Anggota DPR: Pemulihan Ekonomi Indonesia Termasuk Tercepat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota DPR RI Rahmad Handoyo mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia usai dihantam pandemi Covid-19 termasuk yang tercepat ketimbang negara lain. Dia juga menilai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax tidak bisa dijadikan sebagai salah satu indikator kegagalan pemerintah.
“Dasarnya apa ya menuding Pemerintah Jokowi gagal, sedangkan secara global Indonesia menjadi salah satu yang terbaik dalam pengendalian Covid-19. Indonesia saat ini menjadi salah satu negara yang proses pemulihan ekonominya tercepat dari negara-negara lain,” ujar Rahmad Handoyo saat dihubungi, Kamis (14/4/2022).
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menuturkan bahwa keberhasilan pemerintah itu adalah fakta yang tidak bisa dibantah. “Di bawah Presiden Jokowi di saat tekanan ekonomi akibat Covid-19 yang menekan ke sendi-sendi kehidupan kita menjadi salah satu yang recovery-nya yang salah satu tercepat,” tuturnya.
Sehingga, menurutnya, lucu jika kenaikan harga BBM dan beberapa sembako dijadikan alasan menuding pemerintah gagal. “Ingat dampak perang Rusia dengan Ukraina itu begitu besar terhadap perekonomian global, salah satunya migas yang mengerek naik, sehingga otomatis seluruh dunia mengalami suatu inflasi yang begitu dahsyat,” kata anggota Komisi IX DPR ini.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Amerika Serikat dan China pun ikut mengalami inflasi tersebut. “Saya kira menjadi lucu dan menjadi aneh ketika masalah kenaikan BBM yang diakibatkan dari efek domino dari perang Rusia dengan Ukraina, kemudian disalahkan atau dicap gagal karena Indonesia tidak bisa menekan harga global,” imbuhnya.
Dia menjelaskan bahwa harga minyak dunia melonjak. Sehingga, kata dia, APBN akan mengalami perubahan yang sangat besar jika harga BBM tidak dinaikkan. Jika mengalami perubahan, dampaknya terhadap sejumlah program pemerintah seperti bantuan sosial (Bansos) atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) akan terganggu.
“Kalau kita tidak naikkan, akan terjadi subsidi yang sangat besar, sehingga dampaknya kepada program-program kerakyatan akan terganggu. Mana ada negara yang bisa menghindar terhadap kenaikan harga BBM akibat dampak perang Rusia dengan Ukraina, saya kira itu fakta ya,” jelasnya.
Maka itu, Rahmad Handoyo mengajak siapa pun terutama yang menuding pemerintah gagal untuk belajar menganalisa kondisi global saat ini. Dia juga mengajak menganalisa kenapa harga BBM di seluruh dunia naik atau mengalami inflasi.
“Ayo belajar terhadap situasi seluruh dunia. Kita percaya pemerintah akan berupaya keras terhadap kenaikan itu bisa ditekan meskipun inflasi pasti naik, harga BBM otomatis, tapi bagaimana agar kenaikan itu bisa disesuaikan dengan kondisi masyarakat saat ini,” pungkasnya.
“Dasarnya apa ya menuding Pemerintah Jokowi gagal, sedangkan secara global Indonesia menjadi salah satu yang terbaik dalam pengendalian Covid-19. Indonesia saat ini menjadi salah satu negara yang proses pemulihan ekonominya tercepat dari negara-negara lain,” ujar Rahmad Handoyo saat dihubungi, Kamis (14/4/2022).
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menuturkan bahwa keberhasilan pemerintah itu adalah fakta yang tidak bisa dibantah. “Di bawah Presiden Jokowi di saat tekanan ekonomi akibat Covid-19 yang menekan ke sendi-sendi kehidupan kita menjadi salah satu yang recovery-nya yang salah satu tercepat,” tuturnya.
Sehingga, menurutnya, lucu jika kenaikan harga BBM dan beberapa sembako dijadikan alasan menuding pemerintah gagal. “Ingat dampak perang Rusia dengan Ukraina itu begitu besar terhadap perekonomian global, salah satunya migas yang mengerek naik, sehingga otomatis seluruh dunia mengalami suatu inflasi yang begitu dahsyat,” kata anggota Komisi IX DPR ini.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Amerika Serikat dan China pun ikut mengalami inflasi tersebut. “Saya kira menjadi lucu dan menjadi aneh ketika masalah kenaikan BBM yang diakibatkan dari efek domino dari perang Rusia dengan Ukraina, kemudian disalahkan atau dicap gagal karena Indonesia tidak bisa menekan harga global,” imbuhnya.
Dia menjelaskan bahwa harga minyak dunia melonjak. Sehingga, kata dia, APBN akan mengalami perubahan yang sangat besar jika harga BBM tidak dinaikkan. Jika mengalami perubahan, dampaknya terhadap sejumlah program pemerintah seperti bantuan sosial (Bansos) atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) akan terganggu.
“Kalau kita tidak naikkan, akan terjadi subsidi yang sangat besar, sehingga dampaknya kepada program-program kerakyatan akan terganggu. Mana ada negara yang bisa menghindar terhadap kenaikan harga BBM akibat dampak perang Rusia dengan Ukraina, saya kira itu fakta ya,” jelasnya.
Maka itu, Rahmad Handoyo mengajak siapa pun terutama yang menuding pemerintah gagal untuk belajar menganalisa kondisi global saat ini. Dia juga mengajak menganalisa kenapa harga BBM di seluruh dunia naik atau mengalami inflasi.
“Ayo belajar terhadap situasi seluruh dunia. Kita percaya pemerintah akan berupaya keras terhadap kenaikan itu bisa ditekan meskipun inflasi pasti naik, harga BBM otomatis, tapi bagaimana agar kenaikan itu bisa disesuaikan dengan kondisi masyarakat saat ini,” pungkasnya.
(rca)