Cerita Cak Nun Diundang Megawati Isi Ceramah di Markas PDIP

Senin, 11 April 2022 - 01:45 WIB
loading...
Cerita Cak Nun Diundang Megawati Isi Ceramah di Markas PDIP
Emha Ainun Nadjib atau yang karib disapa Cak Nun mengisi ceramah di Sekolah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Tokoh intelektual muslim Indonesia, Emha Ainun Nadjib atau yang karib disapa Cak Nun mengisi ceramah di Sekolah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Minggu, 10 April 2022, malam.

Cak Nun sempat merasa bingung ketika hendak mengisi ceramah di markas PDI-Perjuangan. Sebab, banyak orang yang tak suka Cak Nun mengisi ceramah di markas PDI-Perjuangan. Cak Nun mendapat kritik keras di media sosial ketika hendak mengisi ceramah di markas PDI-Perjuangan.

"Teman-teman sekalian saya tuh kan bingung, diminta ke sini sama Kiai Kanjeng kan bingung, kan dimarahi banyak orang, tadi aja di medsos saya dimarahi, 'Oh Cak Nun menjilat Mbak Mega', gitu kan. Loh yang ngundang Mbak Mega kan. Berarti Mbak Mega yang jilat saya. Ini ndak ada urusan jilat menjilat, ini urusan cinta Tanah Air, cinta bangsa, cinta rakyat," kata Cak Nun ditilik dari akun YouTube BKN PDI Perjuangan, Senin (11/4/2022).


Cak Nun menjelaskan, ia diundang langsung Ketua Umum (Ketum) PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri untuk memberikan ceramah di markas partai berlambang banteng tersebut. Megawati, kata Cak Nun, memintanya untuk mengisi ceramah sudah sejak tiga tahun lalu. "Saya sampai kebingungan, karena Bu Mega tuh sekitar tiga tahun yang lalu, apa namanya, dawui saya untuk datang ke sini, baru tercapai malam ini," ungkap Cak Nun.

Cak Nun mengaku baru bisa mendatangi markas PDI-Perjuangan pada momen bulan Ramadhan tahun ini. Ada proses yang panjang untuk memutuskan mengisi ceramah di markas PDI-Perjuangan.



"Kan saya itu melewati perjuangan batin yang luar biasa dan akhirnya saya istikharah, saya wiridan serius, dan saya kemudian, bermimpi, kira-kira seminggu yang lalu, bahwa saya pergi keliling dunia, kemudian pulang ke Indonesia, saya ketemu dengan cakrawala di senja hari," papar Cak Nun.

"Di cakrawala itu, terhampar kain yang sangat panjang tulisannya PDI pengayoman, bukan perjuangan. Karena PDI-Perjuangan sudah dulu, sekarang sudah jaya, sudah lega hatinya, sudah menang berkali-kali. Sekarang, saatnya adalah PDI pengayoman. Semua rakyat Indonesia diayomi oleh PDIP. Level-level masyarakat, orang wong cilik, semua diayomi oleh PDIP," sambungnya.

Dalam kesempatan itu, Cak Nun juga sempat mengajak masyarakat untuk sama-sama punya rasa pengayoman dan toleransi satu sama lain. Cak Nun menegaskan kedatangannya di markas PDI-Perjuangan, bukan berarti dalam rangka mendukung partai besutan Megawati Soekarnoputri.



"Nah tadi kan saya sudah bilang, kalau saya masuk kandang banteng, apakah saya menjadi banteng? Apakah bantengnya menjadi saya? Tidak juga kan ya? Gitu ya Bu ya? Masa Mbak Puan jadi banteng, ngawur ae," kelakar Cak Nun ke Puan Maharani yang duduk di sampingnya.

"Jadi kalau saya masuk PDIP, meskipun yang mengundang itu Bu Megawati pribadi dan juga sebagai tokoh nasional, apakah saya pro PDI? Pro saya itu adalah pro kesejahteraan rakyat Indonesia. Saya mau menemani PDIP atau siapa pun kelompok lain sepanjang mereka berjuang untuk seluruh rakyat Indonesia. Jelas ya," tekannya.

Cak Nun meminta agar jangan sampai ada kesalahan berpikir ketika dirinya mengisi ceramah di markas PDI-Perjuangan. Cak Nun berharap agar ceramahnya tersebut bukan untuk dengki atau saingan dengan siapa pun.

"Saya tidak bersaing dengan siapapun, bahkan saya bersedia kalah oleh siapa pun. Ndak apa. Saya juga tidak tega untuk menang melawan siapa pun karena Ndak tega daripada menang. Tapi ya aku gamau kalah dan saya juga gamau menang," katanya.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1634 seconds (0.1#10.140)