Wapres Asal Luar Pulau Jawa: Bung Hatta hingga Jusuf Kalla
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejak Indonesia merdeka, ada lima tokoh luar Pulau Jawa yang menjadi wakil presiden (wapres) . Jusuf Kalla bahkan menjadi wapres dua periode.
Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Sejak saat itu hingga kini, 12 tokoh bangsa tercatat menjadi wapres. Di antara para wapres tersebut, ada yang berasal dan lahir di luar Pulau Jawa.
Berikut ini SINDOnews tampilkan profil singkat wapres yang lahir di luar Pulau Jawa:
1. Mohammad Hatta
Mohammad Hatta, yang akrab disebut Bung Hatta, lahir di Kampung Aur Tajungkang, Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Saat lahir, nama yang diberikan orang tuanya adalah Muhammad Athar. Hatta merupakan wapres pertama RI.
Dikutip dari kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id, pada tahun 1945 Hatta secara aklamasi diangkat sebagai wakil presiden pertama RI. Sebelumnya, Soekarno atau Bung Karno juga diangkat secara aklamasi menjadi presiden RI.
Hatta menjadi wapres hingga 1956. Dia mengundurkan diri dari jabatan tersebut. Hatta meninggal di Jakarta 14 Maret 1980. Jenazahnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
2. Adam Malik Batubara
Pria kelahiran Pematang Siantar, 22 Juli 1917 ini menjadi wapres pada 1978-1983. Dia menggantikan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang tidak bersedia dicalonkan lagi.
Sebelum menjadi orang nomor 2 di Republik ini, Adam Malik menjabat beberapa posisi penting seperti Dubes di Uni Soviet dan Polandia (1959), Wakil Perdana Menteri II/Menteri Luar Negeri (1966-1977), dan Ketua MPR/DPR (1977-1978).
Adam Malik meninggal di Bandung pada 5 September 1984. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
3. Bacharuddin Jusuf Habibie
Bacharuddin Jusuf Habibie atau lebih dikenal dengan BJ Habibie, lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Meski pada 1993 namanya sudah disebut-sebut akan menjadi wapres, ilmuwan dan teknokrat ini akhirnya menjadi wapres pada 1998.
Dikutip dari kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id, Habibie hanya setahun kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Kemudian, Habibie 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude.
Habibie bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Tanah Air. Sebelum menjadi wapres pada Maret 1998, Habibie adalah Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT. Jabatan Menristek diembannya sejak 1978.
Habibie cukup singkat menjadi wapres karena Soeharto lengser pada 21 Mei 1998. Habibie kemudian diangkat menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto. Habibie menjabat Presiden RI hingga 20 Oktober 1999. Habibie meninggal dunia di Ruang CICU Paviliun Kartika RSPAD Jakarta Pusat, 11 September 2019.
4. Hamzah Haz
Hamzah Haz lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, Kamis 15 Februari 1940. Hamzah merupakan politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Pada 26 Juli 2001, lewat pemilihan tiga tahap, Hamzah resmi mendampingi Megawati Soekarnoputri yang telah dipilih MPR RI menjadi Presiden pada tiga hari sebelumnya.
Diketahui, setelah Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden RI menggantikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dimakzulkan MPR RI, kursi Wakil Presiden yang sebelumnya diduduki Megawati kosong. Sejumlah nama calon wakil presiden (cawapres) bermunculan. Nama-nama tersebut adalah Ketua Umum DPP PPP Hamzah Haz, Ketua Umum Partai Golkar yang juga Ketua DPR Akbar Tandjung, mantan Menko Polsoskam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agum Gumelar, dan Siswono Yudo Husodo.
Hamzah Haz yang diusung Fraksi PPP dan Fraksi Reformasi menang pada putaran pertama pemilihan dengan meraih 238 suara dari 613 anggota MPR RI yang hadir. Di bawahnya Akbar Tandjung, Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar, dan Siswono Yudo Husodo.
