Prediksi Lengkap Cuaca dan Kebencanaan Jelang Idul Fitri 2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan, prediksi-prediksi cuaca dan kebencanaan jelang sampai setelah Idul Fitri. Hal ini disampaikan Dwikorita dalam rapat persiapan mudik Hari Raya Idul Fitri 2022 di Komisi V DPR.
Baca juga: BMKG Gempa Hari Ini, Begini Cara Cek Gempa Lewat Aplikasi BMKG
"Kemudian contoh berikutnya adalah cuaca untuk tempat ibadah, dan berikutnya adalah cuaca untuk Idul Fitri. Kemudian juga disiapkan prakiraan cuaca khusus untuk tempat wisata disertai peringatan dini ada di layar juga," kata Dwikorita di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (6/4/2022).
Untuk prakiraan atau prediksi cuaca sebelum lebaran, Dwikorita mengungkapkan bahwa pada tanggal 25 Maret sampai 1 Mei, titik-titik merah atau hujan lebat tersebar hampir merata. Baik di wilayah Sumatera, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua.
Kemudian sambung dia, untuk lebaran dan sesudah lebaran tanggal 2-4 Mei, tanda merah mulai bergeser ke arah barat yakni, Sumatera bagian Selatan, Jawa bagian tengah, di beberapa wilayah Kalimantan dan Sulawesi. Indonesia timur relatif lebih aman kecuali di Papua bagian tengah.
"Terakhir di periode 4-10 Mei, wilayah yang potensi mengalami hujan lebat ini semakin menyempit ke wilayah Jawa Barat, Banten, dan Lampung, Sumatera Selatan," ujarnya.
Dwikorita menjelaskan, untuk kondisi gelombang pada April dan Mei 2022, prakiraan BMKG tidak terjadi badai tropis, dan semoga sudah tidak terjadi. Wilayah perairan Indonesia sebagian besar berwarna biru, artinya relatif gelombang tidak terlalu tinggi, gelombang maksimum 1 meter.
"Nah, kalau membahayakan di Samudera Hindia, itu kuning, oranye, jadi wilayah tersebut yang patut diwaspadai," terang Dwikorita.
Lalu kata Dwikorita, BMKG juga akan memberikan informasi peringatan dini kebakaran hutan. Contoh untuk 7 April besok, ada potensi terbakar di wilayah Sumatera di bagian tengah, Sumatera Utara dan juga di sebagian kecil Kalimantan dan Papua.
Untuk gempa dan tsunami, Dwikorita menjelaskan, zona gempa bumi aktif ini diperkirakan dari kondisi kegempaan yang sudah terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia selama 6 bulan terakhir.
Maka, wilayah yang gempanya semakin aktif di antaranya, Aceh-Nias, Sumatera Barat-Kepulauan Mentawai, Bengkulu-Lampung, Selat Sunda-Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, NTB, NTT, Ambon-Seram, Sulawesi Tengah-Gorontalo, Laut Maluku sampai ke Papua bagian Utara.
"Ini semakin aktif, semakin perlu kewaspadaan," ucapnya.
Kemudian menurut Dwikorita, yang perlu menjadi perhatian juga adalah, sebagian dari wilayah gempa aktif tersebut berkaitan dengan megathrust atau gempa dasar laut, sehingga berpotensi terjadi tsunami.
"Yang perlu menjadi perhatian sebagian dari gempa gempa tersebut dapat berkaitan dengan megathrust ataupun dengan gempa dasar laut, sehingga potensi tsunami memang masih dimungkinkan," ungkapnya.
Lebih dari itu, Dwikorita menambahkan, BMKG juga melaporkan berbagai kesiapan peralatan yang sudah terpasang di seluruh wilayah Indonesia, terkalibrasi, dan beroperasi dengan baik.
Di antaranya, ada 40 radar dan ribuan peralatan yang terpasang. Begitu juga AWOS (automatic weather observation system) yang terpasang di hampir semua bandara di Indonesia.
"Juga kami menyiapkan radar khusus penyeberangan, radar maritim terutama Gilimanuk-Ketapang, juga di antara Lombok dan Flores, juga di Selat Sunda," urai Dwikorita.
