahun sebelumnya.
“Hal ini banyak disampaikan oleh para jamaah haji bahwa mereka merasa puas dengan pelayanan seperti layanan bus shalawat,” ujar Arif.
Seperti yang disampaikan peningkatan perbaikan itu berupa operasional bus shalawat untuk antar-jemput salat lima waktu jamaah haji ke Masjidil Haram, fasilitas tenda di Arafah dan Mina yang sudah layak, persediaan catering yang melimpah dan fasilitas hotel yang sangat memuaskan.
Selain itu, dia juga mengapresiasi adanya pelayanan tenaga fasilitator bimbingan ibadah yang mumpuni, inisiasi klinik satelit di beberapa penginapan. Serta layanan kesehatan yang cepat tanggap dengan adanya Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
“Alhamdulillah bisa tercukupi bahkan terpenuhi, tidak ada kekurangan,”kata dia.
Pertama, Pemerintah Indonesia diminta agar memperhatikan jarak pemondokan agar lebih didekatkan lagi ke Masjidil Haram. Hal Ini mengingat Indonesia penyumbang jamaah haji terbesar, jemaahnya taat aturan, serta ramah dan santun,
"Pemerintah kita hendaknya melakukan renegosiasi dengan Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia (KSA) agar jemaah haji Indonesia memperoleh giliran penempatan tenda yang lebih dekat ke Jamarat," kata Arif dikutip dalam laman resmi MUI, Rabu,(13/07/2022).
Kedua, Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia (KSA), kata Arif dapat lebih memperhatikan pelestarian tempat dan segala peninggalan bersejarah dari Rasulullah, para sahabat, dan ulama generasi salafus salihin serta tempat bersejarah penting lainnya.
Ketiga, Arif meminta agar lebih dimaksimalkan screening dan monitoring kesehatan jamaah haji lebih jauh-jauh waktu sebelum keberangkatan. Sehingga dapat meminimalisir potensi penambahan pasien haji Indonesia di Tanah Suci. "Ini penting koordinasi antara Kemenag dengan Kemenkes," kata dia.
Terakhir, untuk layanan ibadah haji selanjutnya, pemerintah Indonesia dapat menambah keterlibatan perempuan sebagai tenaga petugas penyelenggaraan ibadah haji dan petugas pendukung.
"Sehingga jika jamaah membutuhkan konsultasi ibadah fiqih perempuan tidak canggung jika ada petugas perempuan yang proporsional jumlahnya," ujarnya.
Walaupun begitu, Arif turut mengapresiasi adanya pelayanan dan bimbingan yang memuaskan yang tidak ditemui pada pelaksanaan haji di tahun sebelumnya.
“Hal ini banyak disampaikan oleh para jamaah haji bahwa mereka merasa puas dengan pelayanan seperti layanan bus shalawat,” ujar Arif.
Seperti yang disampaikan peningkatan perbaikan itu berupa operasional bus shalawat untuk antar-jemput salat lima waktu jamaah haji ke Masjidil Haram, fasilitas tenda di Arafah dan Mina yang sudah layak, persediaan catering yang melimpah dan fasilitas hotel yang sangat memuaskan.
Selain itu, dia juga mengapresiasi adanya pelayanan tenaga fasilitator bimbingan ibadah yang mumpuni, inisiasi klinik satelit di beberapa penginapan. Serta layanan kesehatan yang cepat tanggap dengan adanya Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
“Alhamdulillah bisa tercukupi bahkan terpenuhi, tidak ada kekurangan,”kata dia.
(muh)