Karena tidak ada cawapres yang meraih suara lebih dari separuh anggota MPR yang hadir, pemilihan dilanjutkan ke tahap dua. Tiga cawapres peraih suara terbanyak yakni Hamzah Haz, Akbar Tandjung, dan SBY, berhak bertarung di tahap kedua. Hasilnya, Hamzah Haz tetap unggul dengan 254 suara dari 609 anggota MPR yang hadir. Kemudian, Akbar Tandjung di urutan kedua dengan 203 suara, dan SBY yang dicalonkan Fraksi KKI dan 80 anggota MPR RI, meraih 147 suara.
Lantaran tak ada calon yang meraih suara lebih dari separuh anggota yang hadir, pemilihan pun dilanjutkan ke tahap tiga. Hanya dua yang maju ke tahap ini, yakni Hamzah Haz dan Akbar Tandjung. Hasilnya, Hamzah Haz berhasil meraih 340 suara dari 610 anggota MPR yang hadir. Sementara, Akbar Tandjung hanya mendapat 237 suara. Abstain 29 suara dan empat suara dinyatakan tidak sah. Hamzah menjadi Wapres hingga 2004.
5. M Jusuf Kalla
Jusuf Kalla lahir di Watampone,Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942. Pria yang akrab disapa JK ini dua kali menjadi wapres.
Pada 2004-2009, anak dari pasangan Haji Kalla dan Athirah ini mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pasangan ini menjadi pemenang Pilpres 2004 yang merupakan pemilihan presiden pertama secara langsung oleh rakyat, bukan lagi oleh MPR RI.
Lima tahun kemudian, pada Pilpres 2009, JK mencalonkan diri sebagai capres. JK berpasangan dengan Wiranto. Selain JK-Wiranto, dua pasangan lainnya yang bertarung adalah SBY-Boediono dan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto.
Pasangan JK-Wiranto kalah dan berada di urutan buncit dari tiga pasangan yang bertarung. JK pun gagal menjadi RI-1.
Pada Pilpres 2014, JK maju pilpres lagi. Namun, kala itu JK kembali menjadi cawapres, mendampingi Joko Widodo (Jokowi). Pasangan ini menang dari duet Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. JK pun kembali menjadi RI-2 pada 2014-2019.
Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Sejak saat itu hingga kini, 12 tokoh bangsa tercatat menjadi wapres. Di antara para wapres tersebut, ada yang berasal dan lahir di luar Pulau Jawa.
Berikut ini SINDOnews tampilkan profil singkat wapres yang lahir di luar Pulau Jawa:
1. Mohammad Hatta
Mohammad Hatta, yang akrab disebut Bung Hatta, lahir di Kampung Aur Tajungkang, Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Saat lahir, nama yang diberikan orang tuanya adalah Muhammad Athar. Hatta merupakan wapres pertama RI.
Dikutip dari kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id, pada tahun 1945 Hatta secara aklamasi diangkat sebagai wakil presiden pertama RI. Sebelumnya, Soekarno atau Bung Karno juga diangkat secara aklamasi menjadi presiden RI.
Hatta menjadi wapres hingga 1956. Dia mengundurkan diri dari jabatan tersebut. Hatta meninggal di Jakarta 14 Maret 1980. Jenazahnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
2. Adam Malik Batubara
Pria kelahiran Pematang Siantar, 22 Juli 1917 ini menjadi wapres pada 1978-1983. Dia menggantikan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang tidak bersedia dicalonkan lagi.
Sebelum menjadi orang nomor 2 di Republik ini, Adam Malik menjabat beberapa posisi penting seperti Dubes di Uni Soviet dan Polandia (1959), Wakil Perdana Menteri II/Menteri Luar Negeri (1966-1977), dan Ketua MPR/DPR (1977-1978).
Adam Malik meninggal di Bandung pada 5 September 1984. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
3. Bacharuddin Jusuf Habibie
Bacharuddin Jusuf Habibie atau lebih dikenal dengan BJ Habibie, lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Meski pada 1993 namanya sudah disebut-sebut akan menjadi wapres, ilmuwan dan teknokrat ini akhirnya menjadi wapres pada 1998.
