Koalisi Indonesia Bersatu Terbentuk, Denny JA Sebut Pintu Pilpres Terbuka

Minggu, 15 Mei 2022 - 22:34 WIB
loading...
Koalisi Indonesia Bersatu...
Pendiri LSI, Denny JA menganggap bahwa pintu menuju Pilpres 2024 telah terbuka seiring terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA menganggap bahwa pintu menuju Pemilihan Presiden ( Pilpres) 2024 telah terbuka. Hal ini ditandai dengan terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu yang diinisiasi Partai Golkar, PPP, dan PAN.

"Ke depan, aneka partai lain akan terpengaruh. Kita akan menyaksikan aneka manuver partai lain yang tak ingin ketinggalan kereta, juga menyiapkan diri menyongsong Pilpres 2024," kata Denny JA dalam keterangan tertulis, Minggu (15/5/2022).

Menurutnya, pembentukan koalisi partai merupakan hal biasa dalam demokrasi. Namun, koalisi itu akan berdampak pada Pemerintahan Presiden Jokowi. Denny memprediksi setahun menjelang jabatan presiden berakhir, pemerintahan Jokowi tidak sekuat sebelumnya. Partai dan menteri mulai membagi perhatian untuk Pilpres 2024.

Baca juga: Suharso: PPP-Golkar-PAN Ingin Tunjukkan Kerja Sama Parpol yang Cantik

LSI memiliki tradisi, 22 bulan sebelum Pilpres, sebagai lembaga survei, konsultan politik ataupun civil society, mulai melakukan konsolidasi. Denny JA yang dikenal sebagai the founding father profesi konsultan politik Indonesia sudah terlibat empat Pilpres sejak 2004, 2009, 2014, dan 2019. Atas kiprahnya, ia memperoleh penghargaan Lifetime Achievement Award karena ikut memenangkan pilpres tiga kali berturut-turut di 2017. Di 2019, rekor itu ditambah menjadi ikut memenangkan pilpres empat kali berturut-turut.

"Kini LSI bersiap-siap memecahkan rekornya sendiri, kami bersiap memenangkan pilpres menjadi lima kali berturut- turut di tahun 2024 nanti," katanya.

Namun, LSI akan lebih berhati-hati. Denny tak ingin presiden terpilih nanti mengulangi kisah sedih sejarah presiden sebelumnya. Dipuja di awal kekuasaannya tapi dicemooh bahkan dijatuhkan di akhir kekuasaannya. Seperti Presiden Soekarno yang dihormati di 1945, tapi malah dijatuhkan pada 1966. Presiden Suharto dipuja di 1966 tapi diturunkan pada 1998.

Kemudian Presiden BJ Habibie disambut meriah pada 1998 tapi pertanggung jawabannya pada 1999 ditolak MPR. Lalu Gus Dur disambut sebagai tokoh civil society yang menjadi presiden pada 1999. Namun pada 2001, Gus Dur dilengserkan MPR.

Baca juga: 3 Ketum Parpol Bertemu, Adi Prayitno: Kode Keras Koalisi Golkar-PAN-PPP di Pemilu 2024

Megawati dihormati sebagai presiden perempuan pertama Indonesia pada 2001. Megawati yang menjabat sebagai wapres menggantikan Gus Dur yang lengser. Namun ketika Megawati ikut pilpres 2004, ia kalah.

SBY menjadi presiden berikutnya selama dua periode. SBY juga dihormati sebagai presiden Indonesia pertama yang dipilih langsung. Namun di akhir jabatan, partai SBY, Partai Demokrat, juga sangat merosot dukungannya. Dari perolehan di atas 20% (2009) menjadi hanya di bawah 11% (2014).

"Kita belum tahu nasib Presiden Jokowi karena jabatannya belum selesai. Presiden Indonesia di tahun 2024 nanti semoga keluar dari tradisi sedih presiden Indonesia," kata Denny JA.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1562 seconds (0.1#10.140)