Musuh Negara Nomor 1, Kahar Muzakkar Ditembak Mati di Hari Idul Fitri

Senin, 02 Mei 2022 - 10:58 WIB
loading...
A A A
Namun putaran waktu dan perubahan situasi mengubah ideologi perjuangan Kahar. Dari seorang patriot, dia dicap pembelot. Cikal bakal pemberontakan Kahar telah terasa sejak awal 1950, ketika terjadi perselisihan antara mantan pasukan gerilya dengan petinggi militer di Sulsel.

Menurut Jurnal Penelitian Keislaman UIN Sunan Kalijaga, pada 18 Juni 1950 Kahar diminta untuk menuju ke Sulsel dalam rangka menenangkan para pasukan gerilya Sulawesi Selatan yang memberontak. Panglima Komando Tentara dan Teritorial Indonesia Timur (KTTIT), Kolonel Kaliwarang menginstruksikan Kahar bersama Mursito segera menemui pasukan gerilya dan memberikan pengertian pada mereka bahwa peleburan pasukan gerilya dilakukan secara perorangan apabila memenuhi syarat untuk masuk TNI.

Namun tawaran ini ditolak oleh pasukan gerilya Sulsel. Mereka meminta penggabungan secara berkelompok dengan menunjuk Kahar Mudzakkar sebagai komandan. Tentu saja hal ini ditolak Kawilarang. Perpecahan pun terjadi. Kahar termasuk dalam kubu yang mendukung pasukan gerilya Sulawesi Selatan. Secara resmi dia meletakkan tanda pangkat letnan kolonelnya di depan Kawilarang pada 5 Juli 1950 dan memilih bergabung dengan pasukan gerilya.

Sejarawan UI Anhar Gonggong mengatakan penolakan Kawilarang tentang Kesatoean Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) masuk Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI) dan menjadi Brigadir Hasanuddin memantik kekecewaan mendalam bagi Kahar.

Penolakan itu membuatnya merasa gagal mengembalikan harga dirinya sebagai orang Bugis-Makassar. Kahar berikut KGSS lalu memutuskan bergabung dengan gerakan DI/TII Kartosoewirjo pada 20 Agustus 1952. Pada 7 Agustus 1953, Kahar memproklamirkan Sulawesi Selatan menjadi bagian dari Negara Islam Indonesia (NII). Kahar sendiri diangkat menjadi Panglima Divisi IV TII. Baca juga: Cemerlang! Perwira Kopassus Lulusan Terbaik Sesko TNI Ini Ternyata Punya Prestasi Top di AS

"Pada awal kemerdekaan 1945 hingga 1950 Kahar adalah patriot pembela bangsa. Namun setelah tahun 1952 dia menjadi pemberontak. Memang ada jasa Kahar untuk bangsa ini. Namun itu semua terhapus karena pemberontakannya terhadap negara Republik Indonesia," kata Anhar Gonggong kepada SINDOnews, beberapa waktu lalu.
(kri)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1707 seconds (0.1#10.140)