Kemenkes Beberkan 10 Provinsi dengan Sebaran Kasus DBD Tertinggi

Senin, 22 Juni 2020 - 14:32 WIB
loading...
Kemenkes Beberkan 10...
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, angka kasus DBD di Indonesia masih tinggi. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, angka kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia masih tinggi. Tercatat kasus DBD hingga 22 Juni 2020 sebanyak 68.000 kasus.

"Kita melihat bahwa sampai saat ini masih menemukan kasus antara 100 sampai dengan 500 kasus per harinya. Jadi kalau kita melihat jumlah kasus tadi sudah disampaikan 68.000 kasus demam berdarah seluruh Indonesia," kata Nadia di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha BNPB, Jakarta (22/6/2020).

Nadia pun mengatakan angka kematian yang disebabkan oleh DBD ini sudah mencapai angka 346 kasus. "Jadi angka kematian kita saat ini sudah mencapai pada angka 346. Dan sama, kurang lebih gambarannya adalah provinsi-provinsi yang tadi, jadi ada Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur yang merupakan juga kasus-kasus tertinggi mengakibatkan kematian," katanya.( )

Dari catatan Kemenkes ada 10 provinsi dengan sebaran kasus DBD tertinggi di Tanah Air yakni Jawa Barat 10.594 kasus, Bali 8.930 kasus, NTT 5.432 kasus, Jawa Timur 5.104 kasus, Lampung 4.983 kasus, NTB 3.796 kasus, DKI Jakarta 3.628 kasus, Jawa Tengah 2.846 kasus, Riau 2.143 kasus, dan Sulawesi Selatan 2.100 kasus.

Nadia mengatakan di tengah pandemi COVID-19 saat ini, ada tiga tantangan untuk pengendalian DBD . "Untuk upaya pengendalian demam berdarah ini kita punya tiga sebenarnya tantangan. Yang pertama adalah karena kegiatan jumantik atau juru pemantau jentik menjadi tidak optimal karena ada social distancing," katanya

Kedua, kata Nadia, adalah kebijakan untuk beraktivitas di rumah membuat bangunan-bangunan ataupun banyak hotel yang ditinggal sehingga ini menjadi tantangan karena banyak sarang nyamuk. "Kita melaksanakan kebijakan kerja dan belajar dari rumah otomatis selama tiga bulan yang lalu gedung-gedung yang banyak sekali yang ditinggal, termasuk musala tempat-tempat ibadah sehingga ini yang menjadi tantangan kita memberantas sarang nyamuk," katanya.( )

Ketiga, tambah Nadia, adalah karena masyarakat banyak berada di rumah sehingga penting untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk itu di rumah. "Jadi, ini yang menjadi utama tentunya. Kita tidak mengharapkan pada saat kita memasuki masa new normal atau masa damai dengan COVID-19 ini, kita harus pastikan selain tentunya melaksanakan protokol-protokol pencegahan COVID, melakukan pemberantasan sarang nyamuk di sekolah, rumah ibadah, hotel terutama," katanya.

"Apalagi, kalau kita lihat di hotel terutama di Bali itu kasus DBD untuk kabupaten/kota adalah 3 terbesar dan NTB juga 3 terbesar. Dan ini kita melihat mungkin karena sudah terlalu lama aktivitas wisata di sana berhenti sehingga mungkin itu yang akan menjadi perhatian. Karena jumantik juga punya keterbatasan untuk bisa mendatangi rumah-rumah warga," kata Nadia.

Nadia mengatakan, pencegahan penularan DBD paling sederhana dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk 3M+, yakni Menutup, Menguras, dan Mendaur ulang. "Dan plusnya banyak sekali seperti menggunakan lotion anti nyamuk, menutup jendela rumah dengan kasa nyamuk, dan tidak menggantungkan pakaian," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Partai Perindo Dukung...
Partai Perindo Dukung Tindakan Cepat Pemerintah Rombak Pendidikan Dokter Spesialis
Marak Kasus Pelecehan...
Marak Kasus Pelecehan Seksual Dokter PPDS, IDI: Rumah Sakit Harus Ikut Bertanggung Jawab
Kemenkes Tutup 3 Prodi...
Kemenkes Tutup 3 Prodi di Fakultas Kedokteran Buntut Laporan Perundungan dan Pelecehan Seksual
Alumni Relawan RSDC...
Alumni Relawan RSDC Wisma Atlet Hadiri Reuni dan Halalbihalal di Markas Marinir
Marak Kasus Asusila...
Marak Kasus Asusila Dokter, Wamenkes Minta Penerapan Tes Psikologi MMPI
Pendekatan THR Bisa...
Pendekatan THR Bisa Jadi Alternatif Dalam Upaya Berhenti Merokok
100 Hari Kerja Prabowo-Gibran,...
100 Hari Kerja Prabowo-Gibran, Kemendikdasmen Peringkat 2 Kementerian Paling Memuaskan
Program Tes Kesehatan...
Program Tes Kesehatan Gratis bagi Warga Ulang Tahun Dirilis Bulan Depan, Ini Syaratnya
Mitigasi Inklusif Kolaboratif...
Mitigasi Inklusif Kolaboratif Organisasi Jadi Model Ideal Hadapi Bencana Non Alam Pandemi
Rekomendasi
Hasil MotoGP Spanyol...
Hasil MotoGP Spanyol 2025: Alex Marquez Juara untuk Pertama Kalinya!
Liverpool Juara Liga...
Liverpool Juara Liga Inggris 2024/2025
Gunung Lewotobi Laki-laki...
Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Disertai Dentuman Keras, Tinggi Kolom Abu Vulkanik 4.000 Meter
Berita Terkini
Ada Produk Haram Berlabel...
Ada Produk Haram Berlabel Halal, MUI Dorong Tingkatkan Pengawasan
3 jam yang lalu
Ketum FSP-RTMM Dorong...
Ketum FSP-RTMM Dorong Gaungkan Lagi Gerakan Cinta Produk Indonesia
4 jam yang lalu
Anggota DPR Terkejut...
Anggota DPR Terkejut Penahanan Kades Kohod Ditangguhkan
5 jam yang lalu
Ketua DPP Perindo: Kerja...
Ketua DPP Perindo: Kerja Keras dan Prestasi Jadi Kunci Peran Perempuan di Politik
5 jam yang lalu
Ledakan Dahsyat Guncang...
Ledakan Dahsyat Guncang Pelabuhan Iran, Kemlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban
6 jam yang lalu
Wamensesneg Ungkap Tujuan...
Wamensesneg Ungkap Tujuan Video Monolog Wapres Gibran: Supaya Tak Ada Lagi Informasi Bias
8 jam yang lalu
Infografis
10 Negara Penghasil...
10 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia, Termasuk Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved