BMKG Ungkap Wilayah Gempa Aktif dan Berpotensi Tsunami Jelang Lebaran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) Dwikorita Karnawati mengungkapkan sejumlah wilayah gempa bumi aktif dan berkaitan dengan megathrust atau gempa dasar laut, sehingga berpotensi menimbulkan tsunami medio Oktober 2021-Maret 2022.
Hal ini disampaikannya dalam Rapat Kerja (Raker) dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi V DPR dengan Menhub, Menteri PUPR, Kepala BMKG, Kepala BNPP (Basarnas) dan Kakorlantas Polri terkait persiapan mudik Hari Raya Idul Fitri 1443 H/2022 M di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (6/4/2022).
Dwikorita menjelaskan, zona gempa bumi aktif ini diperkirakan dari kondisi kegempaan yang sudah terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia selama 6 bulan terakhir. “Terkait potensi gempa bumi dan tsunami. Gempa, kondisi kegempaan 6 bulan terakhir yang sudah terjadi, dari data 6 bulan terakhir ini dapat diperkirakan zona-zona yang berpotensi mengalami gempa-gempa,” kata Dwikorita.
Sehingga, Dwikorita mengungkapkan sejumlah wilayah yang gempanya semakin aktif di antaranya, Aceh-Nias, Sumatera Barat-Kepulauan Mentawai, Bengkulu-Lampung, Selat Sunda-Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, NTB, NTT, Ambon-Seram, Sulawesi Tengah-Gorontalo, Laut Maluku sampai ke Papua bagian Utara. “Ini semakin aktif, semakin perlu kewaspadaan,” imbaunya.
Kemudian, menurut Dwikorita, yang perlu menjadi perhatian juga adalah, sebagian dari wilayah gempa aktif tersebut berkaitan dengan megathrust atau gempa dasar laut, sehingga berpotensi terjadi tsunami. “Yang perlu menjadi perhatian sebagian dari gempa gempa tersebut dapat berkaitan dengan megathrust ataupun dengan gempa dasar laut, sehingga potensi tsunami memang masih dimungkinkan,” ungkapnya.
Dwikorita menuturkan, semuanya tidak bisa diprediksi kapan terjadinya dan hanya bisa bersiap-siap. Dan untuk kesiapan tersebut, satu-satunya bandara yang saat ini paling siap untuk menghadapi tsunami dengan segala fasilitasnya adalah Bandara Internasional Yogyakarta (YIA). Sementara bandara lain masih perlu penyempurnaan, khususnya untuk jalur evakuasi.
“Dan tempat evakuasi seperti di Ngurah Rai ini jalur jalur evakuasi sudah mulai diatur dan tempat evakuasinya sudah mulai disiapkan, tapi bandara yang lain perlu lebih diperhatikan dan juga beberapa pelabuhan,” tambahnya.
Hal ini disampaikannya dalam Rapat Kerja (Raker) dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi V DPR dengan Menhub, Menteri PUPR, Kepala BMKG, Kepala BNPP (Basarnas) dan Kakorlantas Polri terkait persiapan mudik Hari Raya Idul Fitri 1443 H/2022 M di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (6/4/2022).
Dwikorita menjelaskan, zona gempa bumi aktif ini diperkirakan dari kondisi kegempaan yang sudah terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia selama 6 bulan terakhir. “Terkait potensi gempa bumi dan tsunami. Gempa, kondisi kegempaan 6 bulan terakhir yang sudah terjadi, dari data 6 bulan terakhir ini dapat diperkirakan zona-zona yang berpotensi mengalami gempa-gempa,” kata Dwikorita.
Sehingga, Dwikorita mengungkapkan sejumlah wilayah yang gempanya semakin aktif di antaranya, Aceh-Nias, Sumatera Barat-Kepulauan Mentawai, Bengkulu-Lampung, Selat Sunda-Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, NTB, NTT, Ambon-Seram, Sulawesi Tengah-Gorontalo, Laut Maluku sampai ke Papua bagian Utara. “Ini semakin aktif, semakin perlu kewaspadaan,” imbaunya.
Kemudian, menurut Dwikorita, yang perlu menjadi perhatian juga adalah, sebagian dari wilayah gempa aktif tersebut berkaitan dengan megathrust atau gempa dasar laut, sehingga berpotensi terjadi tsunami. “Yang perlu menjadi perhatian sebagian dari gempa gempa tersebut dapat berkaitan dengan megathrust ataupun dengan gempa dasar laut, sehingga potensi tsunami memang masih dimungkinkan,” ungkapnya.
Dwikorita menuturkan, semuanya tidak bisa diprediksi kapan terjadinya dan hanya bisa bersiap-siap. Dan untuk kesiapan tersebut, satu-satunya bandara yang saat ini paling siap untuk menghadapi tsunami dengan segala fasilitasnya adalah Bandara Internasional Yogyakarta (YIA). Sementara bandara lain masih perlu penyempurnaan, khususnya untuk jalur evakuasi.
“Dan tempat evakuasi seperti di Ngurah Rai ini jalur jalur evakuasi sudah mulai diatur dan tempat evakuasinya sudah mulai disiapkan, tapi bandara yang lain perlu lebih diperhatikan dan juga beberapa pelabuhan,” tambahnya.
(cip)