Dikutip dari kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id, Habibie hanya setahun kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Kemudian, Habibie 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude.
Habibie bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Tanah Air. Sebelum menjadi wapres pada Maret 1998, Habibie adalah Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT. Jabatan Menristek diembannya sejak 1978.
Habibie cukup singkat menjadi wapres karena Soeharto lengser pada 21 Mei 1998. Habibie kemudian diangkat menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto. Habibie menjabat Presiden RI hingga 20 Oktober 1999. Habibie meninggal dunia di Ruang CICU Paviliun Kartika RSPAD Jakarta Pusat, 11 September 2019.
4. Hamzah Haz
Hamzah Haz lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, Kamis 15 Februari 1940. Hamzah merupakan politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Pada 26 Juli 2001, lewat pemilihan tiga tahap, Hamzah resmi mendampingi Megawati Soekarnoputri yang telah dipilih MPR RI menjadi Presiden pada tiga hari sebelumnya.
Diketahui, setelah Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden RI menggantikan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dimakzulkan MPR RI, kursi Wakil Presiden yang sebelumnya diduduki Megawati kosong. Sejumlah nama calon wakil presiden (cawapres) bermunculan. Nama-nama tersebut adalah Ketua Umum DPP PPP Hamzah Haz, Ketua Umum Partai Golkar yang juga Ketua DPR Akbar Tandjung, mantan Menko Polsoskam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agum Gumelar, dan Siswono Yudo Husodo.
Hamzah Haz yang diusung Fraksi PPP dan Fraksi Reformasi menang pada putaran pertama pemilihan dengan meraih 238 suara dari 613 anggota MPR RI yang hadir. Di bawahnya Akbar Tandjung, Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar, dan Siswono Yudo Husodo.
Karena tidak ada cawapres yang meraih suara lebih dari separuh anggota MPR yang hadir, pemilihan dilanjutkan ke tahap dua. Tiga cawapres peraih suara terbanyak yakni Hamzah Haz, Akbar Tandjung, dan SBY, berhak bertarung di tahap kedua. Hasilnya, Hamzah Haz tetap unggul dengan 254 suara dari 609 anggota MPR yang hadir. Kemudian, Akbar Tandjung di urutan kedua dengan 203 suara, dan SBY yang dicalonkan Fraksi KKI dan 80 anggota MPR RI, meraih 147 suara.
Lantaran tak ada calon yang meraih suara lebih dari separuh anggota yang hadir, pemilihan pun dilanjutkan ke tahap tiga. Hanya dua yang maju ke tahap ini, yakni Hamzah Haz dan Akbar Tandjung. Hasilnya, Hamzah Haz berhasil meraih 340 suara dari 610 anggota MPR yang hadir. Sementara, Akbar Tandjung hanya mendapat 237 suara. Abstain 29 suara dan empat suara dinyatakan tidak sah. Hamzah menjadi Wapres hingga 2004.
5. M Jusuf Kalla
Jusuf Kalla lahir di Watampone,Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942. Pria yang akrab disapa JK ini dua kali menjadi wapres.
Pada 2004-2009, anak dari pasangan Haji Kalla dan Athirah ini mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pasangan ini menjadi pemenang Pilpres 2004 yang merupakan pemilihan presiden pertama secara langsung oleh rakyat, bukan lagi oleh MPR RI.
Lima tahun kemudian, pada Pilpres 2009, JK mencalonkan diri sebagai capres. JK berpasangan dengan Wiranto. Selain JK-Wiranto, dua pasangan lainnya yang bertarung adalah SBY-Boediono dan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto.
Pasangan JK-Wiranto kalah dan berada di urutan buncit dari tiga pasangan yang bertarung. JK pun gagal menjadi RI-1.
Pada Pilpres 2014, JK maju pilpres lagi. Namun, kala itu JK kembali menjadi cawapres, mendampingi Joko Widodo (Jokowi). Pasangan ini menang dari duet Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. JK pun kembali menjadi RI-2 pada 2014-2019.
(zik)