BMKG: Puncak Es Jayawijaya Diprediksi Lenyap pada 2025, Suhu Bisa Naik 4 Derajat di 2100

Rabu, 13 April 2022 - 09:47 WIB
loading...
BMKG: Puncak Es Jayawijaya Diprediksi Lenyap pada 2025, Suhu Bisa Naik 4 Derajat di 2100
Puncak es Pegunungan Jayawijaya di Papua diperkirakan akan hilang sama sekali pada 2025 akibat perubahan iklim. Foto/belantaraindonesia.org
A A A
JAKARTA - Perubahan iklim yang sedang berlangsung berpngaruh pada peningkatan suhu permukaan bumi secara perlahan dan konsisten. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) mengingatkan potensi kenaikan suhu di seluruh pulau utama Indonesia bisa mencapai 4 derajat celcius pada tahun 2100 akibat perubahan iklim.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta dilakukan langkah mitigasi secara komprehensif dan terukur segera guna menahan laju perubahan iklim.

“Bila situasi saat ini terus dibiarkan maka kenaikan suhu di seluruh pulau utama di Indonesia mencapai 4 derajat celcius pada tahun 2100. Kenaikan tersebut, adalah empat kali dibandingkan zaman pra industri,” kata Dwikorita dalam keterangan tertulis, Rabu (13/4/2022).



Akibat kenaikan suhu ini, kata Dwikorita, puncak Jayawijaya di Papua yang pada 2020 memiliki ketebalan es 31,49 meter akan hilang sepenuhnya paa 2025.

“Mitigasi harus dilakukan segera, tidak bisa ditunda-tunda karena situasi kekinian sangat mengkhawatirkan. Contohnya, Siklon Seroja yang terjadi di NTT tahun lalu, semestinya siklon tersebut tidak terjadi di wilayah tersebut, tapi akibat perubahan iklim siklon tersebut muncul,” ungkap Dwikorita.

Dwikorita mengatakan, peningkatan suhu tersebut akan memicu terjadinya cuaca ekstrem dan anomali iklim yang semakin sering. Intensitasnya pun semakin kuat dengan durasi panjang.



Kondisi tersebut, lanjut Dwikorita, tentu akan mengakibatkan kerugian bagi Indonesia. Tidak hanya bersifat materiil seperti infrastruktur, namun juga korban jiwa.

“Jadi jangan heran jika saat musim kemarau juga terjadi hujan dan banjir, atau musim kemarau akan terasa lebih panas dan kering. Pun saat musim hujan, jauh lebih lebat sehingga memicu bencana hidrometeorologi,” imbuhnya.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1803 seconds (0.1#10.140)