"Terkait diseminasi, mohon tetap terus monitor melalui aplikasi mobile Info BMKG, juga youtube dan sosial media BMKG," imbaunya.
Baca juga: BMKG Gempa Hari Ini, Begini Cara Cek Gempa Lewat Aplikasi BMKG
"Kemudian contoh berikutnya adalah cuaca untuk tempat ibadah, dan berikutnya adalah cuaca untuk Idul Fitri. Kemudian juga disiapkan prakiraan cuaca khusus untuk tempat wisata disertai peringatan dini ada di layar juga," kata Dwikorita di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (6/4/2022).
Untuk prakiraan atau prediksi cuaca sebelum lebaran, Dwikorita mengungkapkan bahwa pada tanggal 25 Maret sampai 1 Mei, titik-titik merah atau hujan lebat tersebar hampir merata. Baik di wilayah Sumatera, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua.
Kemudian sambung dia, untuk lebaran dan sesudah lebaran tanggal 2-4 Mei, tanda merah mulai bergeser ke arah barat yakni, Sumatera bagian Selatan, Jawa bagian tengah, di beberapa wilayah Kalimantan dan Sulawesi. Indonesia timur relatif lebih aman kecuali di Papua bagian tengah.
"Terakhir di periode 4-10 Mei, wilayah yang potensi mengalami hujan lebat ini semakin menyempit ke wilayah Jawa Barat, Banten, dan Lampung, Sumatera Selatan," ujarnya.
Dwikorita menjelaskan, untuk kondisi gelombang pada April dan Mei 2022, prakiraan BMKG tidak terjadi badai tropis, dan semoga sudah tidak terjadi. Wilayah perairan Indonesia sebagian besar berwarna biru, artinya relatif gelombang tidak terlalu tinggi, gelombang maksimum 1 meter.
"Nah, kalau membahayakan di Samudera Hindia, itu kuning, oranye, jadi wilayah tersebut yang patut diwaspadai," terang Dwikorita.
Lalu kata Dwikorita, BMKG juga akan memberikan informasi peringatan dini kebakaran hutan. Contoh untuk 7 April besok, ada potensi terbakar di wilayah Sumatera di bagian tengah, Sumatera Utara dan juga di sebagian kecil Kalimantan dan Papua.
Untuk gempa dan tsunami, Dwikorita menjelaskan, zona gempa bumi aktif ini diperkirakan dari kondisi kegempaan yang sudah terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia selama 6 bulan terakhir.
Maka, wilayah yang gempanya semakin aktif di antaranya, Aceh-Nias, Sumatera Barat-Kepulauan Mentawai, Bengkulu-Lampung, Selat Sunda-Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, NTB, NTT, Ambon-Seram, Sulawesi Tengah-Gorontalo, Laut Maluku sampai ke Papua bagian Utara.
"Ini semakin aktif, semakin perlu kewaspadaan," ucapnya.
Kemudian menurut Dwikorita, yang perlu menjadi perhatian juga adalah, sebagian dari wilayah gempa aktif tersebut berkaitan dengan megathrust atau gempa dasar laut, sehingga berpotensi terjadi tsunami.
"Yang perlu menjadi perhatian sebagian dari gempa gempa tersebut dapat berkaitan dengan megathrust ataupun dengan gempa dasar laut, sehingga potensi tsunami memang masih dimungkinkan," ungkapnya.
Lebih dari itu, Dwikorita menambahkan, BMKG juga melaporkan berbagai kesiapan peralatan yang sudah terpasang di seluruh wilayah Indonesia, terkalibrasi, dan beroperasi dengan baik.
Di antaranya, ada 40 radar dan ribuan peralatan yang terpasang. Begitu juga AWOS (automatic weather observation system) yang terpasang di hampir semua bandara di Indonesia.
"Juga kami menyiapkan radar khusus penyeberangan, radar maritim terutama Gilimanuk-Ketapang, juga di antara Lombok dan Flores, juga di Selat Sunda," urai Dwikorita.
"Terkait diseminasi, mohon tetap terus monitor melalui aplikasi mobile Info BMKG, juga youtube dan sosial media BMKG," imbaunya.
(maf)