Lakon Bima Suci Teguhkan Komitmen PDIP Menyatu dengan Rakyat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan, para kader partai harus selalu meneguhkan sikap kesatria dalam berpolitik, dengan terus memperkuat persatuan dengan rakyat, serta satu kata dan perbuatan dalam menyatu dengan Wong Cilik.
"Kisah Bima Suci menceritakan bahwa setiap satria, setiap pemimpin selalu mengalami ujian dan gemblengan, serta berteguh pada cita-cita," ujar Hasto, Sabtu (26/6/2022) malam.
Menurutnya, bersatunya pemimpin dengan rakyat merupakan harapan yang ingin diperkuat oleh PDIP lewat pagelaran wayang oleh Ki Warseno Slank dengan lakon Bima Suci yang digelar di halaman Masjid At Taufiq, seberang Gedung Sekolah Partai PDIP, di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (25/6/2022) malam.
Baca juga: Disepakati, Pemilu Digelar 21 Februari 2024 dan Pilkada 27 November 2024
Hasto menjelaskan, setiap lakon pewayangan itu tidak hanya mengajarkan filosofi kehidupan, tapi juga apa yang terjadi dalam kehidupan nyata, pertarungan antara kebaikan dan angkara murka terjadi.
Dalam lakon Bima Suci, tokoh Bima, salah satu dari anggota Pandawa, mengemban tugas suci di tengah kondisi negeri yang sedang kesulitan. Bima percaya kepada sang guru Pendeta Durna, dan akhirnya mencari Banyu Perwita Sari, yakni air kehidupan yang paling suci.
Dijelaskan Hasto, dalam proses pencarian itu, seorang Bima, yang menjadi salah satu tokoh idola Bung Karno dalam pewayangan, terus berjuang tanpa kenal menyerah.
Dalam lakon itu, Bima menunjukkan sikap dan perbuatan, bagaimana seseorang yang oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, disebut sebagai seorang ksatria.
"Menurut Ibu Mega seorang ksatria, sama dengan harapan beliau terhadap kader-kader PDIP, seorang yang tidak pernah menyerah dalam tugas, turun ke bawah menyatu dengan kekuatan rakyat," kata Hasto.
"Itulah semangat gerakan PDIP turun ke bawah, tidak melakukan manuver politik ke atas, ke elite. Sebagai satu-satunya kekuatan PDIP adalah rakyat," tambah Hasto.
"Kisah Bima Suci menceritakan bahwa setiap satria, setiap pemimpin selalu mengalami ujian dan gemblengan, serta berteguh pada cita-cita," ujar Hasto, Sabtu (26/6/2022) malam.
Menurutnya, bersatunya pemimpin dengan rakyat merupakan harapan yang ingin diperkuat oleh PDIP lewat pagelaran wayang oleh Ki Warseno Slank dengan lakon Bima Suci yang digelar di halaman Masjid At Taufiq, seberang Gedung Sekolah Partai PDIP, di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (25/6/2022) malam.
Baca juga: Disepakati, Pemilu Digelar 21 Februari 2024 dan Pilkada 27 November 2024
Hasto menjelaskan, setiap lakon pewayangan itu tidak hanya mengajarkan filosofi kehidupan, tapi juga apa yang terjadi dalam kehidupan nyata, pertarungan antara kebaikan dan angkara murka terjadi.
Dalam lakon Bima Suci, tokoh Bima, salah satu dari anggota Pandawa, mengemban tugas suci di tengah kondisi negeri yang sedang kesulitan. Bima percaya kepada sang guru Pendeta Durna, dan akhirnya mencari Banyu Perwita Sari, yakni air kehidupan yang paling suci.
Dijelaskan Hasto, dalam proses pencarian itu, seorang Bima, yang menjadi salah satu tokoh idola Bung Karno dalam pewayangan, terus berjuang tanpa kenal menyerah.
Dalam lakon itu, Bima menunjukkan sikap dan perbuatan, bagaimana seseorang yang oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, disebut sebagai seorang ksatria.
"Menurut Ibu Mega seorang ksatria, sama dengan harapan beliau terhadap kader-kader PDIP, seorang yang tidak pernah menyerah dalam tugas, turun ke bawah menyatu dengan kekuatan rakyat," kata Hasto.
"Itulah semangat gerakan PDIP turun ke bawah, tidak melakukan manuver politik ke atas, ke elite. Sebagai satu-satunya kekuatan PDIP adalah rakyat," tambah Hasto.