Mudik Lebaran 2022 Lancar, Pengamat: Pengaruh Infrastruktur Darat Cukup Besar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah menilai kesiapan infrastruktur darat sangat mempengaruhi kelancaran lalu lintas mudik Lebaran 2022 . Dia pun mengapresiasi pemerintah yang berhasil menangani mudik Lebaran 2022.
"Mudik relatif berhasil. Pengaruh infrastruktur darat cukup besar. Infrastruktur berhasil memberikan kemanfaatan bagi masyarakat, sehingga mudik tidak menimbulkan kemacetan berhari-hari," ujar Trubus, Senin (23/5/2022).
Padahal, lanjut dia, animo masyarakat untuk merayakan Lebaran di kampung masing-masing amat tinggi setelah dua tahun tidak bisa mudik. Trubus mengakui masih ada beberapa titik kemacetan, namun bisa cepat diurai dengan baik. "Keamanan juga relatif baik. Mudik tahun ini juga minim kecelakaan," ujarnya.
Hal tersebut dikatakan Trubus menanggapi hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Survei pada 10-12 Mei 2022 melibatkan 1.245 responden. Sebanyak 76,7% responden mengaku sangat dan cukup puas dengan kinerja Jokowi.
Meningkatnya kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi didorong keberhasilan penanganan Covid-19 dan penyelenggaraan mudik. Sebanyak 74,6% responden puas dengan penanganan pandemi, 88% responden puas dengan pelayanan moda transportasi umum saat mudik.
Trubus juga mengapresiasi pemerintah dari sisi penanganan Covid-19. "Penanganan pandemi relatif berhasil. Kalau dibandingkan negara lain, bahkan Amerika, beberapa negara Eropa, China, dan Malaysia, kita lebih baik," katanya.
Menurutnya, kemungkinan ada faktor non-human sehingga pandemi Covid-19 di Tanah Air lebih terkendali dibandingkan negara lain. Namun, kata dia, yang jelas kebijakan penanganan pandemi yang dibuat Presiden Jokowi jauh lebih baik.
"Kita tidak menerapkan lockdown. Pemulihan ekonomi relatif berjalan. Strategi berjalan. Dari dalam diri masyarakat juga ingin segera mengakhiri Covid-19. Jadi relatif berhasil," ucapnya.
Trubus juga mengatakan bahwa keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 juga terkait keberanian Presiden Jokowi mendatangkan vaksin Sinovac yang saat itu banyak diragukan. Bahkan Presiden menjadi orang pertama yang mendapatkan vaksin. "Jadi ada asas kepatuhan publik terhadap pemimpin yang bisa dipercaya."
Trubus mengakui ada sebagian masyarakat yang menolak vaksin. Pemerintah mengambil kebijakan memberikan vaksin secara gratis. "Sehingga masyarakat tidak terbebani. Itu yang mendorong masyarakat vaksin. Kita juga ketat menerapkan peraturan untuk pelaku perjalanan. Dan itu bisa dianggap berhasil," pungkasnya.
"Mudik relatif berhasil. Pengaruh infrastruktur darat cukup besar. Infrastruktur berhasil memberikan kemanfaatan bagi masyarakat, sehingga mudik tidak menimbulkan kemacetan berhari-hari," ujar Trubus, Senin (23/5/2022).
Padahal, lanjut dia, animo masyarakat untuk merayakan Lebaran di kampung masing-masing amat tinggi setelah dua tahun tidak bisa mudik. Trubus mengakui masih ada beberapa titik kemacetan, namun bisa cepat diurai dengan baik. "Keamanan juga relatif baik. Mudik tahun ini juga minim kecelakaan," ujarnya.
Hal tersebut dikatakan Trubus menanggapi hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Survei pada 10-12 Mei 2022 melibatkan 1.245 responden. Sebanyak 76,7% responden mengaku sangat dan cukup puas dengan kinerja Jokowi.
Meningkatnya kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi didorong keberhasilan penanganan Covid-19 dan penyelenggaraan mudik. Sebanyak 74,6% responden puas dengan penanganan pandemi, 88% responden puas dengan pelayanan moda transportasi umum saat mudik.
Trubus juga mengapresiasi pemerintah dari sisi penanganan Covid-19. "Penanganan pandemi relatif berhasil. Kalau dibandingkan negara lain, bahkan Amerika, beberapa negara Eropa, China, dan Malaysia, kita lebih baik," katanya.
Menurutnya, kemungkinan ada faktor non-human sehingga pandemi Covid-19 di Tanah Air lebih terkendali dibandingkan negara lain. Namun, kata dia, yang jelas kebijakan penanganan pandemi yang dibuat Presiden Jokowi jauh lebih baik.
"Kita tidak menerapkan lockdown. Pemulihan ekonomi relatif berjalan. Strategi berjalan. Dari dalam diri masyarakat juga ingin segera mengakhiri Covid-19. Jadi relatif berhasil," ucapnya.
Trubus juga mengatakan bahwa keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 juga terkait keberanian Presiden Jokowi mendatangkan vaksin Sinovac yang saat itu banyak diragukan. Bahkan Presiden menjadi orang pertama yang mendapatkan vaksin. "Jadi ada asas kepatuhan publik terhadap pemimpin yang bisa dipercaya."
Trubus mengakui ada sebagian masyarakat yang menolak vaksin. Pemerintah mengambil kebijakan memberikan vaksin secara gratis. "Sehingga masyarakat tidak terbebani. Itu yang mendorong masyarakat vaksin. Kita juga ketat menerapkan peraturan untuk pelaku perjalanan. Dan itu bisa dianggap berhasil," pungkasnya.
(zik)