Pengamat Paparkan Penyebab Rendahnya Partisipasi Anak Muda dalam Politik

Jum'at, 01 April 2022 - 18:27 WIB
loading...
Pengamat Paparkan Penyebab Rendahnya Partisipasi Anak Muda dalam Politik
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Partisipasi anak muda dalam politik dinilai masih cukup rendah. Kondisi ini tak terlepas dari partai politik yang hanya mendekati mereka ketika menjelang pemilihan.

"Mereka akan melakukan gerilya, melakukan kerja politik baik itu propaganda, persuasif, dan sebagainya itu hanya di masa-masa ketika kontestasi politik," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah saat mengisi webinar Mendorong Partisipasi Anak Muda dalam politik yang digelar Partai Perindo, Jumat (1/3/2024).

Dedi menuturkan, untuk menarik partisipasi pemuda dalam politik harus melakukan pendekatan jangka panjang. Kalangan muda tak akan tergiur dengan pendekatan parpol sebatas menjelang kontestasi politik dan hanya akan menerjunkan pemuda dalam politik era mediasi.



"Jadi anak muda itu sebatas mediator saja bukan kelompok yang bergerak atau bukan kelompok pendobrak dari tradisi lama. Politik yang hanya dikuasai oleh kelompok-kelompok matang dalam usia maupun ekonomi sehingga anak-anak muda ini akan kesulitan untuk muncul," katanya.

Dedi mengatakan sulit membawa pemilih muda ke ranah yang valid. Hal itu lantaran pemuda tidak stabil dalam isu-isu politik. "Mereka akan menyukai hal-hal yang sifatnya kontestasi, ikut meramaikan dalam hal festival, kampanye, dalam hal bisa digiring untuk membentuk opini publik, termasuk juga bisa meramaikan di medsos," kata Dedi.

Ia menyebutkan, keramaian yang diikuti kalangan pemuda sebatas prakontestasi. Pemuda cenderung enggan ikut andil dalam kontestasi yang sesungguhnya.

Baca juga: DPW Perindo Jawa Barat Terus Bergerak Bagikan Gerobak untuk UMKM

"Akan banyak anak-anak muda yang terlibat dalam kampanye-kampanye politik, diskusi-diskusi politik, memasukkan perdebatan-perdebatan politik di media sosial dan tempat lain, tetapi dalam proses yang valid ketika ada pemilihan datang ke TPS (tempat pengambilan suara) itu tidak menjanjikan," kata Dedi.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1748 seconds (0.1#10.140)