LaNyalla: Pertumbuhan Tanpa Pemerataan, Bukan Ekonomi Pancasila

Kamis, 28 April 2022 - 18:05 WIB
loading...
LaNyalla: Pertumbuhan...
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Foto/ist
A A A
JAKARTA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengingatkan bahwa azas perekonomian negara ini disusun atas usaha bersama untuk kemakmuran rakyat, dengan memastikan kekayaan alam yang meliputi bumi, air, dan udara dikuasai oleh negara. Sehingga, kita tidak wajib mengikuti dan membebek kepada konsepsi ekonomi kapitalis global yang menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai satu-satunya ukuran pembenar, hanya karena kita mengejar tingkat tax rasio, dan melupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak.

“Sudah seharusnya kita fokus kepada pemerataan ekonomi, dengan memaksimalkan keunggulan komparatif yang diberikan oleh Allah SWT melalui kekayaan alam yang kita punya, yang mutlak dikuasai negara untuk kemakmuran rakyat,” katanya saat memberi orasi dalam silaturahmi dan diskusi Aliansi Profesional Indonesia Bangkit di Bandung, Jawa Barat yang diikuti sejumlah tokoh setempat dan tokoh nasional, Kamis (28/4/2022).

Dalam kesempatan itu, LaNyalla mengajak semua pihak untuk memulai langkah konkret membangun kekuatan ekonomi Indonesia dengan melawan oligarki ekonomi yang merugikan bangsa. “Sudah saatnya bangsa ini memiliki pemimpin dengan kualitas leadership yang berani mengakhiri praktik-praktik sesat ekonomi yang memiskinkan ratusan juta rakyat kita,” ungkapnya.





LaNyalla melanjutkan, bangsa ini mutlak harus mengakhiri praktek over eksploitasi oleh kapitalisme global yang telah menjadi satu tubuh dengan oligarki ekonomi di negeri ini melalui saham-saham mereka di lantai bursa yang telah menembus lintas batas negara. “Karena kemiskinan di suatu negara, bukan karena negara itu masih dalam tahap negara berkembang, tetapi karena negara tersebut terlalu dieksploitasi oleh oligarki rakus yang bersinergi dengan kapitalisme global,” ujar senator asal Jawa Timur itu.

Maka, dia mengajak mulai hari ini menanamkan dalam pikiran bangsa ini bahwa kita harus berani bangkit. Selain itu, harus berani mengubah arah perjalanan bangsa ini, juga harus kembali kepada kesadaran utuh kita sebagai sebuah bangsa yang dilahirkan dan dicita-citakan sebagai negara yang menyejahterakan.

Bukan sebaliknya, dengan bangga kita menyiapkan karpet merah kepada oligarki ekonomi serta investor asing dan aseng untuk menjadi VOC dengan wajah baru, yang menguras kekayaan alam bangsa ini. “Sebagai negarawan, saya harus adil sejak dalam pikiran. Saya harus melihat dengan jernih dinamika kebangsaan kita. Karena itu saya khusnudzon, bahwa Presiden Joko Widodo berusaha berbuat baik untuk negeri ini. Tetapi rupanya keinginan Presiden itu tidak mudah. Karena kuatnya arus kebalikan dari oligarki ekonomi yang semakin menguat,” imbuhnya.

Sebab, lanjutnya, oligarki ekonomi secara kodrati pasti didominasi dengan prinsip self-interest untuk penumpukan keuntungan. Karena memang begitulah sektor privat dalam iklim kapitalistik liberal. Dan hal itu menjadi sangat berbahaya ketika mereka berada di lingkar kekuasaan.

Karena, kata dia, oligarki ekonomi bisa membiayai pilpres dan mendukung seseorang menjadi presiden. Tetapi setelah itu, semua kebijakan negara harus menguntungkan dan berpihak kepada mereka. Dan semakin berbahaya lagi apabila oligarki ekonomi ini telah menjadi satu tubuh dengan oligarki politik dengan menguasai eksekutif dan legislatif untuk kemudian melenggang menjadi pemimpin negeri ini.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Anggota MPR Ida Fauziyah...
Anggota MPR Ida Fauziyah Ajak Masyarakat Amalkan Nilai-nilai Pancasila
Pengamalan Pancasila...
Pengamalan Pancasila Sejalan dengan Semangat Bulan Ramadan
Fokus Janji Politik
Fokus Janji Politik
Megawati Temui Pangeran...
Megawati Temui Pangeran Khaled, PDIP Gagas Pancasila Summit di UEA
THR dan Gaji Ke-13 Tetap...
THR dan Gaji Ke-13 Tetap Dibayar, Ketua DPD Dorong ASN Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik
Ketua DPD Tekankan Pentingnya...
Ketua DPD Tekankan Pentingnya Kerja Sama Bareng Ombudsman
Di Hadapan Alumni FALTL...
Di Hadapan Alumni FALTL Trisakti, Ketua DPD Minta Masukan RUU Perubahan Iklim
Ray Rangkuti Sentil...
Ray Rangkuti Sentil Ketua DPD: Kalau Warga Ikut Urunan, Namanya Makan Bergizi Urunan
Wacana Penggunaan Zakat...
Wacana Penggunaan Zakat untuk Makan Bergizi Gratis Hanya Picu Polemik Baru
Rekomendasi
Putri Nabila Meminta...
Putri Nabila Meminta Maaf pada Mantan Kekasih di Lagu Maaf
MNC Sekuritas dan Sucor...
MNC Sekuritas dan Sucor Asset Management Gelar Edukasi Pasar Modal Syariah di UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon
Kiper Bahrain Ketar-ketir:...
Kiper Bahrain Ketar-ketir: Timnas Indonesia Sama Sulitnya dengan Lawan Raksasa Asia
Berita Terkini
Presiden Bakal Umumkan...
Presiden Bakal Umumkan Tunjangan Guru ASN Langsung ke Rekening
57 menit yang lalu
Menkomdigi Sebut Status...
Menkomdigi Sebut Status Seskab Berlandaskan Kewenangan Konstitusional
1 jam yang lalu
Ahok Penuhi Panggilan...
Ahok Penuhi Panggilan Kejagung: Apa yang Saya Tahu Akan Saya Sampaikan!
2 jam yang lalu
Daftar Lengkap 10 Kapolda...
Daftar Lengkap 10 Kapolda Baru pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Mutasi Polri Maret 2025:...
Mutasi Polri Maret 2025: Irjen Rusdi Hartono Jabat Kapolda Sulsel, Brigjen Mardiyono Kapolda Bengkulu
3 jam yang lalu
Daftar Polwan Baru Jabat...
Daftar Polwan Baru Jabat Kapolres pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Infografis
Arkeolog Pecahkan Misteri...
Arkeolog Pecahkan Misteri Kutukan Firaun, Ternyata Bukan Sihir
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved